hari senin, ashel harus pergi ke bali untuk urusan kantornya
Ternyata benar dia hanya pergi sendiri yg biasanya di temani oleh asisten atau sekertarisnya ternyata mereka tidak pergi
Di bandara
Dia luntang-lantung sendiri dia agak sedikit gabut karena tidak ada teman mengobrol
"silahkan mbak" ucap pramugari yg mengantarkannya ke tempat duduk
"terima kasih mbak"
"baik, kalau ada yang perlu di bantu tekan tombol birunya dua kali ya mbak"
"iya, terima kasih" ucapnya sambil mengambil duduk di kursi first class itu
"ahh ini mah beneran gw ngapain ya gabut banget"
"main hp udah, cek kerjaan udah, baca buku udah"
Karena ashel adalah seorang ekstrovert dan jika diam itu membuatnya tersiksa
"dah lah gw tidur, 2 jam serasa lama banget"
Sesampainya di bandara bali ashel sudah disambut oleh marsha, ya mereka sudah janjian disana karena ashel tahu sendiri dia disana tidak punya keluarga kecuali keluarga adel dan marsha
"shel disini" ucap marsha sambil melompat-lompat agar ternotice ashel
"sha" jawab ashel sambil sedikit berlari
"thank you yah udah jemput gw"
"santuy girl, yaudah yuk"
Sesampainya di rumah marsha ia memilih untuk merebahkan dirinya sebelum nanti malam dia akan pergi untuk rapat
"lo disini sampe kapan shel" tanya marsha sambil terduduk di sofa samping ashel
"2-3 hari sih, sambil workshop juga soalnya"
"lah terus rs lo gmn?"
"ada aran sama asisten gw sha"
"pasien lo gmn?"
"nah ini yg gw pusingin kalo megang kantor sekaligus harus jadi dokter"
"palingan gw konsul via vc sha"
"lagian kenapa gak kakak lo aja yg pegang kantornya shel?"
"duh gw udh pusing kalo ngomongin gitu, dia urusannya sama kantor pusat dan investor sha"
"ribet jga ya"
"iya makanya"
"lo jadi pindah ke kantor di jkt?"
"jadi, rencana sih 2 bulanan lagi beresin dulu yg disini"
"tapi shel, lo udh coba minta bantuan adel? Papah lo nyuruh gitu kan kemarin"
"loh kok tau sha?" jawab ashel terkejut
"zee cerita shel"
"udh gw bilang ke adel, tapi mulainya bulan depan"
"jadi bulan ini gw abisin dulu sendiri"
"semangat ya shel"
Ashelpun cerita mengenai permasalahan antara kesulitannya untuk menejemen rumah sakit dan pekerjaannya sebagai dokter, karena bagaimanapun ia tidak bisa menolak keduanya
Yang asalnya ingin menjadi kerjaan sampingan akhirnya ia malah harus bisa melakukan keduanya agar berjalan dengan semestinya
Kesulitannyapun kerap ia ceritakan kepada adel untuk meminta pendapat karena itu adalah pekerjaan inti adel untuk mengurus kantor papanya
"ehh gw ngerepotin lo ini mah"
"enggak shel, ayo cepet gw anter"
"beneran?"
"aelah si ashel ini kayak kek siapa aja, inget lo dulu adel sibuk lo kan sama gw terus"
"yaudah yuk, itu mah basa-basi doang sha"
"lo kebanyak maen sama adel shel"
"hehe 24/7 sebelum di larang aran"
"haha posesif"
Marshapun mengantarkan ashel ke hotel tempat ia rapat dan kegiatan workshop untuk 2 hari ke depan
"sha lo gamau ikut ke dalem?"
"emang boleh shel? Bukannya buat delegasi aja yah?"
"ini tuh tiketnya sebenernya 2 tapi lagi pada sibuk jadi gw sendiri"
"yaudah deh ayo, gabut jg gw di rumah sendiri"
Akhirnya marshapun ikut masuk kedalam ruang rapat, yg asalnya hanya untuk menemani ashel akhirnya iapun ikut serta dalam rapat tersebut
ia juga ikut berpartisipasi, seperti menjawab pertanyaan, mengikut kuis, sampai memenangkan doorprice yg bahkan ashel sendiri tidak mendapatkannya
"padahal ini acara rumah sakit lo sha"
"gapapa shel gw suka" yg di balas tawa oleh ke duanya
Waktu sudah menunjukan pukul 23.00 yg berarti mengharuskan mereka untuk kembali, pulang ke rumah marsha untuk beristirahat dan melanjutkan aktivitas di esok hari
jangan lupa bintang dan komennya readers ❤️