"shel"
"hmmm"
Suasanapun menjadi serius
"lo tadi kenapa? Cemburu ya liat gw deket-deket sama kak amy?"
"dihh apaan si geer, kalaupun gw cemburu gw Cuma takut kehilangan lo del"
"sebagai sahabat dan soulmate gw, karena Cuma lo yg sabar ngadepin gw"
"tadi gw kesel karena pas mau bantuin lo respon lo malah cuek"
"ya sori gw juga tadi lagi kesel, karena lo.."
"karena gw apa?"
"enggak, gajadi"
"del pamali lo bikin orang penasaran"
"lo mau eskrim ga shel"
"jangan suka mengalihkan pembicaraan adelia"
"tapi mau ga?"
"MAUUU"
Hari ini, hari kamis aku sedang menemani ashel diacaranya sebagai narasumber untuk acara kecantikan
Aku duduk di bangku baris kedua dibelakang para narasumber, tepatnya di belakangnya
"sori telat tadi macet" kagetku padanya sambil memberikan kopi pesanannya
"ia gapapa" balasnya sambil membalikan badannya kepadaku
Selama satu jam ashel menjadi narasumber, tidak ada berhentinya kupingku mendengarkan pada audience yg mengagumi entah pada parasnya, attitudenya, public speakingnya, dan juga pengetahuannya.
"waw dokter muda tapi ilmunya luas banget ya"
"gila calon istri idaman gw banget ya allah"
"bisa kali ya jadi istri kedua" aku menatap pria itu
"wahh aku baru liat dokter rachsel aslinya cantik banget ya"
Tanpa sengaja disana aku melihat jessie, ya jessie atau jonshon juga berada di acara itu
Tapi ada satu yg aku tidak suka yaitu, tatapannya kepada ashel.
Ia menatap ashel dengan sangat manis. Tapi ku harap semoga ashel tidak menyadari keberadaanya.
"astaga pikiran macam apa itu" batin adel
"kenapa ngelamun?" tanyanya tanpa suara dari atas panggung
Astaga tenyata ashel sedari tadi memperhatikanku, yang aku balas dengan senyuman untuk menjawab "tidak apa-apa"
"baik dokter Arachsel Dinda, mungkin sebagai penutupan dari sesi ini juga. Kami ingin anda menyampai kesan selama acara ini berlangsung. Silahkan dokter"
"baik terima kasih, mungkin ucapan terima kasih kepada panitia yg sudah mengundang saya kesini dan juga kepada sahabat saya disana yg selalu mendukung saya...."
Aku tertegun dan langsung berdiri untuk menghargai sambil meleparkan mimik wajah yg tak bisa di deskripsikan.
"lega bu dokter" ucapku padanya dari bangku belakang, yg ia balas dengan elusan di kepalaku
"astaga aku baper ya tuhan"