"Konflik itu menyebalkan dan melelahkan. Namun, kali ini harus dihadapi karena berurusan antara hidup dan mati." -Seungcheol-
*****
Seungcheol masih memejamkan mata, tapi dia tidak tertidur sama sekali. Otaknya justru sedang sibuk berpikir. Mempertimbangkan sebuah langkah yang harus dia ambil.Sementara itu, Mingyu mengemudikan mobil Seungcheol menuju daerah Hongdae. Tetapi setibanya disana, Seungcheol memintanya pergi lagi menuju ke arah selatan tepatnya menuju kawasan Yangcheon-gu.
Kawasan ini terletak sebelah timur bandara Gimpo. Terletak di barat daya dari sungai Han. Kawasan pemukiman yang dihuni kalangan menengah ke atas, tapi jarang mereka kunjungi.
"Kita mau kemana?" tanya Seokmin akhirnya membuka suara.
"Apart," sahut Seungcheol tanpa membuka matanya. Dia terlihat lebih tenang saat Seokmin menatapnya sebentar.
"Lo punya apart daerah sini?" Mingyu ikut bertanya, sambil sekilas melirik kembarannya. Dia selalu merasa hidupnya mewah namun, kehidupan Seungcheol terasa berbeda level baginya.
"Hmm." Hanya itu jawaban Seungcheol.
Suasana mobil kembali hening. Ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Lima belas menit kemudian, Seungcheol membuka mata dan memajukan badannya. Mereka sudah tiba di kawasan yang dituju, Seungcheol memberikan arahan pada Mingyu. Tujuan mereka sebuah apartemen yang cukup bagus, walaupun tidak semewah milik Seungcheol di Hongdae.
Mingyu dan Seokmin hanya mengekor, mengikuti kemana Seungcheol pergi. Tanpa protes sedikit pun.
"Bagus juga," puji Mingyu saat mereka tiba di unit apartemen milik Seungcheol.
Terasa cukup besar dengan tiga kamar tidur dan jendela ruang tengah yang lebar dan tinggi.
Mingyu mencari tombol untuk membuka tirai. "Smart home," gumam Mingyu setelah melihat berbagai pengaturan yang menempel di tembok dengan model touch screen.
Sementara itu, Seokmin beberapa kali mengoleskan tangan pada beberapa perabotan. Dia cukup takjub karena tak mendapati debu disana.
"Siapa yang bersihin rumah ini?" tanya Seokmin penasaran.
"Ahjumma," sahut Seungcheol singkat.
Dia membuka jaket dan kemejanya, menyisakan kaos hitam polos. Melemparkan pakaiannya ke sofa dan berjalan menuju kulkas.
"Lo nggak pernah cerita punya apart daerah sini," ungkap Seokmin sambil menggantungkan jaketnya di gantungan mantel yang ada di dekat pintu masuk.
"Apart ini disewakan. Baru kosong bulan lalu," jelas Seungcheol sambil kembali dengan sebotol minuman soda.
"Lo beli apart ini? Sendiri?" Mingyu masih takjub dan kebingungan. Mulutnya membulat saat melihat Seungcheol mengangguk.
"Hasil ngumpulin uang jajan sama gaji-gaji receh hasil bantuin project Ayah," jelas Seungcheol. Kini dia mengeluarkan smartphone-nya dan mulai berselancar di dunia maya. Memantau sejauh mana berita tentang dirinya.
Si kembar bertatapan sambil menggelengkan kepala.
"Uang receh bisa buat beli apart?" tanya Seokmin tak habis pikir. "Apa ini alasannya lo suka jajanin gue kalau awal bulan?" sambungnya.
Lagi-lagi Seungcheol mengangguk. "Kenapa jadi ngomongin apart sih?"
"Sorry Hyung, ini amazing aja buat kita," sahut Mingyu yang kini berjalan menuju sofa tempat seungcheol duduk.
Saat Seokmin duduk di sampingnya Mingyu bergerak untuk berbisik padanya "Project recehan lo bisa buat beli apart juga? Gue mau satu yang kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader : Light In The Shadow
Tajemnica / ThrillerSeungcheol menjadi calon pewaris utama Kim Company, setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Kakaknya. Namun, kesedihannya belum usai. Setahun kemudian adik kembarnya yang mengalami kecelakaan serupa, hingga salah satunya meninggal dunia. Pen...