Kala dan Reva pergi dengan dua buah motor menyusuri toko baju di sekitar kota. Pandangannya mendapati toko baju yang sangat familiar di sosial media. Lampu sein motor Kala belokkan ke kiri, terlihat lampu motor Reva juga mengikuti.
"Lo pengen beliin Chindy apa, Kal?" Reva melepas helmnya, menghampiri Kala yang nampak bercermin pada kaca spion motornya.
"Hoodie."
Keduanya melangkah kaki memasuki toko. Mata Kala langsung tertuju pada hoodie yang di gantung, ia melihat hoodie itu berwarna hitam dengan gambar ayam berwarna kuning di dada kirinya. Terlihat menggemaskan di mata Kala, dirinya membayangkan akan selucu apa jika Chindy memakai hoodienya.
"Besok udah hut smansa aja, ya?" Reva berjalan mengitari baju kaos dengan berbagai macam gambar sablon.
"Yap," Balas Kala, ia mengambil hoodie yang menarik perhatiannya tadi, "Gue sama kak Chindy mau nyumbang lagu, kebetulan juga besok dia ulang tahun. Aduh, gue malu, kak, sama video yang bakal di tampilin nanti."
Reva tertawa, "Gapapa, itung-itung biar lo jadi famous di sekolah. Lagian gak buruk-buruk amat kok acting lo, keren aja menurut gue," Pandangan Reva teralih pada hoodie yang di ambil Kala, "Kayaknya tuh anak bakalan lupa deh sama ulang tahunnya."
Kala tersenyum miris. Latar belakang Chindy lah yang membuatnya datar dalam menjalani kehidupan, maklum saja jika Chindy melupakan ulang tahunnya sendiri. Sungguh kasian.
Kala dan Reva berjalan menuju kasir, memberikan hoodie yang nantinya akan ia kasih ke Chindy sebagai kado ulang tahunnya. Selesai membeli hoodie, mereka pergi ke Mr. Diy, membeli bungkusan kado.
"Kira-kira, kadonya mending yang ini, atau yang ini?"
Kala menunjukkan dua buah bungkus kado di tangannya, satu berwarna hitam dengan pita berwarna coklat dan satunya lagi kado polosan berwarna biru.
Reva menunjuk ke arah bungkus kado yang di pegang Kala, "Mending ini sih. Warna item, ada pitanya juga, gak monoton."
"Gas kita ke kasir."
Tanpa bertele-tele mereka langsung membayarnya di kasir, tak lupa meminta pegawai kasir untuk membungkus hoodie yang ia beli tadi. Kala memberikan uang lebih kepada pegawai tersebut.
Sekarang kado untuk Chindy sudah selesai.
Bergegas dirinya pulang ke rumah, begitu juga Reva. Selama di perjalanan pulang, ia masih terbayang sosok kakak kelasnya yang cuek dan unik itu. Semoga di hari ulang tahunnya Chindy gadis itu merasakan kebahagiaan yang melanda.
***
Kala merebahkan tubuhnya di kasur, setelah menjalani perjalanan yang panjang membeli kado, dirinya dapat beristirahat dengan tenang. Kado di taruhnya di meja belajar. Dirinya berpikir sejenak, seperti ada yang kurang. Ah, Kala lupa memberikan ucapan surat selamat ulang untuk Chindy.
Dengan cepat ia berdiri dari kasur, mengambil satu lembar kertas dan pulpen dari tasnya. Kala begitu fokus mencari kata-kata dalam suratnya, berharap surat ini mampu membuat hati Chindy yang dingin itu luluh. Mungkin beberapa gambaran kecil berbentuk cinta agak menggemaskan di mata Chindy nantinya.
Drrtt drtttt
video call from kak chindy...
Kala menatap heran pada ponselnya yang berdering di samping tangannya, lebih terkejutnya lagi layar ponselnya menunjukkan Chindy yang tiba-tiba menelponnya, melalui video call. Karena tau ini panggilan video, ia buru-buru merapikan rambutnya.
"Kal."
"Iyaa?"
Kala nampak fokus dengan surat yang di tulis tangan, tak memperdulikan Chindy yang memperhatikannya dari kamera.
KAMU SEDANG MEMBACA
11 MIPA 3
Novela Juvenil[Cerita di deskripsi nyambung ke chapter 1] Pernah gak sih kamu naksir sama kakak kelas yang ngambil jurusan MIPA dan ternyata ada pelajaran matematika lanjut? Otomatis dia pinter matematika dong? Jelas. Ini tentang Kala yang naksir sama kakak kelas...