SATU

263 8 1
                                    

Kematian Dirga Lexy membuat perubahan besar di keluarga besar Lexy, termasuk Lexy corp. Para karyawan dan kolega bisnis kehilangan sosok pemimpin yang sangat baik dan bijaksana. Dirga merupakan sosok pemimpin yang berhati mulia. Dia selalu mementingkan kepentingan karyawan dari pada kepentingan pribadi maupun perusahaan. Beliau selalu memastikan bahwa setiap karyawannya hidup sejahtera, tidak kekurangan apapun.

Sepeninggal Dirga, Lexy Corp di pimpin oleh Ginova Farukh Setiawan, menantunya. Masa kepemimpinan Gio tidak berbeda dari Dirga. Gio juga merupakan pemimpin yang baik, ulet, juga bijaksana. Menjadi Direktur Utama Lexy Corp membuat jadwal Gio semakin padat. Kesibukannya juga bertambah antara mengurus Farukh Corp dan Lexy Corp. Sehingga waktu Gio banyak di habiskan di kantor. Laki-laki itu hanya memiliki waktu luang di hari minggu, itu kadang juga terpakai untuk mengurus pekerjaannya.

Karin sebagai istri mencoba memaklumi kesibukan Gio. Tapi sebagai perempuan, terkadang Karin juga protes ketika Gio tidak memiliki banyak waktu untuk dirinya. Kadang hal tersebut juga menjadi penyebab cekcok diantara keduanya. Dan sebisa mungkin Gio mencoba mengerti posisi sang istri.

"Mas?"

"Kenapa sayang?"

"Menurut kamu baju aku bagus nggak? Apa terlalu simple mas?"

Gio menghampiri Karin lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping sang istri. "Kamu cantik banget pakai baju ini, sayang." Sebuah kecupan mendarat di pipi Karin.

"Mas ih, nanti bedak aku geser. Jangan cium-cium."

Gio hanya tertawa lalu mengusap kepala Karin. "Udah. Kamu udah cantik."

Pipi Karin bersemu mendapat pujian seperti itu.

"Percuma aku cantik kalau suami aku nggak ganteng." Karin mengambil tuxedo bewarna navy yang telah tersedia lalu memasangkannya kepada Gio. Mereka tampak serasi menggunakan baju yang bewarna senada

"Acaranya jam berapa, mas?" Tanya Karin seraya merapikan kerah baju Gio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Acaranya jam berapa, mas?" Tanya Karin seraya merapikan kerah baju Gio.

"Jam sepuluh sampai jam dua belas, sayang."

"Tumben pagi."

"Mas juga nggak tau." Gio berdiri di depan cermin lalu merapikan rambutnya yang bewarna hitam. "Sebelum ke acara kantor, kita ke panti dulu ya, sayang."

Karin mengangguk. "Sorry ya mas."

"Sorry untuk apa?"

"Aku belum bisa ngasih kamu anak."

Gio melangkah kearah Karin lalu menangkup kedua pipi istrinya itu. Wajah tersebut berubah  mendung. 

"Kenapa tiba-tiba kamu jadi bahas anak?"

"Ya aku tau kamu pasti kamu udah pengen banget punya anak. Aku nggak tau kenapa aku nggak hamil-hamil, mas."

"Sayang, kita sudah berusaha dan sisanya kita serahkan kepada Allah. Bisa jadi kita belum diberi keturunan karena Allah mau ngasih kita waktu buat berdua dulu. Lagian pernikahan kita baru jalan delapan bulan, sayang."

DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang