13. When you fall

2.4K 278 58
                                    

Beberapa hari setelah acara pertandingan selesai dilaksanakan, (Name) yang tidak sibuk menerima ajakan Heesung untuk bertemu.

(Name) tidak keberatan sama sekali, toh dia juga bosan harus berdiam diri di rumah sebesar itu. Jaekyung mana mau menemaninya, walau tadi sebelum berangkat (Name) dipelototi habis-habisan oleh Jaekyung karena tau dia akan menemui Heesung.

         "Kamu sudah datang. Ngomong-ngomong kamu berjalan kaki sendirian?" sambut Heesung setelah ia melihat (Name) yang baru tiba dengan berjalan kaki.

         "Ya, cuaca hari ini tidak buruk juga untuk berjalan kaki" jawab (Name) diakhiri senyuman tipis.

         "Ah sayang sekali, padahal aku ingin menjemput mu tadi, tapi kamu kan tidak mau aku jemput langsung" keluh Heesung sebal.

         "Tidak perlu, bahaya juga kan kalau mereka menemukan mu sedang mengunjungi rumah orang asing seperti ku" tolak (Name) santai.

Heesung mengangguk, ia juga tidak menutup fakta yang terjadi kalau paparazi seringkali menangkap momen ketika dia tidak sengaja keluar rumah.

         "Memang sih, kalau begitu kita berangkat sekarang saja" ajak Heesung seraya membukakan pintu mobilnya untuk (Name).

         "Ah ya, terima kasih"

Heesung hanya menjawab dengan senyuman, setelah memastikan (Name) sudah masuk ke dalam mobil, barulah dia menutup pintu dan berpindah ke arah yang berlawanan.

.

Setibanya di kediaman Heesung, (Name) disuruh duduk terlebih dahulu di sofa selagi pria itu pergi ke arah dapur.

Bukan (Name) namanya kalau tidak curiga, ia diam-diam mengikuti Heesung yang tengah menyiapkan minuman sendirian. Kadang (Name) tidak habis pikir, kenapa orang-orang disekitarnya lebih suka tinggal sendirian di rumah yang besar padahal kalau menurut (Name), rumah sebesar itu akan menyeramkan jika hanya di huni oleh satu orang saja.

          "Kenapa kamu mengintip disitu? Kalau butuh sesuatu katakan saja" ucap Heesung tanpa repot-repot berbalik badan.

         "Eh? Aku ketahuan nih?"

         "Ya, langkah kaki mu bisa ku dengar tadi" balas Heesung santai.

Berhubung semuanya sudah ketahuan, (Name) tidak perlu repot-repot lagi bersembunyi. Ia berjalan mendekati Heesung, sepertinya pria itu jauh lebih tenang kalau dilihat dari dekat, tidak seperti awal ia ingin kenalan.

          "Ngomong-ngomong, tadi kamu mengatakan kalau bukan dari negara ini kan?" celetuk Heesung tiba-tiba.

          "Ya, memangnya kenapa?" tanya (Name) bingung.

          "Sebenarnya aku penasaran dengan makanan dari negara lain khususnya Indonesia. Beberapa kali aku mencoba untuk pergi ke Bali namun sayangnya waktu untuk cuti ku sangat sedikit..." curhat Heesung sedih.

          "Tapi Indonesia itu luas bukan hanya Bali, setiap daerah memiliki makanan khas nya sendiri" jelas (Name) apa adanya.

          "Benarkah? Aku ingin mencobanya langsung..."

(Name) menanggapi dengan kekehan kecil, saat melihat raut wajah Heesung yang merengut entah kenapa itu lucu. Heesung juga bukan pria yang jahat, jadi (Name) tidak menolak tawaran untuk menjadi temannya setelah Kim Dan tentu.

          "Hm, ku rasa aku bisa memasak untukmu kalau bahan-bahan nya lengkap" kata (Name) seraya mengetuk dagunya pelan.

Heesung mengangguk antusias, ia segera menunjukkan isi kulkasnya pada (Name). Wanita itu kemudian terdiam sejenak memikirkan masakan Indonesia apa yang cocok untuk disajikan berdasarkan bahan yang bisa ditemui di Korea.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang