15. Night Ride

717 49 6
                                    

Author pov

Bulan kali ini bersinar lebih terang, jalanan yang lenggang menampilkan keindahan sekitarnya. Perut Kala terasa lapar, melihat pedagang di pinggir jalan membuatnya tergiur.

Chindy tak sengaja menatap wajah Kala dari spion, sepertinya si gadis muda sedang melihat kuliner-kuliner di pinggir jalan membuatnya berpikir sejenak. Apakah Kala kelaparan? Hanya itu yang terlintas secara polos di pikirannya.

Sungguh, Chindy kepikiran dengan kejadian di parkiran tadi, ia dengan reflek membantu mengaitkan helm Kala. Ini benar-benar di luar dugaannya. Hal ini mampu membuat pikirannya agak terganggu.

Dan tiba-tibanya lagi, Chindy membelokkan motornya ke arah parkiran pinggir jalan yang berada tepat di depan gerobak tahu tahu tek-tek.

Kala jelas kaget, ia hanya menatap punggung Chindy yang turun dari motor serta melepas helmnya.

"Kok stop?" Tanya Kala kebingungan, ia masih enggan untuk turun dari motor.

"Gue laper, mau makan. Emangnya lo gak laper?"

"Laper sih..." Kala pun ikut turun dari motor, baru saja ia melepas helmnya, Chindy sudah berada di depan gerobak tahu tek-tek, ia memesan makanan mereka tanpa adanya Kala.

Kala buru-buru menyusul Chindy yang sudah duduk manis di karpet lesehan yang mengarah ke jalanan. Suasana duduk lesehan di pinggir jalan membuatnya tergiur akan suasana kendaraan yang lalu lalang. Begitu cantik pemandangan kota malam ini.

"Bayangin kalonya tiba-tiba ada yang tabrakan di depan kita." Ucap Chindy, pikiran bodohnya itu terlintas secara naluri.

Kala menjitak kepala Chindy, "Ih mulutnya sembarangan banget deh!"

Chindy hanya tertawa, "Gue cuman gak kebayang aja."

Tak berapa lama, hal yang di ucapkan Chindy terkabul. Sebuah motor tak sengaja menabrak body belakang mobil yang tiba-tiba ngerem mendadak.

"Anjir!" Seru Kala, ia ikut melihat ke arah si pengendara motor, untungnya motor tersebut tidak terlalu laju membawa motornya, "Ucapan kamu jadi kejadian."

Chindy hanya menatap sekilas, ia juga tidak menyangka, padahal Chindy hanya berucap asal. Ini lah mengapa orang-orang menyebutnya omongan adalah doa.

Pengendara si mobil nampak acuh tak acuh, sepertinya ia tak sadar jika body belakang mobilnya tak sengaja tertabrak. Salahnya juga sih, siapa suruh tiba-tiba ngerem mendadak tanpa alasan. Apa jangan-jangan baru belajar naik mobil kali ya?

"Untung gak ngebut dia."

Kala mengangguk mantap dengan ucapan Chindy.

"Kamu kalo laper suka beli makanan kayak gini, ya?"

"Iya," Balas chindy, "Tahu tek-tek favorit gue."

Kala menatap minuman mereka yang datang, ternyata Chindy memesan es teh manis. Makanan mereka belum datang, jadinya Chindy dan Kala meminum es teh mereka terlebih dahulu, sekedar mencicip saja.

"Selain itu ada lagi?" Tanya Kala, ia ingin mengetahui segala jenis hal favorit makanan Chindy.

"Hmmm. Lalapan, mungkin?"

"Lalapan emang enak sih, maklum aja kalo semua orang suka."

"Ayam geprek." Ucap Chindy tiba-tiba, "Gue juga suka ayam geprek."

Kala tersenyum tipis, satu kesamaan ternyata ada pada diri mereka, sama-sama menyukai ayam geprek.

"Sama. Aku juga suka ayam geprek. Tapi lebih sukanya lagi sama kamu."

11 MIPA 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang