Tahukah dirimu betapa diriku
Merindukan hadirmu ada di sini?Berkali-kali Chindy menyetel lagu yang terus berulang, sudah hampir setengah jam ia duduk termenung di kasir. Andre dan Mawar sudah mulai muak mendengar lagu yang di putar Chindy, bahkan pengunjung cafe ikut merasa iba pada barista yang satu itu.
Tak tahukah Kala kalau disini ada pacarnya yang mati-matian menahan rindu?
"Ganti lagu dong, Chin! Gua udah muak banget denger lagu lu itu-itu mulu!"
Chindy masih terdiam, ucapan Mawar sama sekali tak di gubris pendengarannya. Andre tertawa kecil, interaksi Mawar dan Chindy bagaikan adik-kakak, apalagi Mawar selalu marah atas kesalahan kecil Chindy, gadis itu benar-benar tidak fokus membuat minumannya.
Mawar mengambil alih komputer kasir, menggeser tempat duduk Chindy ke samping. Lagu berjudul You Are My Paradise - Hazz ia putar di aplikasi Spotify, kepalanya langsung bergeleng mengikuti irama musik. Seisi pengunjung cafe tertawa, terkejut akan perubahan lagu yang awalnya galau tiba-tiba menjadi DJ.
Chindy menggeser tempat duduk Mawar, ia langsung mengganti lagu yang di putar Mawar.
"ANYING BERNADYA."
Salah satu pelanggan cafe berteriak lantang, semuanya langsung tertawa keras. Melihat perdramaan dua barista itu membuat mereka tertawa kecil. Lagi dan lagi, Mawar mengganti lagu yang di putar Chindy. Lagu yang berjudul DJ Funkot London Bridge terpampang jelas di layar komputer. Lagi-lagi seisi cafe tertawa.
Tubuh Andre langsung bergerak melerai Chindy yang hendak mengganti lagu di komputer. Perubahan suasana hati Chindy baru kali ini ia rasakan, padahal dulu Chindy sangat anti percintaan, hanya karena cinta ia jadi segalau ini.
"Lo sama dia ngga putus ya, Chin, cuman ngasih waktu doang please."
Ketiga manusia itu duduk sejajar di dalam kasir, pandangan mereka berbeda-beda. Chindy menatap kosong ke depan, Mawar bergeleng-geleng kepala mendengar lagu, sedang Andre menatap khawatir pada Chindy.
"Tapi gue ngga bisa jauh-jauh dari dia, Ndre. Ngga bisa, Ndre. Gue pengen nemenin dia."
Mawar mengecilkan suara musiknya, ia mengganti lagu menjadi A Thousand Years, pendengarannya ia teliti tatkala Andre dan Chindy membahas percintaan.
"Belum sekarang, Chin. Dua, tiga hari, ngga papa kalonya ga ketemu, sekarang kasih jarak aja dulu, biar sama-sama tenang."
"Ndre," Panggil Chindy, pandangannya menatap penuh ke Andre, "Gue tau dia orangnya kayak gimana, gue tau. Dia butuh gue, dia perlu gue buat nampung kelah-kesuhnya. Gimana gue bisa tenang kalonya keadaan dia aja lagi ngga baik-baik?"
Andre menghela napas berat. Sangat bebal rasanya kalau berbicara dengan Chindy. Yang ada perdebatan mereka tidak ada habis-habisnya kalau begini.
"Iya, gue tau. Tapi keadaan lagi ngga mendukung, Chin."
Persetan dengan keadaan! Yang namanya rindu ya tetap rindu! Begitu pikir Chindy.
"Bodo amat. Gue ngga semangat kalo ngga ada dia."
"Pacar lu siapa sih?" Tanya Mawar, ikut penasaran atas pembicaraan dua makhluk di sampingnya.
"Kepo."
"Ngga di kasih tau nih gua?"
"N-G-G-A. NGGA."
"Kurang ajar."
Andre tertawa keras, ia memijit kepalanya yang pening, "Fokus kerja aja lo. Ngga usah di pikirin, nanti bisa kok ketemu, kalo udah sama-sama membaik keadaannya. Sekarang posisi lo bedua sama-sama susah. Lo ngurusin kerja, dia ngurusin jasad ayahnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
11 MIPA 3
Teen Fiction[Cerita di deskripsi nyambung ke chapter 1] Pernah gak sih kamu naksir sama kakak kelas yang ngambil jurusan MIPA dan ternyata ada pelajaran matematika lanjut? Otomatis dia pinter matematika dong? Jelas. Ini tentang Kala yang naksir sama kakak kelas...