Tamu Seungcheol

86 10 3
                                    

Malam kian larut, Seungcheol kini sibuk dengan laptopnya di dalam kamar, sedangkan dua adik sepupunya fokus menonton film horor. Melatih adrenalin sebelum masuk ke medan perang katanya.

Ting! Tong!

Tiba-tiba bell apartemen Seungcheol berbunyi, Seokmin dan Mingyu yang sedang duduk berdempetan di sofa depan televisi saling berpandangan.
Seokmin menggerakkan dagunya menyuruh Mingyu untuk membukakan pintu.
Mingyu menggeleng heboh. Tetapi Seokmin mendorongnya.

“Siapa?” teriak Mingyu tanpa ingin repot-repot bergerak.

“Nggak akan kedengaran, ini bukan asrama kampus!” omel nya bersungut-sungut.

Mingyu kembali menggeleng, “Takut ah, kalau bukan manusia gimana?”

Mendengar jawaban Mingyu, membuat sang kembaran terdiam. Mereka sedang menonton film Conjuring dan sebenarnya Seokmin juga takut yang memencet bell apartemen bukan manusia.

“Ya berarti hantu,” cicit Seokmin dengan suara pelan. Kedua alisnya menekuk tanda bahwa dia juga ragu dan panik.

Ting! Tong!

Dua manusia kembar itu kembali berpandangan, duduk mereka semakin merapat. Masih tak ada yang mau bergerak dari tempat duduknya. Hanya menatap ke arah pintu apartemen dengan wajah ketakutan. Tenggorokan mereka terasa kering, bahkan kesulitan untuk menelan salivanya sendiri.

Seokmin cepat-cepat menekan tombol pause, “Kita tunggu sekali lagi,kalau beneran manusia pasti bunyi lagi,” bisik Seokmin.
Minggu mengangguk setuju. Dia sangat takut dengan hantu.

“Mingyu! Tolong bukain pintu,” teriak Seungcheol dari kamar.

"Mati!" gumam Mingyu.

Seungcheol lupa memberi tahu si kembar jika akan ada tamu yang datang. Sementara si kembar yang polos dan jarang overthinking hanya berpikir Seungcheol sedang beristirahat dan menenangkan diri.

Wajah Mingyu berubah pucat karena panik. “Gimana ini?” bisiknya.

“Lo lebih takut Seungcheol Hyung apa hantu?” tanya Seokmin dengan wajah seriusnya.

Bibir Mingyu melengkung ke bawah, “Dua-duanya.”

“Hantu bisa bikin lo gila kalau kerasukan lama, tapi manusia bisa bikin lo mati seketika,” bisik Seokmin dengan wajah seriusnya, "Apalagi Seungcheol Hyung. Lo tau kan marahnya gimana?" sambungnya.

Mingyu mengangguk, susah payah menelan salivanya sendiri.

“Mending lo buka pintunya, daripada hilang nyawa.” Seokmin mendorong tubuh Mingyu.

Mingyu semakin cemberut dan balas mendorong tubuh Seokmin dengan keras hingga dia terjengkang dari tempat duduknya dan jatuh ke lantai dengan sangat tidak keren.

“Kembaran nggak guna!” maki Mingyu, sambil beranjak dan pergi membuka pintu.

Ting! Tong!

Mingyu yang sedang berjalan tersentak kaget. Dia menelan salivanya lagi sebelum meraih gagang pintu. Dia tak berani melihat intercom atau lensa di pintu.

“Kalau hantu, bakal gue tonjok terus gue tutup pintunya,” gumam Mingyu penuh tekad. “One, two.” Mingyu membuka pintu apartemen.

Plak!

Mingyu langsung menutup mata saat sebuah tangan menyentuh dahinya.

“Lama amat lo buka pintu Kiming!” omel Woozi yang langsung masuk tanpa mempedulikan ekspresi Mingyu. Dia sudah tau Mingyu yang akan membukakan pintu karena, sebelumnya dia sudah spam chat pada kakaknya. Woozi berpikir Mingyu lama membukakan pintu karena jail dan tau dia yang datang.

Mingyu masih memejamkan mata, tak sadar ada orang lain yang datang bersama Woozi.

“Are you ok?”  tanya seorang pria berkacamata bulat. Dia menatap Mingyu penuh tanda tanya di kepalanya.

Leader : Light In The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang