Perasaan kehilangan dan berkabung merupakan musuh Seungcheol. Bukan karena Seungcheol benci Tuhan dan takdirnya, dia hanya merasa manusia lemah. Seungcheol selalu berharap rasa itu tak datang kembali dalam waktu dekat.
Seungcheol belum siap, luka yang ada belum sepenuhnya sembuh. Jika perasaan berkabung itu kembali datang dalam hidupnya, Seungcheol tak tahu harus berbuat apa untuk menyelamatkan jiwanya yang masih rapuh.
Sayangnya, Tuhan ingin Seungcheol lebih kuat.
"Maaf, kami sudah berusaha dengan maksimal. Sayangnya kedua pasien mengalami luka yang sangat parah. Tuan Seungkwan masih mengalami masa kritis dan nona Seunghee-" Dokter menjeda ucapannya.
"Apa? Bagaimana keadaan adik saya?" tanya Seungcheol penuh emosi.
Seokmin berusaha menahan badan Kakak sepupunya, yang berusaha mendekati sang Dokter.
Ayah dan Ibu Seungcheol saling berpelukan, keduanya saling menguatkan.
"Tenang, Nak," ucap Siwon menepuk pundak Seungcheol dengan lembut. Hal itu bisa membuat Seungcheol yang agresif jadi sedikit lebih tenang.
Dokter menatap keluarga Kim dengan wajah sedihnya, "Maaf, nona Seunghee tidak bisa diselamatkan," lanjut Dokter bernama David itu. Die menundukkan kepala beberapa saat.
Seungcheol langsung lemas seketika. Seokmin menahan badan Kakaknya yang hampir saja terjatuh. Dia menarik badan Seungcheol untuk duduk di lantai dan bersandar pada tembok.
"Hyung," panggilnya dengan lembut.
Seungcheol menoleh dengan lemah. Dia memang tidak menangis, tapi tatapan matanya kosong. Badannya dingin. Wajahnya berubah pucat.
Suara tangis sang Ibu terdengar samar di telinga Seungcheol. Dia bahkan tak fokus, saat Seokmin mengajaknya berbicara. Dia hanya mampu menatap adik sepupunya itu.
"Lo jangan ikut pergi ya."
Air mata Seokmin jatuh seketika, saat sang Kakak berkata dengan tatapan kosongnya. Tangis yang sejak tadi ditahannya, tak bisa dibendung lagi. Dia memeluk tubuh Seungcheol dengan erat.
Peristiwa mengenaskan yang menimpa si kembar dari keluarga Kim langsung mendapat sorotan media. Persiapan acara festival olahraga pun diundur, untuk menghargai suasana berkabung yang menimpa sang Ketua panitia.
Jangankan untuk memikirkan acara itu, Seungcheol saja sudah tak ingat jika tubuhnya butuh makanan untuk bertahan hidup. Dia akan makan dan minum ketika Seokmin membawakannya. Lelaki itu sudah seperti robot, ekspresinya selalu datar tanpa emosi.
Sebelum pemakaman dilaksanakan, otopsi dilakukan pada jasad Seunghee. Tentunya atas permintaan Seungcheol dan persetujuan Siwon. Dokter yang melakukan otopsi dipilih langsung oleh keduanya. Siwon melarang keluarga besarnya untuk ikut campur tangan pada kasus ini.
Dia mulai percaya pada ucapan Seungcheol. Anak lelakinya itu sempat mengatakan jika kematian Seungmin bukanlah kecelakaan. Kini saat peristiwa mengenaskan itu kembali terulang, Siwon percaya firasat anak lelakinya benar.
Polisi pun melakukan penyelidikan atas kasus ini. Pemakaman dilakukan pada hari keenam setelah kecelakaan. Jenazah disemayamkan selama tiga hari, dipimpin oleh Seungcheol. Ucapan belasungkawa berdatangan dari berbagai pihak, termasuk dari teman-teman kampus mereka.
"Jeonghan Hyung?" sapa Seokmin saat melihat sosok yang asing di rumah duka.
"Eh-eh iya." Jeonghan tergagap dengan sapaan itu.
Seokmin tersenyum, dia bingung dengan kedatangan Jeonghan. Pasalnya Jeonghan tidak mengenal Seungcheol ataupun Seunghee.
"G-gue kenal Seungkwan, kita sempet rencana punya band bareng. Jadi gue ngerasa perlu buat datang," jelas jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leader : Light In The Shadow
Mistério / SuspenseSeungcheol menjadi calon pewaris utama Kim Company, setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Kakaknya. Namun, kesedihannya belum usai. Setahun kemudian adik kembarnya yang mengalami kecelakaan serupa, hingga salah satunya meninggal dunia. Pen...