Kesadaran dan Perihal Hati

161 15 0
                                    

sawadeeka, semoga yg dalam kesulitan ditemukan jalan keluar.

*

"Aku tahu."

Dua ucapan tegas barusan berhasil mengambil seluruh perhatian. Makanan nikmat cuma-cuma berpotensi memberi jalan keluar terasa tidak nikmat lagi.

"Aku tahu kesalahanku," lirih Pailiu melihat potongan ayam, kemudian dia menyingkirkan lapisan tepung serta daging putih, memperlihatkan tulang. "Setelah melihat potongan ayam kalian, hanya milikku yang berbeda. Ada tulang di dalamnya."

Spontan saja mereka saling mengecek ayam satu sama lain, dan sejauh ini memang hanya milik Pailiu terdapat tulang.

"Tak tahu apakah benar peristiwa itu yang dimaksud tapi firasatku ke arah sana. Kejadiannya juga di hari perayaan tahun baru di hotel. Aku sengaja meretakkan heels P'Nampez agar dia gagal naik panggung."

"Ohh, pantas. Nampez memang seharusnya tampil tapi tidak jadi dan kau yang menggantikan," ujar Engfa teringat malam tahun lalu.

"Benar. Dia sangat ahli untuk genre hiphop, setiap kali ada event selalu menjadi orang pertama yang ditunjuk. Akhirnya saat ada kesempatan ketika dia meninggalkan kamar, aku sengaja merusak heels yang membuat P'Nampez terkilir sebelum sempat menghadiri acara pembukaan."


Tap tap tap. Kretek!

Bruukk!

"Nampez?"

"Hei, ada apa?" Pailiu pura-pura terkejut di dalam kamar mandi. Dia lekas keluar dan menemukan Charlotte membantu Nampez bangkit ke kursi. "P'Nampez? Ada apa ini? Sepatumu patah."

"Ya, aarggghhh! Mae sudah memperingatkanku memakai sepatu lain tapi aku tidak mau dengar. Sial!"

"Tenang, aku akan meminta es batu ke petugas," ujar Pailiu keluar kamar seakan peduli, padahal di luar di susah-payah menahan senyum kemenangan.


"Tak hanya tidak bisa tampil, dia harus istirahat di rumah beberapa hari. Karena insiden tersebut, dia jadi mudah keseleo setiap kali latihan hingga tidak jadi andalan lagi."

Masih seputar penyakit iri atau sakit hati, hanya saja mereka tetap belum menemukan korelasi antara korban sekaligus tersangka di balik permainan. Di sisi lain, kasus Aoom dan Meena juga belum terpecahkan, terlalu tabu atau luas dan menyangkut keduanya.

"Baiklah, paling tidak hampir semua alasan terpecahkan meski belum ada korelasi antara satu sama lain. Sekarang tujuan kita adalah lolos dari permainan. Sebanyak apapun tantangan tidak mungkin tak berujung."

"Eheug!" batuk Heidi beberapa kali disusul Vanessa dan Aoom.

Hampir bersamaan ketiga wanita terbatuk langsung memuntahkan seisi perut. Huekkk! Suasana menjadi panik, mereka sigap melepaskan perabotan makan seraya menjauh. Makanan yang masih berada di mulut seketika dikeluarkan.

"Nong!"

"Anggur. Ada sesuatu di anggur, barusan mereka makan anggur, 'kan?" terka Engfa.

"Benar, mereka sempat makan anggur."

Tak lama kemudian Pailiu ikut muntah. Parahnya muntahan Pailiu dan Vanessa terdapat sedikit darah, pandangan mereka juga buram hingga ambruk terduduk.

"P'Pai! Vanny! Apa yang terjadi? Kumohon hentikan!" Snack menatap ke setiap sudut langit-langit. "Maafkan perbuatan kami, tolong jangan sakiti lebih lagi!"

"Keluarkan saja! Muntahkan, itu akan lebih baik!" ujar Engfa menghampiri sisi Vanessa sambil memijat bagian punggung.

TIINNNN! TING! Dinding menampilkan pemandangan padang rumput tiba-tiba terbuka memperlihatkan ruangan lift. Para awak tidak mendapat dampak langsung bangkit menuntun tubuh-tubuh ringkih. Namun, tidak semudah yang dibayangkan, Snack bertubuh kecil tidak cukup kuat menopang tubuh Pailiu. Dia berulang kali jatuh, Engfa pun tak beda jauh saat berusaha menuntun tubuh Vanessa yang lebih tinggi.

GRAND CUBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang