Rekaman CCTV

72 8 0
                                    

“Di dunia ini ada banyak rahasia. Terkadang kita tak perlu tau apa itu.” Jeonghan

*****

“Jadi, Seungcheol curiga sama ibu kandung si kembar Seungkwan-Seunghee?” pekik Woozi dengan matanya yang membulat.
Dia sangat terkejut dengan cerita Jeonghan dan Joshua. Meskipun dalam rapat Wonwoo sudah memperingatkan mereka pada kemungkinan itu, bagi Woozi yang berasal dari keluarga harmonis rasanya itu tak mungkin.

“Betol!” jawab jeonghan sambil menyenderkan kepalanya di kursi Joshua.

“Ah, kaya drama aja. Emang ada Ibu yang tega ngebunuh anaknya?” tanya Woozi penuh emosi. Logikanya masih menolak mempercayai kecurigaan teman-temannya.

“Nah itu, kita harus liat cctv buat membuktikan prasangka kita.” Kini Joshua yang menjawab. “Sebenarnya, kalau tadi gue nggak ada disana, kayaknya gue juga gak akan percaya.”

“Tapi gak mudah liat rekaman cctv rumah sakit gitu aja. apalagi ruang intensif,” jelas Woozi terdengar sedih.

Jeonghan menatap Woozi dengan tatapan bingung, “Ya justru itu kita culik lo. Kalau kita doang mana bisa, tapi lo kan bisa.”

Woozi tiba-tiba melayangkan sebuah pukulan yang keras ke lengan atas Jeonghan.
Plak!
“Aw!” teriak Jeonghan yang terkejut.

“Bener juga! Hahahaha,” Ujar Woozi dengan tawa yang pecah seketika. “Ah kelamaan ngobrol sama kalian ikutan bego gue.”

“Lah?” Jeonghan tak terima dengan ucapan woozi.

“Lah?” Woozi membeo, maksudnya dia bingung mengapa Jeonghan berkata Lah.

“Lah?” Joshua juga bingung tapi dia lebih ke ikut-ikutan.

“Tuh kan, makin gak sehat gue.” Woozi mengibaskan tangannya di depan wajah. “Ngebut Josh, gue gamau kelamaan deket-deket sama si Jeonghan,” sambungnya sambil mengalihkan pandangan ke depan. Mengabaikan Jeonghan yang menatapnya bingung.

Joshua hanya menimpali dengan tawa ringan, sambil melajukan mobilnya lebih cepat.

Jeonghan masih menatap Woozi dengan kesal, “Dih, lo gak tau aja si Joshuji lebih gak sehat otaknya. Pura-pura sehat aja dia tuh,” gerutu Jeonghan sambil menyandarkan punggungnya.

Sayangnya omelan itu hanya ditanggapi Woozi dengan menutup kupingnya, membuat jeonghan semakin ksal. Joshua kembali tertawa menikmati pertengkaran itu.

Sesampainya di rumah sakit, Woozi langsung turun dari mobil dan berjalan dengan penuh percaya diri. Meninggalkan teman kembarnya.

“Duh tu bocah petantang-petenteng amat, berasa dia yang punya rumah sakit,” omel Jeonghan sambil berjalan di belakang Woozi.

Mereka sedikit berjarak karena, jalan Woozi yang cukup cepat. Dia terlalu bersemangat hingga melupakan J twins.

“Lah emangnya bukan?” tanya Joshua bingung.

Jeonghan menggeleng, “Appa-nya Woozi kan Jendral. Apa Profesor ya? Lupa deh,” jawab Jeonghan.

Joshua hanya mengangguk, baginya apapun pekerjaan Orang Tua Woozi bukan urusannya.“Diliat-liat bukannya keren malah lucu. Kaya anak nyasar.” Joshua terkekeh.

Langkah mereka sedikit terhenti saat akan memasuki pintu lobi karena, harus mengalah pada kendaraan yang lewat. Saat itu, Joshua sedikit memperhatikan sekitar dan melihat sekeliling. Ada beberapa lelaki berhoodie hitam yang terlihat seperti sedang mengintai.

Joshua hendak mengatakan kecurigaannya pada Jeonghan, tapi akhirnya memilih diam. Pikirnya mereka sedang berada di tempat umum, pasti banyak yang pakai jaket atau hoodie hitam.

Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang