Kenapa Bisa?

68 10 4
                                    


"Di dunia ini ada banyak misteri yang menimbulkan ribuan pertanyaan di kepala. Lebih dari sekedar apakah naga mitos atau fakta?"

*****

"Mingyu, apa kemarin kamu menemukan mobil Seungkwan?"

Semua mata tertuju pada Mingyu, menunggu jawaban dari lelaki itu. Hanya Jeonghan yang bertatap mata dengan Seungkwan. Arwah itu mengangguk, namun wajahnya terlihat bingung.

"Kenapa?" bisik Jeonghan.

Lagi-lagi Seungkwan menggelengkan kepala. "Rasanya ada hal yang aku lupakan. Tapi, aku tak tahu apa itu," sahut Seungkwan dengan wajah yang terlihat sedih. "Disaat seperti ini keberadaanku malah tak berguna," gumamnya.

Jeonghan hanya menggeleng pelan sebagai jawaban, seolah menenangkan. Kemudian tatapannya kembali tertuju pada sosok Mingyu yang masih diam.

"Gimana Mingyu?" tanya Wonwoo dengan tegas. Dia mulai tak sabar menghadapi teman satu timnya itu.

Mingyu yang bingung harus mengatakan apa, akhirnya hanya menggeleng dengan cepat, "Gue nggak yakin," cicit Mingyu.

Mendengar jawaban itu. Seungcheol dan hampir semua anggota mengerutkan kening. "Maksud lo? Nggak yakin gimana? Lo liat apa nggak?" cecar Seungcheol.

Mingyu menghembuskan nafas dengan kasar. "Mobilnya ada, gue yakin banget. Soalnya ada stiker pororo yang dipasang di belakang plat nomor mobil," jelas Mingyu, kemudian dia menghentikan ucapannya.

"Terus?" tanya Seokmin penasaran. Dia juga gemas dengan kembarannya.

Mingyu menoleh pada Seokmin dengan ekspresi sedih, "Mo-mobil itu, lebih dari mulus untuk dibilang mobil bekas kecelakaan,"lanjutnya.

Mingyu kemudian menoleh pada Jeonghan dan menatap lelaki itu dalam. Sayangnya, Jeonghan tak paham arti tatapan MIngyu itu.

"Lo yakin? Udah diperiksa bener-bener?" tanya Wonwoo seolah tak percaya dengan ucapan Mingyu.

Tentu saja pertanyaan Wonwoo langsung membuat emosi MIngyu naik. "Lo nggak percaya sama gue? Kenapa lo nggak balik lagi kesana?" omelnya.

"Di situasi saat ini, orang terdekat tentu saja yang paling harus dicurigai." Wonwoo menjawab dengan dingin.

"Yak! Shibal!" MIngyu berdiri dan menunjuk Wonwoo. "Tau apa lo tentang hubungan keluarga gue?" marahnya.

Seokmin langsung berdiri dan menenangkan kembarannya. Mingyu memang sabar, tapi sekalinya marah, emosinya pasti meledak-ledak.

Meski sedikit kesulitan, Seokmin dan Jun berhasil menenangkan Mingyu lagi. Semua orang, termasuk Seungcheol langsung terkejut dengan emosi Mingyu yang meledak. Hanya Wonwoo saja yang masih terlihat tenang.

Apakah dia memang terlatih untuk mengendalikan emosinya? Agar penyelidikan tetap tenang dan berada di koridornya?

Dari seberang meja, Woozi menatap Wonwoo dengan tajam. Seolah memperingatkan lelaki itu untuk sadar akan posisinya. Bagi Woozi, Wonwoo memang detektif yang mereka sewa. Tapi itu artinya Wonwoo harus melayani semua anggota keluarga Kim, bukan hanya Seungcheol.

Suasana kembali hening namun lebih mencekam dan tidak nyaman. Kecurigaan di antara mereka semakin tajam. Mungkin juga dalam hati mereka sudah terbagi menjadi dua kubu.

"Kalau orang terdekat yang seharusnya yang dicurigai, harusnya lo lebih curiga sama gue dan Seokmin," ujar Seungcheol berusaha mendinginkan suasana.

Seungcheol terlihat tanpa emosi saat mengucapkan hal itu, sementara Seokmin yang terkejut hanya ikut mengangguk. "Mingyu jarang ketemu sama si kembar. Waktu kejadian pun Mingyu sedang bersama Kak Josh, iya kan?" tanya Seokmin membela kembarannya.

Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang