EMPAT

82 4 0
                                    

Karin mengerjap kan mata berkali-kali. Dia mencoba untuk melawan rasa kantuknya. Karin menoleh ke sisi kanan, disana Gio masih tertidur dengan pulas. Dengan perlahan Karin bangkit dari posisinya, lalu mengambil testpack di laci nakas. Kemarin ketika bi Jum keluar rumah, Karin meminta tolong untuk di belikan testpack. Walaupun Karin tau hasilnya pasti akan negatif. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan?

Dengan perlahan dan pelan Karin melangkahkan kaki menuju kamar mandi agar Gio tidak bangun. Tapi harapannya pupus ketika suara serak Gio memanggilnya.

"Sayang. Kamu mau kemana?" Gio melirik jam yang menunjukkan pukul dua dini hari. Kemudian Gio menghidupkan lampu kamar.

Karin berbalik lalu menyembunyikan alat tes kehamilan tersebut di belakang badannya.

"Mau sholat tahajud kok nggak bangunin mas?"

"Itu-apa." Karin gelagapan sendiri menjawab.

Gio mengernyitkan dahi. Dia merasa ada yang aneh dengan sikap Karin.

"Kamu kenapa?"

"Nggak kenapa-napa."

Gio mendekat dan Karin melangkah mundur. Hal tersebut membuat kecurigaan Gio muncul.

"Kamu kok aneh banget sih sayang? Itu apa yang kamu sembunyiin?"

Karin menghela napas dan memutuskan untuk jujur. "Aku mau cek aja, mas." Dia memberikan testpack kepada Gio.

Gio menatap Karin lalu meletakkan benda tersebut keatas nakas. "Cek nya kapan-kapan aja ya. Mas bukan nggak ngizinin, tapi mas nggak mau mood kamu jadi jelek karena hasilnya nggak sesuai dengan apa yang kamu harapkan."

Karin mengangguk.

"Bi Jum bilang kemarin kamu nitip susu hamil dan vitamin?"

"Iya mas."

"Kamu kemarin juga ke rumah sakit buat suntik hormon hCG kan?"

Karin terkejut mendapat pertanyaan tersebut. Dari mana Gio tau? Karin sengaja pergi diam-diam agar suaminya itu tidak tau.

"Mas tau dari siapa?"

"Sayang dengar, kamu jangan berpikir seolah kamu nggak sehat, kamu nggak subur. Di pernikahan ini ada aku dan kamu. Kita berjuang nya sama-sama ya. Aku nggak mau kamu berjuang sendiri."

"Tapi mas---"

"Udah. Mulai sekarang kamu nggak usah mikir yang macam-macam. Pernikahan ini pernikahan kita dan kamu nggak perlu dengerin kata orang lain. Mau kita punya anak atau nggak, mas akan selalu ada bersama kamu."

"Makasih ya mas." Karin memeluk Gio.

"Sama-sama."

Sepasang suami istri tersebut pun dengan khusyuk melaksanakan sholat tahajud empat rakaat. Sholat tahajud merupakan sholat sunnah muakkat yang dikerjakan pada sepertiga malam. Sholat tahajud dapat dilakukan minimal dua rakaat. Keutamaan mengerjakan sholat tahajud ialah mendapatkan tempat terpuji di sisi Allah dan juga dikabulkan segala doa-doa dan di ampuni segala dosa-dosa.

"Assalamualaikum Warahmatullah."

Setelah berdzikir Gio maupun Karin menengadahkan tangan. Meminta kepada yang maha kuasa dengan sungguh-sungguh.

"Ya Allah ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." Gio mulai memanjatkan doa-doa yang di Aamiin kan Karin dari shaft makmum. Doa yang di udara kan Gio merupakan doa yang di panjatkan nabi Zakaria ketika meminta keturunan kepada Allah.

DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang