Extra Part

844 44 16
                                    

21+

***

-25 Desember 2029-

Suara gemericik hujan terdengar nyaring mengenai atap rumah. Hujan ini begitu menyakitkan, dinginnya angin sangat menusuk relung hati. Bohong kalau gadis itu tidak merindukan Chindy. Hatinya masih sama seperti dulu, perasaan dan cintanya masih sama.

6 tahun semenjak kejadian yang menimpa keduanya, mereka semakin renggang. Tak ada kabar, tak ada saling kontak, hanya ada perasaan rindu di batin. Hingga sekarang, Kala menyimpan seluruh hatinya, hanya untuk Chindy di masa yang akan datang.

Sebut saja ia bodoh, masih memikirkan sang mantan kekasih yang mungkin sudah berbahagia dengan orang lain. Tapi bagaimana lagi, atas nama cinta, Kala sangat amat menyayangi mantan gadisnya.

Kala mengambil beasiswa jurusan hukum di salah satu fakultas ternama. Semenjak Najwan meninggal dan Chindy yang pergi ke luar negri, ia bersungguh-sungguh dalam belajar, sampai tak sadar bahwa peringkatnya menaik drastis. Sekarang hanya ada keinginan untuk segera lulus dari kuliah, karena Kala sudah muak di lingkup kuliahnya.

Sampai sekarang, Kala tak mempunya kekasih sama sekali.

Kinar dan Clara masih bertahan di kota yang sama, sesekali mereka mengunjungi Kala di rumah yang baru. Kian selaku abang Kala, sudah lulus dari kuliahnya, ia bekerja di salah satu perusahaan milik teman ayahnya sebagai manajer. Hubungan Kian dan Andre semakin erat, bahkan Kian tak segan-segan bercengkrama bersama Dilan dan Dewi.

Ibunya, Melody. Sayang sekali setelah kematian suaminya yang masih 1 tahun, ibu dari dua anak itu memilih bunuh diri karena tak sanggup di tinggal sang suami. Di saat Kala menginjak bangku kelas 11, ia melihat dengan mata kepala sendiri ibunya bergantung diri di kamar. Semenjak kejadian itu, Kala meminta Kian untuk menjual rumah mereka. Selain karena terdapat kenangan buruk antara orang tuanya, ia juga memiliki kenangan pahit bersama Chindy di rumah itu.

Kala tak seceria dulu, Kala tak sebahagia dulu. Hanya ada kesuraman dalam hidupnya. Di tinggal kedua orang tuanya secara bergilir, di tinggal kekasihnya tanpa komunikasi maupun kabar. Dan hanya mendapatkan kabar sekilas dari Andre bahwa sang mantan kekasih pindah ke luar negeri. Selain itu, ia tak tau lagi tentang kehidupan Chindy.

Semenjak kejadian itu juga, ia sama sekali tak bermain sosial media di aplikasi mana pun. Selain menghindar tentang kabar kekasihnya, ia memiliki kesibukan lain dalam kuliah. Rasanya mana sempat Kala membuka handphone.

Rumah baru yang di tempati Kala cukup minimalis. Memiliki tiga ruang kamar beserta kamar tamu. Rumah yang di beli Kian bertingkat dua, tak lupa memiliki balkon di tiap masing-masing kamar. Rumah ini begitu cocok untuk sekedar melihat langit sore di balkon.

Seperti saat ini. Berdiri dengan tubuh bersandar pada penyangga balkon seraya netra yang menatap kagum akan langit sore, begitu memukau dengan pesonanya. Cahaya memancarkan keindahan, kawanan burung melintas pada cakrawala.

Sesekali tangannya menyabak poni yang jarang di potong, sembari mengeluarkan asap rokok dari mulut.

Enak kan meminum ludah sendiri?

Di satu sisi, Chindy hilang kewarasan. Di sisi lain, Kala kehilangan dirinya sendiri. Menyudahi hubungan tanpa ada kejelasan tentu menyakitkan, terutama hilangnya komunikasi antar mereka.

Ini bukan diri Kala. Yang merokok tak ada habisnya, kecanduan minum alkohol, meminuman obat penenang diri, semuanya sungguh di luar kendali. Kala hanya menginginkan ketenangan batin, tidak lebih.

Terkekeh pelan, ia membuang putung rokok yang sudah mendekati kapas filter, kembali membakar satu batang rokok dari kedua sela jari. Begitu menggigit kapas filter, di tariknya asap rokok secara dalam, menelan habis-habis asap rokok ke dalam dada. Kala merasakan manisnya kapas filter mengenai bibir, sedetik kemudian terukir senyuman lebar, teringat manisnya bibir sang kekasih.

11 MIPA 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang