Kebimbangan Aoom

121 13 2
                                    


"Snack!" seru Aoom menebarkan seluruh pandangan ke lapangan, tapi tidak ada satupun awak di sana.

Aoom menoleh ke pintu keluar yang hanya terhubung tangga ke masing-masing lantai. Kalau Snack tidak terlihat kembali ke lorong menuju ruang latihan maka hanya di sana satu-satunya jalan keluar. Dia berlari ke pintu keluar. Sejauh mata memandang tidak ada siapapun atau bekas keberadaan orang. Selain udara yang tersisa hanya pasir dan debu. Pintu menuju lantai 2 dan 1 terkunci, dia lanjut berlari ke tempat parkir.

Glek!

"Snack!" seru Aoom sekeluar dari pintu. "Ouh?" kaget dia kemudian melihat Engfa dan seorang petugas kebersihan membopong Snack.


"Rambut bergelombang."

"Nong, seseorang menguntitku di ruang latihan lalu ada panggilan masuk dan memintaku berlindung di dalam. Dia suruh menunggu sampai orang suruhannya datang."

"Dia P'Fa."


Aoom sempat menaruh curiga setelah kasus teror tempo hari, tapi karena Meena akan dihadapkan audisi, diredam keingintahuan seputar Engfa. Mengapa orang yang Charlotte cintai bisa seolah menjadi pemegang kendali pengawasan CCTV sampai tahu seseorang meneror Meena? Lebih mencengangkan lagi mengapa Engfa ada di sini? Di sisi Snack yang dalam keadaan tak sadarkan diri. Mungkinkah wanita berambut gelombang di ruang sekap sama dengan sosok yang menyelamatkan Meena dan Snack sekarang? Apa niat menolong dua wanita tersebut hanya kedok agar kecurigaan tidak tertuju padanya?

"Siapa kau?" lontar Aoom menyorot tajam selepas merebahkan Snack di ranjang ruang kesehatan.

"Aoom?"

"Kau adalah dalang dari permainan?"

"Tentu saja bukan."

"Lalu bagaimana bisa kau-" ucapan Aoom terhenti karena ada panggilan dari Meena. "Halo, Meena. Snack sudah aman bersama kami."

"Kami?"

"Iya, aku akan segera kembali. Jangan khawatir!" ucap Aoom tenang tapi bola mata menyala bak siap membakar sosok di sebrang ranjang itu.

Panggilan berakhir. Aoom melangkah perlahan menghampiri sisi Engfa tanpa melepas pandangan tapi bak telah memasang pondasi. Kendati begitu Engfa sama sekali tidak terlihat takut bahkan membalas tatapan. Sampai kedua tubuh mereka kini hanya terpaut setengah meter, mereka terus berbalas pandang beda makna.

"Siapa kau sebenarnya, P'Fa?"

"Aku... juga tahu soal rambut bergelombang."

Mata memicing Aoom tersentak membelalak. 'Juga' dan 'rambut bergelombang' mengisyaratkan bahwa Engfa telah tahu rahasia yang selama ini Aoom dan Meena ingin kubur. Darimana Engfa bisa tahu sementara mereka memutuskan tak beritahu siapa-siapa bahkan Snack yang dinilai paling bisa dipercaya.

"Ingat ketika Pailiu, Snack, dan Vanny pergi setelah rapat tanpa kesimpulan? Charlotte pergi dan kalian juga pergi. Aku ikut angkat kaki tapi berusaha menghindari perhatian kalian karena aneh saja, kau dan Meena adalah yang paling tidak bersuara. Meena terutama, sejak kembali dia paling diam. Sampai bibir kalian menyebutkan sosok rambut bergelombang. Tapi...,"

"Tapi?"

"Ada orang lain yang ikut menguntit kalian, ada bayangan di balik salah satu dinding. Aku tak berhasil melihat siapa dia. Saat kembali ke aula Heidi dan Tina juga sudah tidak ada."

"Lalu...," Aoom mendesis mengerjap bimbang pasalnya keadaan terpental. "Bagaimana kau bisa tahu sosok itu juga? Apa jangan-jangan P'Fa sebenarnya tidak benar-benar pingsan?"

GRAND CUBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang