Mack menghampiri Gael yang sedang bermain ponsel di atas ranjang. Pria itu mengecup pipi Gael sebelum membaringkan tubuhnya di samping istrinya itu.
"Sayang, mas mau ngomong sama kamu," ucap Mack sambil mengambil ponsel Gael yang pria manis itu pegang.
"Ada apa mas suami?" Tanya Gael penasaran. Dia memiringkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Mack.
Mack tersenyum hangat, dia menyingkirkan rambut Gael yang mulai panjang. "Kenapa kamu semakin cantik?" Bisiknya dengan penuh memuja.
"Mas suami cuma mau bilang itu?" Tanyanya polos. Matanya mengerjap pelan meraaa heran dengan tingkah suaminya itu.
"Enggak, mas mau bilang... Mmm kalo mas harus pergi ke Jepang," ucapnya hati-hati.
"Ngapain mas suami?"
"Cabang perusahaan mas ada yang collapse, jadi mas sendiri yang harus nanganin ke sana," jelas Mack membuat Gael menatapnya sedih.
"Nggak lama sayang, cuma satu Minggu. Kalo mas bisa selesai lebih cepat, mas bakal langsung pulang, ngga sampe seminggu," lanjut Mack yang mengerti perasaan Gael.
"Lama sekali," gumam Gael dengan menyembunyikan wajahnya di dada Mack. Dia merasa sedih karena Mack akan pergi jauh darinya.
"Aku ikut boleh tidak?" Tanya Gael pada Mack.
"Sayang, mas kan di sana kerja, bukan liburan. Terus kalo kamu ikut, Abang Zoe sekolahnya gimana?" Gael menghela nafasnya pelan. Benar juga apa yang di ucapkan oleh suaminya.
"Boleh ya mas pergi?" Mack mengelus lembut kepala Gael agar istrinya itu tidak sedih lagi. Meskipun dirinya juga sedih karena harus jauh dari istri dan anaknya.
"Eung." Gael menganggukkan kepalanya pelan, pertanda memberikan izin pada Mack. "Tapi mas suami tidak boleh macam-macam di sana. Tidak boleh telat makan, nanti mas suami sakit tidak ada yang jagain."
Mack terkekeh lalu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang. Mas bakal kabarin kamu terus nanti biar kamu ngga overthinking."
Dug dug dug!
"DADDY TOLONG BUKAIN PINTU!" Pekik Zoe yang ingin masuk ke dalam kamar orang tuanya. Mack yang baru saja ingin mencium Gael pun berdecak kesal.
"Anak siapa sih? Ganggu Mulu perasaan," dumel Mack sambil berjalan untuk membukakan pintu.
Ceklek.
"Heh! Ngapain bawa kodok ke sini?" Tanya Mack heran. Pasalnya Zoe dengan beraninya memegang kodok yang berukuran cukup besar.
"Nemu tadi di depan dad."
"Jangan di bawa masuk, nanti lon--"
"Uihh yepass!" Zoe langsung mengejar kodok yang lompat ke sana kemari. Sedangkan Mack membulatkan matanya saat melihat kamarnya menjadi tempat bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Bond
FanfictionTentang dua orang yang dijodohkan oleh keluarga mereka, meskipun mereka belum merasakan cinta satu sama lain. Namun, segalanya berubah ketika mereka menemukan seorang bayi yang tak terduga. Bayi tersebut menjadi penghubung antara mereka berdua dan s...