BAB 23 mungkin aku tidak akan kembali

1.5K 115 5
                                    

Haii
























































Pesawat yang di tumpangi zeon dan keempat anak buahnya pun sudah dekat dengan tujuan mereka, mereka pun di bangunkan oleh kapten pesawat tersebut agar bersiap dengan parasut mereka dan segala alat tempur.

"Emm kapten zeon apakah sudah siap"ucap kapten pesawat tersebut dan zeon pun melihat empat prajuritnya yang sudah berdiri dan sedang berdoa sesuai agama masing masing.

"Sudah saya sudah siap"ucap zeon.

"Ya Allah tuntaskan lah tugas saya ini dengan cepat"batin zeon berdoa.

Pintu kabin pesawat pun di buka dalpa terlebih dahulu terjun dan di susul oleh Cahya Gion dan Reno zeon berpamitan terlebih dahulu dengan kapten pesawat.




"Hati hati nak jaga dirimu kamu hebat di umur baru 23 tahun kamu sudah jadi kapten tetap berdoa ya nak kamu adalah harapan kita dan keluarga"ucap kapten itu dan zeon mengangguk lalu hormat dan langsung berlari dan terjun dari atas langit malam yang begitu sangat gelap di saat orang orang tertidur dengan pulas zeon dan empat prajuritnya turun bagaikan elang yang sedang mencari mangsa.

Dalpa Cahya Gion dan Reno pun sudah sampai di tanah dan mereka melihat ke atas zeon sudah dekat dan langsung mendarat dengan mulus di tanah yang becek itu mereka berlima tidak memakai alat penglihatan malam karena mereka berlima sudah menguasai ilmu merpati putih yang memudahkan mereka di saat masuk ke wilayah sasaran pada malam hari.

"Kapten kita siap"ucap Gion.

"Baik sini mendekat saya akan memberitahu rencananya"ucap zeon kepada para prajuritnya dan mereka semua pun mengangguk paham rencana yang zeon sampaikan mereka pun berjalan memakai baju kamuflase mereka melewati rawa rawa di hutan pedalaman Kalimantan yang sangat sulit di lewati untuk orang yang belum tahu Medan yang starategis mereka pun berenang melewati sungai dengan damai tanpa ada suara sedikitpun.

"Emm kita sudah dekat komandan"ucap dalpa kepada zeon karena dirinya melihat beberapa jejak sepatu buts di jalan yang mereka lewati.

"Benar kita sudah dekat kita harus lebih dekat dan mengambil semua informasi penting yang ada di sini jangan sampai kita ketahuan kita tidak tahu musuh kita ini cerdik atau tidak"ucap zeon karena dia tahu ada beberapa jebakan yang di pasang di hutan ini.

Mereka pun berjalan kembali dan akhirnya mereka melihat banyak gubuk di tengah hutan itu dan beberapa prajurit yang berjaga mereka pun langsung tiarap dan tahu ini waktunya mereka mencari informasi.

"Cahya dalpa kalian naik ke atas pohon itu yang lebat di sana Cahya sebagai penembak jitunya dan dalpa sebagai navigator kamu karena saya tahu kalian setiap banyak tugas yang kalian lalui adalah menjadi dua paket"ucap zeon dalpa dan cahya tidak menyangka kaptennya mencari tahu lebih dalam tentang mereka.

"Siap"ucap cahya dan dalpa langsung naik dan diam di atas pohon yang di tunjuk zeon sedang zeon Gion dan Reno masih tetap setia tiarap sampai matahari sudah mulai terbit.

Para penghianat itu pun terlihat di mana elang zeon, 3 penghianat itu dari korps Brimob karena dia melihat ada lambang Brimob di baju mereka, mereka pun bterus mengintai dan banyak mendapatkan Informasi penting dalam waktu 5 hari saat mereka berlima sudah siap akan pergi baru beberapa langkah kaki dalpa terkena jebakan yang di buat oleh para teroris itu dalpa pun merintih kesakitan dan zeon mendengar banyak langkah kaki yang mengarah ke dia dan para prajuritnya zeon pun langsung menyuruh semuanya lari dan zeon langsung melemparkan granat ke arah orang orang itu.

Duarrrrr...suara ledakan granat yang zeon lemparkan sepertinya sudah membuat beberapa orang teroris tumbang zeon dan beberapa prajuritnya pun terus berlari dan tidak melihat di depannya ada air terjun yang lumaya tinggi dan mereka pun terjatuh hanya Reno yang tidak terjatuh dan malah tertangkap oleh para teroris itu.

Perjalanan seorang perwira dengan seorang dokter(Chikze)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang