13. Reva Pengganggu

1.1K 71 34
                                    

"Gitu ya lo, Chin. Sama gue aja gak pernah tuh di tawarin sampe masuk ke dalam! Lah ini?! Si Kala! Lo ajakin masuk ke dalam kamar. Jahat banget!"

Terdengar bacotan-bacotan Reva dari si pengganggu kedua sejoli yang hampir berciuman tadi. Entah keinginan dari mana Reva tiba-tiba mengunjungi kosan Chindy. Pasalnya, ia tak sengaja melewati jalan kosan Chindy, dirinya itu salah fokus terhadap motor Kala yang terparkir di depan kosan Chindy.

Reva benar-benar curiga saat itu, ia rela memutar balik arah tujuan untuk ke kosan Chindy. Awalnya Reva mengira Chindy membawa laki-laki ke kosannya, soalnya ia tak tau jika motor Kala itu pemiliknya adalah Kala, dirinya mengira orang lain. Ternyata dugaannya salah, benar-benar di luar fakta.

"Lo ngapain ke kosan gue sih?!" Sewot Chindy, merasa tak senang adanya kehadiran Reva disini.

Kini mereka bertiga sedang duduk melingkar di kasur kamar Chindy, berbekalkan gitar yang berada di tengah-tengah mereka. Kala dapat merasakan raut wajah Chindy benar-benar tak menerima kehadiran Reva, namun Reva bodo amat dengan itu.

"Gue pikir motor Kala tadi tuh cowok yang ke kosan lo! Makanya gue kesini."

"Gila. Yakali gue bawa cowok ke kosan, yang ada di usir sama ibu kos gue."

"Bener juga sih."

Selagi Reva dan Chindy berbicara, Kala hanya berdiam. Ia bingung harus berbicara apa, lantaran dirinya merasa kesal akan kehadiran Reva yang secara tiba-tiba, menganggu momen romantis mereka.

"Diem-diem bae lo, Kal!" Tegur Reva.

"Lagi kagak mood ngomong gue, kak."

"Cielah, tumben-tumbenan."

Kala hanya memalingkan wajahnya, seraya tangannya memegang ponsel, ia sibuk bermain ponsel sambil sesekali melirik pandangannya ke Chindy. Sedangkan mereka berdua itu, masih asik berbicara. Lambat laun Chindy mulai melupakan kekesalannya di awal, Kala pun juga begitu, mau tak mau ia melupakan kekesalannya dengan cara bermain ponsel, walaupun dirinya hanya meng-scroll video tik tok.

Kadang-kadang Kala tertawa saat melihat video lucu lewat di berandanya, sontak hal itu membuat Chindy menarik perhatiannya. Di lihatnya dengan mata kepala sendiri, menatap Kala yang tertawa dengan senyuman lebar yang manis, bahkan dirinya benar-benar lupa akan Reva yang terus berbicara. Seolah-olah waktu menjadi berhenti, hanya ada tawa Kala di benaknya sekarang.

"Chin."

"Chindy."

"WOI CHINDY!"

Chindy terperanjat kaget dengan teriakan Reva, begitu juga Kala yang ikut kaget.

"Hah?" Chindy mengalihkan pandangannya dari Kala. Nampaknya ia ketahuan sedang menatap Kala, "Kenapa?"

"Lo mah gak nge-hargain gue cerita tau!" Sewot Reva, dengan tatapan judes yang di olah-olah.

Kala benar-benar bosan saat ini. Dirinya pun memilih beranjak dari kasur, berdiri sambil bercermin merapikan baju seragamnya yang berantakan, di pakainya kembali cardigan yang sempat terlepas. Terlihat Chindy dan Reva menatap Kala, bertanya-tanya mau kemanakah gadis cantik itu?

"Gue mau pulang dulu, kak," Ucap Kala sambil menatap Reva, "Udah sore soalnya. Takut di cariin juga."

Lalu Kala menatap Chindy. Bahkan dari tatapan Kala ke Reva dan Chindy itu sangat berbeda. Bayangkan, Kala menatap Reva dengan tatapan malas dan kesal, atau biasa saja. Berbeda dengan dirinya saat menatap Chindy yang selalu di iringi tatapan kagum dan hangat. Sedari awal hingga akhir, tatapan Kala tak pernah lepas dengan yang namanya tatapan cinta.

11 MIPA 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang