S2. 3. F

2.2K 250 159
                                    

          "Lama tak berjumpa, (Name)" sapa Jaekyung sambil tersenyum seolah-olah tidak terjadi apapun di antara mereka.

(Name) terdiam mematung. Wajahnya nampak memerah padam menahan gejolak emosi, bisa ia lihat wajah Jaekyung nampak tidak bersalah sama sekali ditambah ia juga bisa dengan mudah mengambil hati ibu nya.

          "Jadi kedatangan saya kesini untuk membawa (Name) kembali ke Korea" lanjut Jaekyung serius menatap ke arah ibu (Name).

Mendengar niat dari Jaekyung, ibu (Name) sempat terkejut. Ia lalu menundukkan wajahnya seakan memohon agar (Name) tidak dibawa pergi lagi.

          "Maaf tapi saya tidak bisa menerima nya. (Name) harus tetap disini" jelas ibu (Name).

Tatapan Jaekyung berubah menjadi datar, merasa tidak ada izin ia kemudian melirik kearah adik (Name) yang masih setia menunduk. Jaekyung menghela nafas berat, ia tidak mungkin melepaskan (Name) begitu saja terutama perjanjian mereka belum dibatalkan sama sekali.

          "Kalau begitu, apa yang harus saya lakukan agar bisa membawa (Name) kembali?" tanya Jaekyung lagi.

Ibu (Name) terdiam sejenak, ia tahu kalau Jaekyung lah yang selama ini membayar biaya pengobatan. Pikiran ibu (Name) kembali melayang pada suaminya yang selalu marah-marah terutama pada anak-anak. Ibu mana yang tega melihat anaknya disiksa oleh ayahnya sendiri lantaran tidak mendapatkan uang sepeser pun.

          "Temui lah ayah (Name), dia yang lebih berhak menentukan" ucap sang ibu seketika mengejutkan (Name) dan adiknya.

          "Kenapa harus ayah?! Ibu jauh lebih berhak menentukan masa depan aku! Ibu bisa nolak kan? Kenapa ibu jadi ragu dan nyuruh ayah yang nentuin?!" protes (Name) seketika.

Jaekyung menyimak dengan seksama perdebatan antara ibu dan anak. Ia masih belum mengerti apa yang terjadi pada keluarga (Name) sebenarnya, tapi yang ia bisa ambil kesimpulan adalah keluarga mereka sangat berantakan. Ia jadi sedikit paham kenapa (Name) tumbuh menjadi wanita yang keras kepala.

          "Maaf, tapi ibu gak bisa ngeliat kamu terus disiksa sama ayahmu.. Ibu mohon ya sekali ini aja kamu turutin kemauan dia biar gak ada keributan lagi"

          "Ibu ngomong apa sih? Mau sampe kapanpun dia gak bakalan berubah bu! Percuma ibu selalu nurutin kemauannya!" balas (Name) tidak terima.

Ibu (Name) tetap kekeuh pada pendiriannya. Hal itu membuat (Name) sedikit kecewa, ia sangat ingin membawa ibunya meraih kebebasan, namun sang ibu terus menerus masuk ke dalam belenggu yang sama, alhasil tidak ada jalan keluar untuk mereka bebas dari kekangan sang Ayah.

         "Nak, kamu sekarang istirahat dulu ya, kamu pasti capek kan baru datang dari Korea kesini? Adek, kamu antar nak Jaekyung dulu ya, ibu mau bicara sama kakak kamu" putus Ibu (Name) lembut.

Adik (Name) mengangguk setuju, ia kemudian berjalan menuju kamar milik (Name) sebagai tempat istirahat Jaekyung. Beruntungnya Jaekyung tidak banyak berbicara, ia juga lelah ingin istirahat sebentar sebelum menyiapkan diri kembali membujuk kedua orang tua (Name) agar wanitanya bisa di bawa kembali ke Korea. Jaekyung hanya punya waktu seminggu di Indonesia.

          "Ini kamarnya" kata adik (Name).

Jaekyung kembali menatap wajah adik (Name) yang sedari tadi enggan menatapnya sama sekali. Ia heran sebenarnya adik (Name) itu pemalu atau memang dia begitu dari dulu.

          "Ya terima kasih" jawab Jaekyung singkat.

Baru saja Jaekyung hendak memasuki kamar namun suara adik (Name) kembali memanggilnya. Mau tidak mau Jaekyung kembali terdiam seraya menatap sang adik.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang