BAB 3

2K 133 2
                                    

Hai












Di suatu rumah yang besar datanglah seorang wanita cantiknan anggun dia berteriak memanggil seseorang.

"Assalamualaikum ayah... Ayah...ayah..."teriak wanita tersebut.

"Hey Chika ada apa nak kamu teriak teriak di rumah ini loh bukan di hutan"tegur mamah Chika yang bernama Shani natio Harlan.

"Mana ayah, Bu aku mau Ketemu ayah ada yang mau aku bicarakan dengannya"ucap Chika ke Shani menanyakan di mana ayahnya itu.

"Ayah di sini Chika, kamu mau menanyakan apa ke ayah pekerjaan atau apa?"ucap ayah Chika yang bernama gracio Harlan, ayah Chika adalah seorang jenderal berpangkat letnan jenderal di angkatan darat.

"Aku mau menanyakan apa aku boleh ikut nanti ke Papua sana bersama dokter dokter lain?"ucap Chika kepada gracio.

"Ngapain Chika di sana berbahaya mana sekarang lagi waspada banget di sana banyak sekali teror yang di lakukan OPM
,ayah tidak mau kamu kenapa-napa di sana Chika"ucap gracio menjelaskan betapa berbahayanya Papua sekarang.

"Mau ayah larang bagaimana pun aku akan tetap kesana,ayah tau itulah kenapa aku memilih ingin menjadi dokter aku ingin membantu orang yang sakit dan kemarin ada informasi akan ada pengiriman dokter dokter ke Papua jadi aku akan tetap ikut kesana itu mimpi aku ayah"ucap Chika dengan nada kesalnya karena di larang.

"Nak ayah tidak mau kamu kena-"ucap gracio belum selesai tapi Chika sudah pergi ke kamarnya.

Gracio menghela nafas panjang"Hem Bu gimana Chika kenapa-napa di sana ayah gak mau Chika celaka di sana ayah mendapatkan kabar dari komandan batalyon di sana, ada dua dokter wanita cantik dan terkenal menjadi korban pemerkosaan oleh OPM dan di bunuh secara sadis ayah takut Bu"ucap gracio kepada Shani istrinya.

"Ibu juga khawatir yah sama Chika tapi mau gimana lagi anaknya sifatnya begitu kamu tau sendiri kan, dia juga mau jadi dokter karena itu dari dulu alasannya gitu teruskan"ucap Shani kepada gracio,gracio Mun mengangguk pasrah karena anaknya itu tidak bisa di bantah kalau sudah seperti itu".

Di pagi harinya Chika sudah siap dengan semua barang barang yang ingin dia bawa ke sana, dan di bawah ibu dan ayahnya sudah menunggu di meja makan.

"Chika udah kan beres beresnya, sini makan sayang"ucap Shani lembut kepada Chika.

"Iya Bu aku ke bawah"ucap Chika.

"Mang...mang...mang .."teriak Chika kepada mang Pendi yang sudah bekerja jadi sopir di rumah besar itu selalu 16 tahun dari Chika kecil.

"Iya neng ini emang di sini"ucap mang Pendi ke Chika.

"Mang tolong masukin yah barang barang Chika ke mobil semuanya nanti Chika nyusul ke mobil mau makan,ehh iya mang sarapan juga yah sebelum berangkat"ucap Chika meminta tolong mang Pendi dan menyuruhnya sarapan.

Chika di kenal sangat baik oleh art art di rumah itu, Chika pun berjalan kemeja makan dan duduk di tengah tengah ayah dan ibunya itu.

"Chika kamu bener udah bulat ke inginnan kamu mau pergi ke Papua"tanya gracio ke Chika.

"Iya yah aku bener mau ke sana ashel,kak Eli,kak indah, dan kak Gita juga kesana"ucap Chika kepada ayahnya.

"Yaudah kalau kamu bener bener mau ke sana tapi tetep hati hati yah, kamu juga denger berita dua dokter di perkosa dan di bunuh sama OPM"ucap Shani ke Chika, Chika pun mengangguk paham.

"Chika apa kamu mau ada yang mengawal kamu nak"ucap gracio.

"Engga yah aku tidak mau"ucap Chika menolak.

Perjalanan seorang perwira dengan seorang dokter(Chikze)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang