10. Hut Smansa

1.1K 89 16
                                    

Semua siswa-siswi di suruh berkumpul di tengah lapangan SMA negeri 1 , mereka saling berbaris dengan baju seragamnya masing-masing, terkecuali para peserta lomba yang memakai baju bebas. Contohnya Kala, kali ini rambutnya di kepang dua dengan memakai sweater rajut berwarna hijau tosca tua di padukan dengan celana berwarna cream. Terlihat sangat cocok dengan penampilan Kala yang lucu.

Lalu di dada kanan nya terdapat kertas bulat bergambarkan sebuah angka nomor 2 dengan tulisan band akustik. Itu adalah nomor urut band kelas Kala. Si lebih muda itu berjalan mengikuti barisan band akustiknya, yang tak lain mereka berada di belakang panggung.

Kala menatap ke arah penampilan Arka, dilihatnya Arka yang sama memakai sweater seperti dirinya, bahkan warna dari sweater dan celananya sama. Karena mereka memang sengaja menyamakan bajunya, sedangkan Kinan, Dirly, Farhan, dan Abi memakai baju hitam serentak.

Mereka berenam saling berkumpul membentuk lingkaran, lalu saling merangkul sembari menundukkan kepalanya.

"Gue yakin, kita semua bisa ngebawain yang terbaik!" Seru Arka.

Mereka berenam saling bersorak, lalu berdoa dengan agamanya masing-masing. Penampilan nomor urut 1 band akustik sudah selesai, kini mereka di suruh naik ke atas panggung.

"Semangat kita!" Sorak Farhan.

Kala mengangguk, ia dan Arka naik ke panggung sembari memegang microphone di tangannya, di ikuti ke empat temannya di belakang. Sorak dari siswa-siswi dari kelas mereka mulai ramai. Keempat teman Kala yang memegang bagian musik mulai tes suara dengan alat musiknya, sedangkan Kala dan Arka sesekali berbicara di microphone guna menambah keramaian mereka.

Pandangan Kala menyusuri setiap barisan yang sesuai dengan kelasnya masing-masing, lalu matanya tertuju ke kelas Chindy, netra mata nya menatap lekat akan kehadiran Chindy yang berbaris di depan dengan seragam putih abunya. Terlihat begitu cantik dengan rambutnya yang di urai, walau tatapannya tetap cuek dan dingin.

Kala tersenyum manis ke arah Chindy dari kejauhan, ia tau si kakak kelas cueknya itu memperhatikan dirinya.

"KALA I LOVE YOUUU!!" Sorak dari penonton di depan panggung.

Arka tertawa pelan lewat microphone nya, "Wah, wah, banyak juga ya fans Kala!" Setelah Arka berucap seperti itu, ricuh dari murid SMA negeri 1 terdengar kembali.

"Okey, tunggu apa lagi, mari kita saksikan penampilan band akustik nomor urut dua! Tepuk tangan dulu semuanya!!" Ucap sang pembawa acara.

Suara tepuk tangan seluruh murid terdengar di telinga Kala. Kala memejamkan matanya, sekedar meredakan rasa gugupnya yang sangat tinggi. Alat musik yang di mainkan band Kala mulai terdengar, dengan di iringi suara keyboard Kinan untuk pertamanya.

"KALAAAA!!!"

"GANTENGNYA ARKAAAAA!!!"

Kala tersenyum kecil menampilkan matanya yang hilang, ia bersiap dengan mic di tangannya.

"Ribuan hari aku menunggumu
Jutaan lagu tercipta untukmu
Apakah kau akan terus begini?
Masih adakah celah di hatimu
Yang masih bisa aku 'tuk singgahi?
Cobalah aku kapan engkau mau~"

Setelah Kala selesai bernyanyi di lirik bagian ini, lalu di lanjuti oleh arka. Kala menatap lekat ke arah Chindy, entah mengapa ia merasakan jikalau Chindy menatapnya dengan senyuman kecil dari sana. Yang awalnya Kala grogi dan gugup kini tergantikan dengan ia yang bernyanyi sangat santai, bahkan ia seperti bernyanyi di rumah.

"Tahukah lagu yang kau suka?
Tahukah bintang yang kau sapa?
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku
Tahukah lagu yang kau suka?
Tahukah bintang yang kau sapa?
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku
Coba keluar di malam badai
Nyanyikan lagu yang kau suka
Maka kesejukan yang kau rasa (ah-ah-ah)
Coba keluar di terik siang
Ingatlah bintang yang kau sapa
Maka kehangatan yang kau rasa
Tahukah lagu yang kau suka?
Tahukah bintang yang kau sapa?
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku
Tahukah lagu yang kau suka?
Tahukah bintang yang kau sapa?
Tahukah rumah yang kau tuju? Itu aku~"

11 MIPA 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang