Tentang dua orang yang dijodohkan oleh keluarga mereka, meskipun mereka belum merasakan cinta satu sama lain. Namun, segalanya berubah ketika mereka menemukan seorang bayi yang tak terduga. Bayi tersebut menjadi penghubung antara mereka berdua dan s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ANGKEL-ANGKEL, ONTY-ONTY! AYO MELAPAT, KITA YIAT BALONGCAI BALENG-BALENG," Seru Zoe memanggil para karyawan kantor untuk berkumpul di depan kantor.
Karena memang waktu istirahat, jadi tak membutuhkan waktu lama buat Zoe mengumpulkan para karyawan. Tak jauh darinya juga ada Mack dan Gael yang memantau anak itu.
"Anjing! Mau di taruh muka gue?" Gumam Mark yang menahan malu dengan kostum barongsai di tubuhnya.
"Lo kira Lo doang? Gue juga anjir!" Sentak Krist yang berdiri di sampingnya.
Keduanya sedang menunggu instruksi dari Zoe dengan kostum yang sudah terpasang di badan masing-masing. Belum lagi panas yang menyengat, membuat keduanya harus lebih bersabar.
"Lo yang di depan, gue di belakang aja," ucap Krist membuat Mark menatapnya kesal. "Enak di elu, cuma ngikutin yang di depan," balasnya sewot.
"Jangan kentut anjir!" Sentak Krist yang sudah berdiri di belakang Mark sambil memegang pinggang Mark.
"Kagak!"
"BAIKLAH ANGKEL-ANGKEL, ONTY-ONTY. CEBENTAL LAGI ADA PELTUNJUKKAN BALONGCAI." Zoe lalu berjalan mendekati Mark dan krist.
"Angkel-angkel, yang benel ya mainnya. Kalo tidak, tidak ada bayalannya nanti," ucapnya seperti atasan yang memberi peringatan pada bawahannya.
"Heh, mending buruan deh, puter musiknya. Panas banget ini," gerutu Krist yang ingin cepat-cepat selesai.
Zoe menutup mulutnya menahan tawa, dia lalu berjalan menjauh bergabung dengan para karyawan.
"Gue ngga bisa Krist, Lo aja yang di depan," seru Mark yang ragu, namun Krist menggelengkan kepalanya.
"Tinggal ngasal aja, mau lari, guling-gulingan, kayang juga gue ikutin dari belakang," balas Krist dengan santainya.
Mark berdecak kesal. Awas saja! Dia akan memberi perhitungan pada anak bosnya itu ketika sudah lahir.
"AYO MARK! KIT! SEMANGAATTT!" Pekik Gael yang tak sabar melihat atraksi dari kedua orang tersebut.
"Daddy, putal muciknya," perintah Zoe yang di angguki oleh Mack. Pria itu menyalakan musik dari ponselnya yang sudah terhubung dengan speaker.
Begitu musik mulai mengalun, Mark dan Krist pun mulai bergerak. Awalnya, mereka berusaha berkoordinasi, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka semakin kacau.
Mark berlari ke sana kemari, sementara Krist berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti gerakannya dari belakang.
Gael yang melihatnya tersenyum senang. Dia bertepuk tangan menyambut atraksi yang di lakukan oleh mereka.
"Mark, ke kiri!" teriak Krist, tetapi Mark malah berbelok ke kanan, membuat mereka hampir jatuh.
"Anying Lo!" Seru Krist yang kesal karena Mark tidak mendengarkan perintahnya. Para penonton, termasuk Zoe, Gael, dan Mack, tertawa terbahak-bahak melihat aksi mereka.
