DUA PULUH DELAPAN

27 0 0
                                    

01.00 pm

Gio mengambil jas serta tas kerja di bangku belakang sebelum keluar dari mobil. Sebelum menutup pintu, Gio mengambil Fire Chicken Whole yang sengaja dibelinya untuk Karin. Tadi siang istrinya itu merengek minta izin untuk beli ayam tersebut, tapi Gio melarang. Dia tidak ingin Karin keluar sendiri. Lagian antrian di tempat makan tersebut juga ramai dan pasti Karin bosan menunggu. Makanya Gio berinisiatif untuk membelikan. Besok  pagi akan diberikannya kepada Karin.

"Assalamualaikum." Gio mendorong pintu lalu membuka sepatunya. Kondisi rumah dalam keadaan sepi karena para penghuninya sudah tertidur lelap.

Langkah Gio terhenti diruang keluarga. Dia melihat Karin tengah tertidur di sofa, tanpa selimut. Tv menyala dengan volume kecil.

Gio menyelipkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Karin ke belakang telinga. Deru napas Karin yang tenang menandakan bahwa wanita tersebut tidur begitu pulas. Bahkan di saat tertidur pun, sangat jelas gurat kelelahan di wajahnya. Gio mengelus pipi Karin, membuat mata indah tersebut terbuka.

"Mas-?" Panggil Karin mengerjapkan mata beberapa kali. Menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke bola matanya.

"Kenapa tidur di luar hmm?" Gio beralih duduk di sebelah Karin.

"Aku nungguin kamu. Aku mau marah sama kamu."

"Marah kenapa? Aku ada buat salah?"

Karin melipat tangan di dada. Menunjukkan kekesalannya kepada sang suami.

"Kamu bohong tentang Siska kan? Dia itu bukan kenalan Haikal, tapi babysitter Alaya!"

"Sayang---"

"Nggak usah sayang-sayang. Aku tuh kesel banget tau!"

Gio memutar badan Karin menghadap kepadanya, lalu meraih kedua tangannya. "Iya aku bohong sama kamu. Karena aku tau kamu nggak suka sama Zhea. Aku nggak mau kamu berpikiran yang macem-macem terus bikin mood kamu rusak. Aku minta maaf ya sayang."

"Aku nggak suka kamu bohongin aku."

"Iya. Mas minta maaf."

Karin hanya diam. Ia tidak menanggapi permintaan maaf Gio.

"Mas ada sesuatu buat kamu."

"Mau ngebujuk nih ceritanya?"

"Maybe." Gio mengambil Fire Chicken Whole yang terletak diatas meja. "Ini buat istri mas tercinta."

Karin mengambilnya dengan antusias. Dari siang dia sudah ngidam ayam satu ekor tersebut. Dibuka nya kotak bewarna merah itu dan matanya semakin berbinar melihat daging ayam utuh satu ekor.

"Masih marah nggak sama suaminya?"

"Hmm.. Karena kamu udah beliin aku ini, jadi aku nggak jadi marah deh. Makasih ya mas." Karin memeluk Gio lalu mencium pipinya.

"Disini dong ciumnya." Gio menunjuk bibirnya.

Cup! Karin mengecup bibir Gio membuat pria itu tersenyum.

"Lagi dong."

"Dih dikasih hati minta jantung." Gio hanya terkekeh.

"Aku mau makan ayamnya sekarang."

"Nggak besok pagi aja, sayang?"

"Nggak mau. Maunya sekarang."

"Yaudah. Sini mas panasin dulu." Gio mengambil ayam tersebut lalu dimasukkannya ke dalam microwave selama 10 menit.

"Ini udah jam berapa, mas?"

"Jam 01.20, sayang. Pelan-pelan makannya."

"Ini kurang pedes mas. Kenapa nggak level 5 aja yang kamu beli?"

DREAM MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang