TIGA

71 4 0
                                    

Karin berhamburan dari sofa dan berlari menuju pintu utama ketika mendengar suara mobil Gio. Semenjak menikah dan semenjak ayah sudah tiada, Karin merasa hanya Gio temannya satu-satunya. Semenjak itu juga Karin tidak suka berada diluar rumah. Kebiasaan shopping dan ngumpul bersama teman-teman seperti waktu gadis dulu sudah jarang sekali Karin lakukan. Dia merasa lebih nyaman dan senang apabila dirumah saja.

"Sayaaaang." Karin bersorak lalu merentangkan tangannya. Menunggu Gio menghampirinya di depan pintu.

Gio tersenyum melihat Karin menyambut kadatangannya. Langsung saja Gio memeluk sang istri. "Kenapa nih istri mas hari ini? Happy banget keliatannya. Ada cerita apa?"

"Tunggu ya. Aku mau liatin sesuatu sama mas." Karin melepas pelukannya lalu berlari menuju kamar.

Seraya menunggu Karin, Gio merebahkan badannya di sofa ruang keluarga. Rasanya hari ini begitu melelahkan, tapi karena melihat kebahagian Karin, rasa lelah Gio menguap begitu saja.

"Tadaaaaaaa." Karin memperlihatkan skripsinya yang telah di acc oleh pak Bimo, pembimbing dua nya. "Akhirnya skripsi aku di acc mas."

"Alhamdulillah. Selamat ya sayang." Gio mengecup kening Karin. "Kapan ujiannya?"

"Tiga minggu lagi, mas. Tapi aku dapat penguji pak Ibra dan Bu Risa. Killer banget loh mas." Karin merengut mengingat penguji skripsinya merupakan dua dosen killer di fakultas.

"Kamu nggak usah pikirin hal-hal yang belum terjadi yang bisa buat kamu drop. Sekarang, fokus kamu itu pelajari skripsi kamu, berdoa dan serahkan hasilnya sama Allah. Mas yakin, istri mas pasti bisa."

Bibir Karin melengkung lalu mengangguk. "Mas pasti capek kan. Sekarang mas mandi trus kita makan malam ya."

***

Karin menyendokkan nasi goreng ke dalam piring milik Gio. Dia juga memasukkan telur dan sepotong ayam. Lalu meletakkannya di hadapan Gio yang tengah sibuk dengan ipad di tangannya.

Hari ini merupakan hari minggu dan Karin begitu senang karena dia akan menghabiskan waktu yang banyak bersama sang suami. Kesibukan Gio akhir-akhir ini membuat waktu kebersamaan mereka terenggut begitu saja.

"Mas, makan dulu."

"Iya sebentar ya." Balas Gio tanpa menoleh kepada Karin. Tangannya asik menari-nari diatas layar benda pipih tersebut.

"Mas.. Nanti nasi goreng nya dingin. Jadi nggak enak."

"Iya."

"Mas kamu ngapain sih? Masa hari minggu masih kerja? Aku tuh pengen habisin hari minggu sama kamu."

Tidak ada jawaban dari Gio.

"Mas-----"

"Kamu bisa diem dulu nggak sih Rin!" Bentakan Gio membuat Karin tercekat. Tidak biasanya Gio membentak Karin bahkan hanya karena hal sepele seperti sekarang ini.

Karin menghela napas lalu membanting sendok yang ada di tangannya. "Makan tuh kerjaan kamu!" Setelah itu Karin beranjak dari kursinya.

"Jangan ke kanak-kanakan, Rin!"

Kalimat yang di lontarkan Gio berhasil membuat langkah Karin berhenti. "Kamu bilang aku ke kanak-kanakan? Nggak habis pikir aku sama kamu!"

Gio meletakkan ipad nya lalu berdiri menghampiri Karin. "Kerjaan aku lagi banyak. Kantor juga banyak masalah. Harusnya kamu ngerti dong.!"

"Kamu mau aku ngertiin kamu? Kurang ngerti apalagi aku mas? Kamu sibuk di kantor,  aku nggak pernah protes. Kamu sering cuekin aku, aku juga nggak masalah kan? Aku selalu coba ngertiin kamu! Kayaknya kerjaan emang lebih penting dari pada aku ya mas. Kamu tuh sekarang udah nggak ada waktu lagi buat aku!" Setelah mengatakan hal tersebut, Karin berlari menuju kamar.

DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang