BAB 10

1.8K 143 8
                                    

Haiii





















Pagi hari yang cerah dan segar ini di tanah Papua, dan di pagi hari itu pula pun sedang ada acara penghargaan Pangkat kehormatan untuk para prajurit yang menyelamatkan para perawat dan dokter yang di Sandra.


"Acara penghargaan Pangkat kehormatan akan segera di laksanakan"ucap pembawa acara, segala acara sudah di lewati dan hanya tersisa satu acara lagi yaitu kenaikan pangkat kehormatan untuk para prajurit kopassus yang menyelamatkan para Sandra.

"Letnan satu Derzeeon Dinata kami berikan Pangkat kehormatan kepada mu dan terimalah"ucap gracio kepada zeon dan lalu melepaskan pangkat Lettu dan di ganti menjadi pangkat kapten.

Dan semua prajurit kopassus yang berjumlah 16 orng itu sudah mendapatkan penghargaan Pangkat kehormatan.

"Wow sekarang kita panggil apa ya pa kapten der atau komandan der"ucap Cahya kepada dalpa dan dalpa pun sedikit berfikir.

"Aku sih komandan aja cah kalo kamu apa"ucap dalpa bertanya kepada Cahya.

"Aku sih kapten der aja ya kapten"ucap Cahya kepada zeon dan zeon pun mengangguk.

"Iya gimana kalian mau nyebut saya apa,
Kalian akan pulang sekarang"ucap zeon kepada pasukannya dan mereka mengangguk dan tiba tiba zeon mendekati komandan batalyon infanteri yang sudah meremehkan zeon dan pasukannya.

"Hallo komandan gimana masih mau meragukan saya dan pasukan saya"ucap zeon tersenyum sinis, komandan itupun cuma diam dan lalu pergi karena mungkin dia malu sudah meragukan kehebatan zeon dan pasukannya yang mengalahkan 600 lebih OPM dan zeon juga yang membunuh langsung sang pemimpin OPM yang tidak lain egyanus Kogoya.

"Yasudah kapten kita pulang duluan yah"ucap Cahya dan pasukannya kepada zeon yang sedang memegang tangan Chika karena Chika tidak mau di lepas oleh zeon.

"Komandan semoga cepat di terima yah sama dokter Chika dan cepat cepat nikah biar di barak gak sepi"ucap dalpa dan langsung berlari karena takut terkena hukuman oleh zeon yang bisa di bilang sangat melelahkan.

"Yaudah kapten kita semua pulang duluan ya eh jangan lupa buat ponakan buat kita biar barak gak sepi"ucap Cahya dan para pasukannya yang semua masih pada muda dan mereka semua pun berlari dan ada juga yang terlalu cepat berlari sampai menabrak tiang karena saking takut nya hukuman dari zeon, Chika hanya tertawa kecil melihat kelakuan para prajurit zeon.

"Huh mereka itu selalu saja seperti itu pasukan khusus doang kelakuan ngerjain kapten nya sendiri"ucap zeon yang sudah mau menghukum para prajurit nya itu.

"Sabar dong letnan tampan eh sekarang bukan letnan tapi kapten tampan"ucap Chika sambil memegang dada bidang zeon dengan jari jemari Chika.

"Dokter udah dong jangan ngegoda aku"ucap zeon kepada Chika karena godaan Chika itu di mata zeon sangat berbahaya.

"Kamu gak mau ya aku godain padahal laki laki di luar sana gak aku giniin"ucap chika pelan karena dia sudah terlihat akan menangis.

"Emmm jangan nangis dong dokter entar aku cium loh"ucap zeon menggoda Chika Chika menggeleng tapi zeon mendekati wajah nya lebih dekat ke arah Chika dan Chika sudah menutup matanya tapi ternyata zeon hanya mengelus-elus pipi lembut Chika.

"Ayo dokter kita ke jendral sudah menunggu dokter"ucap zeon menarik tangan chika lembut dan Chika pun menerima tarikan tangan zeon.

"Kapten zeon jangan panggil aku pake dokter ya panggil aja Chika"ucap Chika kepada zeon.

"Gimana aku panggil sweetie aja mau gak dokter"ucap zeon dan Chika pun tersenyum.

"Emm boleh zeon tapi aku panggil kamu sayang boleh gak"ucap Chika memastikan apakah zeon mau di panggil itu.

"Emm boleh tapi nanti pas aku udah jadi pacar kamu"ucap zeon berlari meninggalkan Chika yang sedang salting brutal.

Zeon dan Chika pun telah sampai di camp khusus untuk gracio dan Shani.

"Ayah.."teriak Chika memanggil gracio.

"Jangan teriak teriak Chika"ucap gracio kepada Chika.

"Bujuk zeon buat tembak aku sekarang pokoknya kalau tidak aku gak mau ngomong sama papah 2 bukan"ucap Chika mengancam gracio.

"Jangan dong iya nanti ayah coba bujuk yah"ucap gracio kepada Chika.

"Harus mau pokoknya"ucap Chika langsung pergi ke Shani yang sedang memasak.

Zeon pun juga masuk dan melihat gracio yang sedang menunggu nya.

"Zeon kesini kamu"ucap gracio kepada zeon.

"Siap jendral"ucap zeon sambil hormat.

"Ada apa jendral memanggil saya"ucap zeon lagi.

"Tembak Chika zeon ayah mohon kalau enggak Chika marah ke ayah 2 bulan"ucap gracio dan itu membuat zeon terkejut.

"Apa jendral tadi bilang ayah"ucap zeon.

"Iya kamu gak mau sebut saya ayah kamu itu calon suami Chika gak ada penolakan yah kamu sudah merasakan kenyalnya dada Chika"ucap gracio.

"Eh tapi-"potong gracio.
"Gak ada tapi tapian kalo kamu tetep gak mau saya hukum kamu naik ke gunung Everest dan jangan turun 2 bulan"ucap gracio mengancam zeon.

"Emm yaudah nanti aku tembak yah jendral"ucap zeon.

"Jangan panggil saya jendral yah tapi ayah aja"ucap gracio dan zeon pun mengangguk.




























Udah dulu ya saya nya lagi di mobil
Bantu support yah share ramein WP saya dan bantu vote terus yah

Perjalanan seorang perwira dengan seorang dokter(Chikze)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang