4. Penawaran

3K 373 232
                                    

Beberapa minggu setelah (Name) memutuskan untuk membantu Kim Dan, (Name) jadi lebih sering bolak-balik menemui Kim Dan, entah itu sekedar mengantarkan makan siang ataupun cuma mengobrol biasa.

Awalnya Jaekyung membiarkan hal itu, namun lama kelamaan telinganya panas juga mendengar gosipan yang merujuk pada hubungan Kim Dan dengan (Name). Banyak dari mereka mengatakan bahwa keduanya cocok sedangkan Kim Dan sendiri selalu menjawab dengan senyuman seolah-olah dia tidak keberatan sama sekali.

Saat ini Jaekyung baru selesai berlatih, tidak lama lagi dia akan ada pertandingan resmi babak semifinal melawan salah satu petinju yang cukup hebat. Ia sudah berlatih sangat keras hari ini.

          "DOKTER DAN AKU DATANG~"

          "Eh? Kenapa tiba-tiba aku dipanggil dokter?"

         "Karena kamu pernah mengobati hatiku ehehe"

Mata Jaekyung memicing melihat sosok (Name) yang kembali mengunjungi Kim Dan di tempat latihannya, (Name) juga terlihat membawa bingkisan besar dengan senyuman manis menghiasi bibirnya. Kedatangan (Name) juga selalu disambut dengan baik oleh teman-temannya.

Kali ini Jaekyung memutuskan untuk bangkit dari kursi, berniat untuk menegur (Name) yang selalu datang tanpa alasan. (Name) sendiri sedang mengobrol dengan Kim Dan, sesekali mereka tertawa membahas lelucon.

        "Oi"

        "Hah?" Ucapan Jaekyung seketika menghentikan tawa mereka berdua. Baik Kim Dan maupun (Name) sama-sama menoleh kearah Jaekyung.

        "Aku tidak tau apa yang kau lakukan disini tapi kau sangat mengganggu!" sinis Jaekyung pada (Name).

        "Hm-" belum sempat (Name) menjawab namun Kim Dan sudah terlebih dahulu pasang badan di depan (Name). Hal itu membuat (Name) kaget sendiri.

         "Maaf, tapi aku yang mengundangnya kesini" potong Kim Dan cepat.

         "Oh ya? Kalau begitu cepat usir dia!" titah Jaekyung.

(Name) langsung memeluk lengan Kim Dan dengan manja, wajahnya dibuat sedih seolah-olah ia tersakiti oleh perkataan Jaekyung. Oh tentu saja Jaekyung sudah melotot seakan tidak percaya kalau wanita itu benar-benar sengaja, Kim Dan sendiri mengusap lembut rambut (Name) berharap bahwa (Name) lebih tenang.

          "Masa aku diusir padahal aku kesini mau nganter makan siang untuk kalian. Aku sedih loh~" keluh (Name).

Seketika itu juga banyak yang bisik-bisik tentang perlakuan Jaekyung yang semena-mena. Memang sih Jaekyung tidak bisa bersandiwara seolah dia pria yang baik, saking jujurnya dalam bersikap orang-orang justru menganggap Jaekyung jahat.

          'Kau emang kuat, tapi kau itu lemah dalam berakting. Rasain tuh!' maki (Name) dalam hati.

          "Maaf ya, dia emang suka begitu tapi sebenarnya dia tidak bermaksud. Tidak perlu di ambil pusing" lerai Kim Dan.

         "Beneran dok?" Kim Dan mengangguk setuju.

Bisa (Name) lihat tangan Jaekyung sudah mengepal erat, kali ini (Name) memberanikan diri membalas tatapan Jaekyung dengan tajam seolah menandakan kalau dia tidak takut sama sekali pada Jaekyung.

          "Bisa aku bicara dengannya?" tanya Jaekyung pada Kim Dan.

          "Eh?"

          "Berdua aja" lanjut Jaekyung. Kali ini Kim Dan menoleh kearah (Name) menanyakan kesiapan wanita itu.

          "Oke" jawab (Name).

Belum sempat ada satu detik (Name) menjawab namun pergelangan tangannya keburu ditarik oleh Jaekyung keluar dari ruangan. Kim Dan menatap melas kearah (Name) namun wanita itu mengangguk seraya menyuruh Kim Dan tidak ikut campur lebih dalam. Kim Dan hanya bisa bersabar bahwa (Name) bisa mengatasinya.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang