Epilog

6.3K 341 20
                                    

Waduh

Pada demo gak setuju sama end nya ya?

Sorry....

Tenang aja, dicerita yang Syaa promosiin di part sebelum epilog ini....

Rindu kalian bakal terobati. Lepasin emosi yang kalian tahan sama pemeran disana, jangan sama Syaa :)

Syaa mudah kesinggung soalnya 😭

----------------------------
Masih diwaktu yang sama, tak henti-henti keluarga Varelan mondar-mandir di depan ruangan UGD.

Dokter yang sedari tadi ditunggu-tunggu akhirnya keluar.

"Dokter bagaimana keadaan putra bungsu saya?"tanya panik seorang Rasya.

Dokter tersebut hanya menggelengkan kepala pasrah.

"Maaf, silahkan masuk tuan besar dan tuan muda sekalian. Tuan kecil ingin menemui kalian semua"ujarnya sambil menunduk

Tanpa aba-aba keluarga itu langsung berlari masuk keruangan si bungsu,

Zio yang melihat itu pun hanya terkekeh singkat. Iya Zio, karna Ziovan izin istirahat sebentar karna tidak mampu menahan sakit di tubuhnya.

"Papa...."panggilnya lirih yang membuat Rasya langsung menggenggam tangan dingin anaknya dengan erat.

"Kenapa hm?" Jujur saja firasat Rasya sangat tidak enak sekarang.

"Zio izin pamit ya? Ziovan juga. Sakit papa.... Mau tidur aja...."Zio meneteskan air matanya sambil tersenyum tipis.

Degg

Rasya tertegun dan tanpa sadar melepaskan genggaman tangannya pada sibungsu.

Lean dan Levan saling melemparkan tatapan lalu mengangguk, mereka mendekat kearah sang adik lalu mengelus rambutnya lembut.

"Tidurlah, ketenangan yang Zio rindukan akan segera datang. Tapi.... Tapi jangan lupa untuk mampir kemimpi kami ya?"ujar Lean yang diangguki Zio dengan susah payah

"Kami akan merindukanmu"ujar lirik Levan sambil tersenyum dengan pipi yang dialiri air mata.

Dengan perlahan, tangan mungil Zio menghapus air mata yang mengalir di pipi Levan

"Jangan nangis a-abang. Zio juga akan sangat merindukan kalian."balasnya dengan lembut

"Papa.... Abang.... Peluk Zio ya? Zio sangat ingin dipeluk kalian lagi"ujar Zio penuh harap

Dengan lembut sang papa dan dua saudara nya langsung memeluk tubuh itu. Yang membuat Zio tersenyum penuh haru.

Setidaknya dia akan pergi tepat saat berada di pelukan keluarganya kan? Iya kan?

Mata itu pun terpejam digantikan dengan netra menenangkan milik Ziovan.

"Papa.... Abang.... Ziovan juga pamit. Jangan lupa bahagia. Jaga kesehatan. Jangan sedih terus. Ziovan dan Zio akan selalu ada di hati kalian. Sampai jumpa lagi, Ziovan senang bisa kenal dengan kalian"ucapan lirih dari Ziovan akhirnya menjadi akhir dari penderitaan mereka.

Tiiiiiitttttt

Deru suara monitor pendeteksi detak jantung yang tadinya bargambar garis yang naik turun walaupun sangat pelan. Gini malah bergambar garis lurus tanpa ujung.

Suara monitor yang menggelegar itu, benar-benar membuat orang yang berada diruang tersebut terkejut bukan main.

Rasanya sangat menyesakkan, harus menyaksikan langsung kepergian dari salah satu anggota keluarga yang sangat mereka sayang.

•Ziovan Prince Geandra• {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang