part 11

2K 255 45
                                    

Gael mendengus kesal saat melihat Vanya terus datang ke rumah dengan alasan membahas proyek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gael mendengus kesal saat melihat Vanya terus datang ke rumah dengan alasan membahas proyek. Baginya, perempuan itu seakan-akan ingin mendapatkan perhatian suaminya dan baby Zoe. Tetapi yang semakin membuat Gael kesal adalah bahwa Mack tidak menyadari hal tersebut.

"Daddy!" seru baby Zoe sambil merangkak mendekati Mack yang sedang duduk bersama Vanya di ruang tamu, seperti biasa. Gael tidak mengizinkan mereka bekerja di ruang kerja Mack.

Mack mengulurkan tangannya dan dengan lembut memindahkan baby Zoe ke pangkuannya. Vanya melihatnya dan langsung melemparkan senyuman kepada baby Zoe, meskipun baby Zoe langsung memalingkan wajahnya.

"Anak Lo lucu banget, Mack. Mirip banget sama lo," ucap Vanya sambil mengelus pipi bulat baby Zoe. Namun, baby Zoe menepis jarinya dengan tegas.

Mack hanya terkekeh pelan karena bingung harus memberikan jawaban apa. Matanya melirik Gael yang memperhatikannya sejak tadi.

"Akhhh." Tiba-tiba, Mack terkejut saat mendengar Vanya berteriak. Dia melihat baby Zoe sedang menarik rambut Vanya dengan keras, dengan ekspresi yang menegangkan rahangnya.

"Eh, eh, jangan begitu, sayang," ucap Mack sambil berusaha melepas genggaman baby Zoe. Namun, genggaman baby Zoe begitu kuat sehingga beberapa helai rambut Vanya rontok akibatnya.

Vanya merasa sakit dan terkejut, tetapi dia mencoba tersenyum untuk menenangkan situasi. "Ngga papa, Mack. Namanya juga anak kecil. Hahaha."

Gael terkekeh pelan melihatnya. Dia berhasil memprovokasi anaknya hingga baby Zoe benci dengan perempuan itu.

"Ayo minta maaf sama aunty Vanya," kata Mack dengan tegas, berharap baby Zoe akan merespons. Namun, baby Zoe tampak tidak peduli.

"Baby Zoe..." panggil Mack sambil mengelus kepala anaknya dengan lembut.

Baby Zoe menggelengkan kepalanya, mengemut ibu jarinya, dan kemudian pindah duduk di antara Mack dan Vanya.

"Baby Zoe, ayo minta maaf dulu sama aunty. Kamu ngga sopan sama aunty, gimana kalo aunty jadi sedih hm?" seru Mack, tetapi baby Zoe tetap tidak bergeming.

"Lihat, aunty Vanya sedih," pura-pura Vanya, berharap baby Zoe akan luluh. Tetapi di dalam hatinya, Vanya merasa kesal.

"Tidak peduli... Wleee," kata baby Zoe sambil turun dari sofa. Kemudian, tangan kecilnya tanpa sengaja menyenggol minuman Vanya sehingga tumpah ke celana Vanya.

"Baby Zoe!" bentak Mack, membuat baby Zoe yang sudah merangkak sedikit menjauh dan menatap Mack dengan pandangan tak percaya.

"Daddy ngga pernah ajarin kayak gitu ke kamu!" seru Mack pada baby Zoe. Vanya melihat itu dan memegang lengan Mack untuk menenangkannya. "Udah, Mack, ngga apa-apa kok."

Gael, yang telah memperhatikan situasi sejak tadi, bangkit dan menggendong baby Zoe yang sudah berkaca-kaca. "Mas suami, tidak perlu berteriak kayak itu. Baby Zoe masih kecil. Dia belum tau mana yang baik dan buruk," kata Gael, tetapi Mack justru mengalihkan pandangannya.

"Ayo, kita cari Daddy baru saja, baby Zoe," kata Gael sambil membawa baby Zoe keluar rumah untuk menghiburnya.

Pada saat itu, Gael tidak peduli lagi dengan Vanya. Dia merasa sangat sakit hati melihat anaknya ditegur dengan keras oleh Mack.

Saat mereka berada di luar rumah, Gael dudukkan baby Zoe di atas rumput. Ekspresi keduanya berubah menjadi ceria, berbeda dengan saat mereka masih di dalam rumah.

"Akting kamu bagus banget, baby Zoe. Nanti bubu kasih kamu cimol lagi kalo penjualnya lewat," kata Gael sambil bertepuk tangan. Baby Zoe ikut menepuk tangan, pura-pura sedih hanya di depan Mack.

"Tapi jangan bilang Daddy, nanti kita di hukum lagi, oke?" Gael tersenyum melihat anaknya yang juga tersenyum. Dia lalu mengajak baby Zoe untuk belajar berjalan sambil menunggu penjual cimol lewat.

The Baby BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang