Semua orang di buat bingung dengan tingkah Gael. Pria manis itu meminta ini dan itu tetapi ketika di turutin, tetap saja salah.
"Tidak hiks, tidak mau." Bahkan saat Sean memberinya cimol pun, Gael menolaknya mentah-mentah.
Orang tua Mack dan Gael kini sedang berada di rumah Mack, mereka menerima telpon dari salah satu bodyguard kalau Gael menangis terus menerus.
"Ih kamu maunya apa hah?! Papa capek tau!" Seru Sean yang lelah melihat tingkah anaknya sendiri.
"Hikss huaaa! Tidak mau sama papah! Hiks papah jahat!" Seru Gael meraung-raung. Dia duduk di lantai dengan kaki yang di hentak-hentakkan.
Carl, Clara dan Jihan menatap Gael bingung. Entah bagaimana lagi menghadapi pria manis itu.
"Hiks, kalian hiks jahat! Masa hiks tidak ada yang nolongin hiks aku! Cuma natap aku hiks dari tadi," rengek Gael sambil menatap mereka secara bergantian.
"Papah mau jemput Zoe aja. Ngga paham papah sama kamu." Sean berlalu, meninggalkan semua orang yang sedang kebingungan di rumah besar itu.
Clara lalu menghampiri menantunya yang masih menangis tersedu-sedu. Wanita paruh baya itu mengelus kepala Gael dengan lembut. "Sayang, mau apa hm? Bilang sama mommy."
Gael menggelengkan kepalanya, dia beringsut untuk memeluk mertuanya. "Hiks, tidak tau mom hiks, aku cuma hiks pengen nangis hiks."
"Jangan gini dong, kita bingung kamu mau apa. Nanti kita telfon Mack lagi ya? Kalo Mack udah selesai bekerja." Gael mengangguk, dia semakin mengeratkan pelukannya pada Clara.
Sudah lima hari Mack berada di Jepang. Pria itu sangat sibuk dan hanya memiliki sedikit waktu untuk istri dan anaknya. Karena Mack ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar cepat pulang ke rumah.
"Hiks mau tidur hiks," bisik Gael yang masih sesenggukan. Clara yang mendengar itu meminta suaminya untuk memindahkan Gael ke sofa.
"Mau di puk-puk sama di peluk hiks." Kini giliran Jihan yang mendekati Gael. Mamahnya itu memeluk Gael yang sudah berbaring di atas sofa.
Beberapa saat Gael sudah terdiam. Namun mata bulatnya masih terbuka sambil mengerjap pelan. "Daddy?" Panggil Gael dengan sedikit menyembulkan kepalanya.
"Kenapa hm?"
"Mau elus kepala harimau boleh tidak?" Cicit Gael yang masih bisa di dengar oleh Carl.
"Harimau? Gael, itu bahaya nak, nanti kamu bisa di ngap gitu." Mendengar itu, mata Gael kembali berkaca-kaca dan setelahnya dia menangis dengan keras.
"Hikss huaaaaa, Daddy hiks tidak sayang hiks aku lagi hiks," ucapnya di sela-sela tangisnya.
Plak.
Clara memukul lengan suaminya cukup kencang. Baru saja Gael berhenti menangis, tetapi karena Carl, menantunya kembali menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Bond
FanfictionTentang dua orang yang dijodohkan oleh keluarga mereka, meskipun mereka belum merasakan cinta satu sama lain. Namun, segalanya berubah ketika mereka menemukan seorang bayi yang tak terduga. Bayi tersebut menjadi penghubung antara mereka berdua dan s...