Prolog

63 9 4
                                    

Antara aku, kamu, dan matahari.

Aroma bunga semerbak memenuhi sudut-sudut ruangan berwarna pastel itu. Suara gesekkan kertas turut menjadi pelengkap. Perempuan yang telah menginjak kepala dua dengan dibalut dress abu-abu dan kerudung yang senada itu asyik menorehkan tinta hitam pada lembaran kertas yang telah sedikit menguning di ujungnya.

Dia duduk seorang diri setelah Magrib menyapa, menikmati beberapa bintang yang agaknya sudah mulai muncul di angkasa. Perempuan itu duduk dengan tenang di dalam toko yang penuh sesak akan jejeran bunga di dalamnya.

Kegemarannya untuk menulis cerita di benda yang memiliki keyboard dan layar, tidak menghipnotisnya untuk lupa dengan sistem tulis tangan. Dia lebih suka menulis kesehariannya di kertas. Kini, pikirannya mulai melanglang buana. Mengingat dari mana semua kisahnya dimulai.

Di tengah kesibukannya menulis, tak disangka dari arah belakang, tiba-tiba saja matanya ditutup oleh satu tangan. Perempuan itu tersenyum. Saat matanya terbuka, di hadapannya sudah muncul satu tangkai bunga matahari yang sangat indah. Perempuan itu makin melebarkan senyumnya.

Krek, suara engsel pintu terbuka. seorang wanita tua dengan tiga kaki tiba-tiba masuk. Tuk tuk tuk suara tongkatnya mendominasi suasana di dalam toko, orang yang tadinya memberi perempuan itu bunga lantas pergi untuk melayani. Perempuan itu kini teringat kembali segala kisahnya sebelum dia bisa berada di titik yang dirinya injak saat ini.

Toko kaca dengan arsitektur Eropa tak lupa jejeran bunga di dalamnya dengan percaya diri berdiri kokoh di kota metropolitan di Indonesia. Memiliki status bekas ruko sewaan tepat di pinggir jalan yang bercabang empat, sangat strategis, dibuka setiap hari. Baik ini bukan promosi.

Ada yang spesial di hari Minggu, spesial di sini bukan seperti martabak telur yang dibeli untuk menyuap calon mertua, tetapi dianalogikan layaknya seorang laki-laki yang menemukan kupu-kupu bercorak indah di area taman. Perlu perjuangan yang extra agar bisa menangkapnya. Tidak, sang laki-laki bukan ingin mematahkan sayapnya, melainkan hanya ingin kupu-kupu itu paham bahwa masih ada hal yang lebih indah daripada taman. Tetapi ternyata, laki-laki itu salah, sang kupu-kupu lebih paham bahwa lebih baik berada di sarang walaupun di luar sana ada taman yang sangat indah, daripada mengetahui hal lain tapi salah dalam pemahamannya. Itu bukan pengibaratan semata, tetapi sebuah peristiwa yang terealisasi beberapa tahun mendatang, yang membawa ke jalan terbaik menurut takdir-Nya.


🌻🌻🌻


Haiiiii! Kenalin aku Fianaa. Semoga kalian sukaa yaa dengan cerita ini. Fun fact cerita ini telah lama bersarang di Microsoft Word wkwk perkara takut publish. Oh iya, jangan lupa kritik dan sarannya, vote, and share, serta follow ya guyss. See youuuu (bacanya pakai nada Ronaldo juga bowleh)

Makasih banget loh sudah berkenan mampir ke lapak iniiih

Nb : Mohon kerja samanya untuk tidak menjadi pembaca ghaib ya guys ... mari menerapkan simbiosis mutualisme hehe

Next?

SunflowersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang