Hai
Pesawat Hercules pun sudah tiba di tanah Papua sore hari para prajurit kopassus yang di tugaskan pun turun satu persatu dari pesawat sambil membawa barang barang mereka dan senjatanya.
"Huh akhirnya sudah sampai juga mana dingin lagi ya kan cah"ucap dalpa kepada Cahya.
"Iya dalpa bener dingin tapi seger banget dah tanah Papua ini kan komandan"ucap Cahya kepada zeon yang sedang melihat para pasukan nya yang membawa barang mereka.
"Iya benar Cahya"ucap zeon singkat dan cahya pun langsung membantu yang lainnya mengangkat barang.
"Sore letnan satu Derzeeon"ucap seorang tentara yang ternyata Aldo dan ollan.
"Eh di lan lu pada pada gak papa kan"ucap zeon menanyakan keadaan Aldo dan ollan.
"Kita baik tapi Floran masih belum sadarkan diri, dia kehilangan banyak darah karena melindungi seorang perawat yang bernama Freya, dan sekarang Floran masih di rawat di camp kesehatan"ucap Aldo dan di angguki ollan.
"Yaudah anterin gua ke Floran"ucap zeon pergi terlebih dahulu dari Aldo dan ollan tidak lupa zeon juga memanggil dalpa dan cahya untuk ikut dengannya dan mereka pun pergi ke camp kesehatan.
Sesampainya di camp kesehatan dia melihat banyak tentara yang di rawat dan beberapa orang warga Papua, zeon pun menyapa para perawat yang ada di sana dan menuju tempat Floran.
Dan zeon bersama Cahya dan dalpa sudah sampai di ranjang Floran dan zeon pun melihat seorang wanita menangis dan terus mencium punggung tangan Floran dan perempuan yang menciumi punggung tangan Floran adalah pacarnya yang seorang perawat yang sama jug sedang di tugaskan di sini.
"Hey mbak jangan terus menangis Floran akan baik baik saja"ucap zeon menenangkan wanita yang bernama Freya tersebut.
"Floran mana katanya lu prajurit raider yang hebat kok bisa kalah"ucap zeon kepada Floran yang masih belum sadar.
"Floran gua mau nyelametin dokter dokter yang di Sandra sama OPM, makanya gua kesini"lanjut zeon dan zeon pun bersama Cahya dan dalpa pun pergi menemui komandan batalyon yang ada di enduga.
Zeon Cahya dan dalpa pun telah tiba di kediaman komandan batalyon infanteri yang berada di enduga.
"Selamat sore letnan satu Derzeeon, letnan dua Cahya dan pembantu Letnan dua dalpa"ucap komandan batalyon infanteri yang ada di enduga itu.
"Sore komandan"ucap zeon Cahya dan dalpa sambil memberikan hormat.
"Kami akan berangkat nanti malam komandan"ucap zeon.
"Hemm boleh saja yang menyandra para dokter adalah panglima OPM langsung yaitu egyanus Kogoya, jadi kamu dan 15 pasukan pun harus berhati hati,dan apakah 15 pasukan mu akan bisa mengalahkan 600 lebih pasukan egyanus Kogoya?"ucap komandan batalyon infanteri enduga meragukan zeon dan pasukan nya.
"Komandan jangan khawatir pasukan saya ini adalah prajurit terbaik dari yang terbaik"ucap zeon tidak terima pasukan nya di ragukan.
"Hemm kalau terjadi apa apa hubungin saya agar mengirimkan prajurit bantuan"ucap komandan batalyon infanteri dan zeon pun pergi bersama Cahya dan dalpa tanpa berpamitan karena merasa di ragukan.
"Hah komandan infanteri sok kuat banget meragukan pasukan kita"ucap zeon kesal Cahya dan dalpa pun mengangguk.
"Ayo komandan der kita ke camp biar nanti pas habis magrib kita langsung pergi"ucap Cahya menenangkan zeon dan dalpa yang kesal.
"Yaudah ayolah cah pa kita ke camp"ucap zeon masih agak kesal.
Dan mereka pun pergi menuju camp pasukan nya,zeon pun mengintruksikan rencananya untuk menyerbu markas OPM dengan 16 orang termasuk dirinya zeon dan pasukannya sudah menyiapkan semua peralatan tempur nya dan pasukannya, meraka Mun memakai semua peralatan tempurnya dan zeon memakai seragam siap tempurnya.
"Kalian semua sudah siap"ucap zeon ke pasukannya dan pasukannya Mun mengangguk dan langsung pergi meninggalkan camp untuk pergi ke markas OPM yang sudah di temukan oleh Zeon waktu mengintruksikan rencananya.
Sampai sini dulu ya
Tolong bantu doain saya ya besok mau lomba
Terus ramaikan WP saya dan share bantu vote dan support
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan seorang perwira dengan seorang dokter(Chikze)
Roman d'amourSeorang ketua geng motor yang menjadi perwira kopassus dan bertemu dokter cantik yang menjadi cinta sejatinya