nothing can stop us

67 8 2
                                    


"Salah satu hal yang cukup membahayakan adalah kejahatan yang terorganisir, kebohongan yang dilakukan bersama-sama. Kalau sudah begini, siapa yang harus tanggung jawab atas semua kerusakan?"

*****

Seungcheol rasanya ingin memukul jidat lebar Mingyu, saat hoshi meneleponnya dengan panik dan mengabari,

["Cheol, gue khawatir deh Seokmin kenapa-napa. Dia bener-bener nggak inget punya apartemen di Hongdae! Apa harus gue periksa?"]

Seungcheol menghela nafas panjang untuk menenangkan diri. Dari panggilan itu terdengar suara keributan si kembar Joshua-Jeonghan dan sang Adik, Seokmin.

Seungcheol tersenyum simpul, "Konyol juga," gumamnya dalam hati.

Seokmin memang sering bercanda, hingga orang yang baru mengenalnya sulit membedakan kapan dia serius dan bercanda. Seperti saat ini. Seungcheol terdiam sejenak, ingin mendengarkan keributan di belakang Hoshi dengan jelas.

"Coba tenang dulu, tarik napas." Suara Jeonghan terdengar jelas.

"Ini gue tenang, Jeonghan. Tapi, gue memang nggak punya apart di Hongdae!" Seokmin masih bersikukuh. "Gue nggak bercanda ini, liat muka serius gue!"

"Terus siapa yang beli apart atas nama lo? Tadi pengurusnya juga bilang ko ada unit atas nama lo," sahut Joshua mulai kesal. Mereka bahkan sampai konfirmasi ke pihak pengurus.

Seungcheol terkekeh kecil mendengar keributan itu. Dia berusaha tenang dan mencari alasan yang bisa dipahami teman-teman barunya itu.

["Halo? Cheol? Gimana ini?"] Hoshi terdengar tak sabar menunggu sahabatnya itu menjawab.

"Itu apart hadiah keluarga gue buat ulang tahun Seokmin sama MIngyu, tapi kita pakai sekarang. Soalnya gue lagi diawasi, gak bisa terlalu jauh dari jangkauan Ayah," jelas Seungcheol sambil terkekeh palsu.

["Serius? Itu alasannya Seokmin nggak tau?"] tanya Hoshi ikut terkekeh. Dia menyadari kekonyolan yang telah mereka perdebatan sejak tadi.

"Iya, hehehe. Pokoknya kalian datang kesini maksimal jam 8 yah, jangan barengan. Tunjukin kode QR yang gue kasih pas nanti masuk gerbang ya. Soalnya gak sembarang orang bisa masuk lingkungan ini." Seungcheol berusaha mengalihkan pembicaraan.

["oke, oke. Nanti gue atur, gue pulang jam 7 ko hari ini. Kalau gitu gue tutup ya."] Hoshi tertawa geli di akhir panggilan itu.

Setelah konfirmasi dari Seungcheol, keributan tentang apartemen Seokmin pun berakhir.

Pukul 8.15, Joshua, Jeonghan, dan Seokmin sudah tiba di apartemen. Bell berbunyi dan Seungcheol membukakan pintu. Bukan karena rajin, soalnya Mingyu sedang membereskan kamar dan Woozi sedang menonton tv.

"Wah, gilak! Neomu Cool, Hyung!" pekik Seokmin takjub. Dia tak pernah membayangkan punya tempat tinggal semewah ini. Dalam perhitungannya, jika dia menghemat kehidupan selama 2 tahun, barulah dia bisa punya tempat tinggal semewah ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang