18 ✓

3.3K 165 3
                                    


sampai di rumah sakit dan Sagara sedang di periksa oleh dokter di UGD dan Jacob menunggu di luar bersama Edgar.

jika di tanya sea bersama siapa?jawabannya keluarganya,karna tadi Edgar langsung meminta bawahan nya untuk pergi memberi kabar pada keluarga Wiliam.

"Kamu ga ada yang luka Edgar?"tanya Jacob.

"jelas ga ada sedikit pun,lecet aja ga ada"ucap Edgar sombong.

"bagus,tak perlu repot repot untuk mengobati mu"

jlebbb,sangat sakit hati Edgar. ia pikir Jacob khawatir padanya,ternyata tidak karna Jacob tidak ingin repot.

"jahat banget,kirain Ed paman khawatir gitu.."ucap Edgar sendu.

puk

Jacob yang mendengar itu langsung menepuk rambut Edgar,karna dirinya hanya bercanda saja.

"mana ada?paman khawatir,apa lagi sama si bontot paman"ucap Jacob lembut.

Jacob ini kadang orangnya lembut jika sedang bersama orang yang di anggap anaknya, karna Jacob tau betul keduanya ini sama sama tak pernah mendapat kasih sayang.

"Mang eakk puh?"ucap Edgar.

"iya,puh apa?"ucap Jacob.

"sepuuhh"

Jacob yang mendengar itu menggeleng karna kadang Edgar ini selalu memunculkan sifat
' childish ' saat bersamanya,seperti bocah berusia kelas 10 saja.

tak lama dokter keluar dari ruang UGD bersama Sagara yang di dorong di kursi roda tentunya.

"jadi?"ucap Jacob.

"Jadi keadaan tuan Jaegar lebih baik,namun tadi kami sedikit sulit saat mengambil peluru yang tertanam di pundaknya karna hampir saja peluru itu akan menyatu dengan dagingnya. seharusnya cepat cepat untuk pergi ke rumah sakit,dan sekarang tuan Jaegar hanya membutuhkan istirahat saja. kami akan memindahkan nya pada ruang raw-"belum selsai dokter itu berbicara Edgar terlebih dahulu memotongnya.

"VVIP"ucap Edgar.

"baik tuan"ucap dokter tersenyum paksa.

"Kenapa sekarang?memangnya keadaan nya sudah lebih baik?kenapa tak di sini saja?"ucap Jacob.

"maaf tuan,tapi tuan Jaegar menolak keras dan kami hanya mengikuti perintahnya"

"Memang kepala batu"ucap Edgar.

"kalau begitu mari ikut kami untuk pergi ke ruang tuan muda Jaegar"

Edgar dan Jacob mengangguk lalu mengikuti langkah kaki dokter itu di belakang,melihat keadaan Sagara tentu saja Edgar khawatir dengan sahabatnya yang sudah di anggap abangnya.

Beberapa kali melewati kamar rawat akhirnya sampai di depan ruangan Jaegar,mereka langsung masuk ke dalam ruangan itu.

kemudian Sagara langsung di angkat oleh Jacob ke tempat tidurnya,karna dokternya tak akan kuat jika menggendong tubuh besar dan tinggi itu.

"kami permisi"ucap dokter berserta suster lalu keluar.

sekarang di ruangan hanya tinggal mereka bertiga saja tak ada siapa pun yang dapat menggangunya.

"Lihat,badan kau sangat lemas gara"ucap jacob.

"Hah...ya seperti itu lah..aku puas bisa membunuh fergan"ucap Sagara.

"Terserah,lebih baik kau tidur beristirahatlah jika ingin sesuatu berbicara jangan diam saja. mengerti?"

"mengerti paman,aku akan tidur rasanya sangat melelahkan"ucap Sagara.

Sagara pun memejamkan matanya,tak lama dia teringat pada sea lalu menatap Edgar dengan penuh tanya.

"apa?tadi mau tidur"ucap edgar.

"sea?"tanya sagara.

"ck,dia gapapa cuma pingsan aja"

Sagara mengangguk lalu membalikan badannya membelakangi Edgar dan jacob lalu dirinya terlelap tidur.

Edgar yang menyadari sepertinya Sagara sudah tidur dia mendekat ke arah ranjang Sagara kemudian berbisik.

"Cepat sembuh,Abang"

***

sedangkan di sisi lain lebih tepatnya di ruang rawat sea kini keluarganya sedang menunggu sea untuk membuka matanya.

di sana sedang berkumpul ada ergan,Evelyn,Cakra,sio dan jevan jika ditanya di mana el?jawabannya dia berada di mansion bersama opa Omanya,ayah dan ibu dari evelyn.

Evelyn mendekat ke arah ranjang sea dan duduk di kursi dekat dengan ranjang itu sambil menggenggam tangan sea.

"cepat bangun nak,mama pengen tau sebenarnya apa yang terjadi?kenapa bisa seperti ini?"ucap Evelyn.

"Sudahlah sayang,sebentar lagi sea akan sadar kau jangan khawatir"ucap ergan.

Evelyn mengangguk lalu duduk di sofa bersama ergan dan juga anak anaknya yang sibuk dengan kegiatan masing masing.

"Curiga sea di tolong sama Sagara"ucap jevan tiba tiba.

"maksudnya bang?"tanya Evelyn.

"tadi yang ke mansion anak buahnya pak Edgar?rekan kerja papa kan?yang dulu sempat kerja sama tapi tiba tiba ga jadi gara-gara pemilik perusahaan nya meninggal,dan pemilik perusahaan itu sahabatnya"ucap jevan.

"benar,lalu?apa hubungannya?"ucap ergan.

"apa papa lupa?saat kita ke pantai hari lalu melihat mereka berdua sedang asik,dan anehnya pak Edgar bilang Abang ke Sagara?padahal jarak antara umur mereka itu beda jauh"ucap jevan.

"Mungkin saja mereka berteman,tapi untuk memanggil Abang sepertinya itu hanya bercanda saja"ucap ergan.

"lalu apa lagi?"ucap Evelyn.

"ucapan jevan benar,sepertinya sea di tolong oleh sagara"celetuk cakra.

"Karna kan pak Edgar dan Sagara terlihat dekat?dan tak mungkin pak Edgar menolong sea?,dan saat itu kita melacak GPS milik sea sangat sulit,sedangkan dengan mudahnya pak edgar menolong sea dan tadi juga aku melihat Sagara kesini bersama Ayah Jacob,di sana juga ada edgar"jelas Cakra panjang lebar.

"hufhtt- kau menjelaskan sangat sulit di mengerti,bisa kan abang tinggal ngomong 'sea ada sangkut paut antara ayah Jacob,Edgar dan Sagara' dan sepertinya jika ayah Jacob yang menolong sea,berati Sagara juga ikut menolong?"ucap sio.

"Lalu kenapa jika Sagara ikut menolong?"ucap Evelyn.

"tidak!!"kompak kempat pria itu.

"sudahlah,apa kalian khawatir pada Sagara?jika iya,maka temui"ucap Evelyn.

semua laki laki itu diam,tak menjawab perkataan Evelyn,malahan mereka malah memainkan handphone untuk mengalihkan pertanyaan itu.

evelyn hanya menghela nafas saja,mau bagaimana pun sebenarnya Evelyn khawatir pada keadaan Sagara. Karna dia secara sah ibu kandung Sagara,juga Sagara adalah darah dagingnya sendiri.

tak lama lenguhan kecil terdengar dari bibir seseorang yang terbaring di ranjang,dan itu membuat evelyn langsung menghampiri nya.

"eunghh Abang gara...jangan...."ucapan sea di iringi butiran bening keluar dari matanya.

"Shhtt kenapa?heii bangun nak"ucap Evelyn.

mata sea terbuka nafasnya tersengal sengal dan langsung menatap ibunya dengan mata yang berair.

"hiks mama hiks Abang gara di tembak,dia mati hiks gara gara nolongin seaa"tangis sea pecah.

sedangkan evelyn bingung dan terkejut sendiri saat mendengar sea menyebut nama sahagara menggunakan kata 'abang' biasanya dia akan menolak.

"sudah,dia tak apa apa. jangan menangis,apa mau minum?"ucap Evelyn.

sea mengangguk kemudian mengambilkan minum untuk sea,sedangkan sio yang mendengar penuturan kembarannya itu hanya diam saja. apa yang terjadi sesungguhnya?

TBC.

ALGOMATRA "Sagara or Jaegar?"  [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang