Tentang dua orang yang dijodohkan oleh keluarga mereka, meskipun mereka belum merasakan cinta satu sama lain. Namun, segalanya berubah ketika mereka menemukan seorang bayi yang tak terduga. Bayi tersebut menjadi penghubung antara mereka berdua dan s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kring kring.
Zoe berlari saat mendengar suara ponsel Gael berbunyi. Dengan cepat dia mengangkat panggilan itu, meskipun dia tidak tahu panggilan dari siapa.
"Halo?" Seseorang di sebrang sana tersenyum lembut saat mendengar suara Zoe yang sangat lucu.
"Abang, Daddy mau pulang. Abang mau titip sesuatu nggak?" Tanya Mack sambil masuk ke dalam mobilnya.
Zoe memiringkan kepalanya sambil berpikir. "Mmmmm mawu.. ice cleam aja dad, di kulkas cudah abis cama bubu," ucapnya.
"Ya udah nanti Daddy beliin. Kalo bubu? Mau titip nggak?"
"Cebental Daddy, aku tanya bubu dulu." Zoe kemudian keluar sambil membawa ponselnya untuk menghampiri Gael.
"Bubu mau titip cecuatu? Daddy mawu pulang," Tanya Zoe yang di jawab gelengan kepala oleh Gael. "Twidak, bubu kwenyang makan cwimol."
Zoe mengangguk paham, lalu kembali menempelkan ponselnya ke telinga. "Tidak Daddy, kata bubu kenyang makan cimol," ujarnya.
"Bubu makan cimol?" Gael membelalakan matanya saat mendengar suara Mack. Sudah pasti suaminya itu akan mengomel karena dia membeli cimol. Lagi.
"Hu'um, tadi aku cama bubu makan banyak-banyak telus--hmmp." Gael segera membekap mulut Zoe sebelum bocah itu membongkar semuanya.
"Tidak mas suami, Zoe boong. Aku tidak makan cimol," seru Gael sambil merebut ponsel yang berada di genggaman Zoe membuat bocah itu menggerutu kesal.
"Mas denger tadi kamu lagi makan cimol."
"T-tidak, mas suami salah dengar, itu suara bodyguard tau," ujar Gael yang tak mau mengaku.
"Udah berani boong hm?" Gael meneguk ludahnya kasar saat suara Mack memberat. Alarm bahaya berbunyi di dalam kepalanya.
"M-mmm s-sedikit doang mas suami, tidak banyak-banyak."
"Kata Abang, tadi banyak? Jadi yang boong Abang atau kamu?"
"Ya jelas Abang dong." Zoe menatap bubunya tak percaya. Bisa-bisanya dia di jadikan kambing hitam.
"Nwo, nwo Daddy, bukan Abang. Abang udah jujul tadi. Bubu yang boong," pekik Zoe yang tak mau di salahkan.
"Ih kan Abang yang beli," ujar Gael sambil menunjuk Zoe.
Zoe berkacak pinggang, menatap Gael dengan datar. "Kan bubu yang nyuluh."
"Sudah-sudah, dua-duanya salah. Tunggu Daddy di rumah. Kalian bakal Daddy hukum." Setelah itu Mack mematikan panggilannya sepihak tanpa menunggu balasan dari Gael.
Gael menatap layar ponselnya kecewa, lalu mengalihkan pandangannya pada Zoe. "Abang sih, coba kalo abang tidak bilang tadi, pasti Daddy tidak tau," ucap Gael sambil sedikit mendorong pundak Zoe.
