part 1

3.4K 293 56
                                    

Dua pria sedang duduk di dalam keheningan yang tegang setelah pernikahan perjodohan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua pria sedang duduk di dalam keheningan yang tegang setelah pernikahan perjodohan mereka. Satu pria tampak terdiam, matanya terfokus pada jarak yang jauh, mungkin memikirkan masa depan yang belum terungkap.

Di sisi lain, yang lebih muda terlihat seperti tidak terjadi apa-apa, dengan mata bulatnya pria manis itu menonton kartun favoritnya, tak lupa satu wadah es batu berada di pelukannya.

"Kenapa malem-malem makan es batu?" Tanya Mack dengan kening mengernyit, merasa heran melihat pria manis yang berstatus istrinya itu.

Gael menoleh, mengerjapkan matanya beberapa kali sambil mengunyah es batu hingga giginya bergemeletuk. "Kenapa? Udah biasa aku kayak gini," balasnya lalu kembali mengalihkan pandangannya pada iPad.

"Iya tapi ini udah malem, emang ngga dingin?" Tanya Mack lagi yang masih penasaran. Pasalnya sekarang jam menunjukkan pukul 10 malam, tetapi pria manis itu dengan santainya memakan es batu seperti tidak merasakan dingin.

Mack dan Gael baru saja melangsungkan pernikahan, meskipun bukan atas keinginan mereka sendiri, melainkan keinginan orang tua.

Ini adalah pertemuan kedua mereka, dan status mereka telah berubah menjadi suami dan istri. Namun, meskipun mereka telah terikat dalam ikatan pernikahan, keduanya merasa seperti orang asing satu sama lain karena perjodohan yang dipaksakan tersebut.

"Saya mau ngomong," ungkap Mack memecahkan keheningan di antara mereka. Dia membenarkan duduknya menatap Gael yang masih sibuk dengan ipadnya.

"Sebentar, bentar lagi selesai, kamu jangan bicara dulu. Nanti aku ketinggalan scene selanjutnya," gerutu Gael sambil memasukkan es batu ke mulutnya hingga pipinya mengembung.

Mack menghela nafasnya sabar dan kembali bersandar di sofa. Dia menyesap wine-nya sembari memandang Gael, menunggu pria manis itu selesai dengan kegiatannya.

15 menit kemudian Gael membenahi ipadnya. Dia yang awalnya tengkurap kini mendudukan dirinya menghadap Mack. "Tadi mau ngomong apa?" Tanya Gael penasaran.

"Saya terima perjodohan ini karena keluarga saya, bukan karena saya suka sama kamu. Jadi kita hidup masing-masing kayak biasa. Tapi kalo ada keluarga kamu atau saya yang dateng kita harus pura-pura kayak pasangan," ujar Mack panjang lebar. Gael sibuk mencerna ucapan Mack, mencoba memahami situasi yang dijelaskan.

"Paham ngga?" seru Mack karena Gael sedari tadi hanya terdiam. Gael menganggukkan kepalanya sedikit ragu. "Formal banget kayak ngomong sama dosen," gumamnya.

"Paham, pak," jawab Gael dengan sedikit kebingungan.

"Pak?" tanya Mack dengan kening yang mengerut. Tatapan bingung ia lemparkan pada Gael yang masih duduk anteng di atas kasur.

"Kamu ngomongnya formal banget, aku kayak lagi ngobrol sama dosen. Jadi aku panggil kamu pak aja," jelas Gael yang mencoba menjelaskan maksudnya.

"Saya suami kamu, bukan bapak kamu," timpal Mack dengan ekspresi datar. Dia meletakkan gelas yang sedari tadi dipegangnya ke atas meja.

The Baby BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang