31. Gama VS Falen

7.4K 615 55
                                    

Akhir pekan merupakan hari dimana semua orang pasti menanti-nanti, kegiatan yang biasa orang dewasa lakukan, akan libur pada hari ini. Tak terkecuali pada Keluarga Martin.

Keempat pria dengan berbeda usia yang tak lain ialah anggota keluarga Martin—  kini tengah menikmati waktu bersamanya.

Sosok Orion yang belakangan ini begitu sibuk dengan urusan perusahaan— saat ini tengah duduk pada salah satu sofa ruang keluarga.

Tidak hanya sosok laki-laki disana, Bunda Panti turut hadir meramaikan akhir pekan Gama.

Sejak kedatangan Sang Bunda, Gamavin terus bergelayut manja dengan beliau. Bahkan untuk sarapan saja minta untuk disuapi olehnya.

Markus disana. Menyaksikan segala tingkah manja Gama pada Sang Bunda. Hei! Ayahnya disini padahal.

"Ini Bunda yang masak ya?" tanya Gama menerima suapan.

"Iya, bagaimana?"

"Enak! udah cocok ikut Indonesia Idol" puji Gama, yang dihadiahi senyum merekah dari Sang Bunda.

"Master Cheff dodol!" Orion yang paham guyonan sang Keponakan tak terima.

"Orion bahasamu." tegur Herlambang. Melihat itu Gamavin merasa senang, Ia dibela. Anak itu sampai menjulurkan lidahnya pada sosok Omnya.

Tak terasa begitu sibuk dengan presensi sang Bunda, Gamavin baru menyadari bahwa Ia tak mendengar pergerakan sang Ayah.

"Uhuk...huk..uhuk" Gamavin spontan tersedak.

Bagaimana tidak? Ayahnya disana sedang memangku sosok bocah yang sejak awal kehadirannya tak begitu Gama suka.

Falen.

Yap, Falen disana. Duduk pada pangkuan sang Ayah, dengan sebuah ponsel pada genggamannya.

DIPANGKU LOH INI!!! DIPANGKU!!!!

Dan tak lama Falen tertawa. TERTAWA??? 

DIPANGKU DAN TERTAWA BERSAMA?????!!!!!!!!!

"Uhukk.."

"Ya ampun Gamavin, pelan-pelan nak. Kenapa sampai tersedak sih?" ujar Bunda begitu khawatir.

Herlambang segera menyodorkan air putih untuk diberikan pada Gama. Sang Bunda ingin memberikan, akan tetapi batuk Gama tak kunjung berhenti sehingga memilih untuk menunda.

"Uhuk..uhuk..."

"Pelan-pelan, coba rileks badannya" Sang Bunda menuntunnya.

"Uhuk....uh-ssakit...." Mendengar rintihan Gama membuat seluruhnya turut panik. Herlambang dengan sigap mengelus punggung bergetar Gama.

"Ssshh..."

Markus segera menurunkan Falen pada pangkuannya, berniat membantu Gama untuk bersandar pada tubuhnya. Namun gagal. Belum sempat Markus menyentuh, tangannya tetiba ditepis oleh sang empu.

"Gama, sandaran ke Ayah dulu. Jangan meringkuk gitu, nanti jadi sesak" Markus mencoba menasehati.

Gamavin tak mengindahkan ucapan sang Ayah, Ia terus berusaha memberhentikan batuk dengan sendirinya. Semakin lama membuat dadanya sakit.

Tanpa bantahan, rasa khawatir Markus menghantarkan perasaan kesal. Hingga tanpa persetujuan Ia mengangkat Gama untuk duduk pada pangkuannya, memposisikan kepala Gama sedikit miring untuk memudahkan putranya bernafas.

Mengurut halus punggung belakang Gama beberapa saat, bersamaan dengan batuk Putranya yang mulai reda.

Huft

Gamavin and The Martin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang