Keesokan harinya (Name) sedang duduk di kursi depan rumah sembari berjemur, ia juga membawa baby Joo bersamanya. Suasana di pagi hari tidak terlalu terik, sangat cocok untuk bayi berjemur di luar rumah.
(Name) juga tidak sendirian, ia ditemani oleh ibu mertuanya. Perlakuan ibu Jaekyung sejauh ini baik sekali pada (Name) terutama cucu nya sendiri. (Name) merasa beruntung, walau ayah kandungnya jahat padanya setidaknya ia bisa mendapatkan ibu mertua yang baik.
Jaekyung sendiri sudah berangkat latihan seperti biasa, dia tidak bisa mengambil cuti terlalu lama karena sebentar lagi akan ada pertandingan baru.
"Bagaimana dengan kabar keluargamu disana?" celetuk ibu Jaekyung tiba-tiba.
(Name) sempat terdiam sejenak, ia bingung mau menjelaskan apa, lagipula tidak ada hal bagus di dalam keluarganya sendiri.
"Aku ada adik, kebetulan dia bekerja di Korea" jawab (Name) diakhiri senyuman.
"Benarkah? Kenapa kamu tidak memperkenalkan adikmu padaku? Aku juga ingin mengenalnya" keluh Ibu Jaekyung.
"Lain kali aku akan memperkenalkan nya padamu, ibu" jawab (Name) ramah.
Ibu Jaekyung mengangguk saja, mereka sama-sama terdiam beberapa menit, sampai akhirnya suara baby Joo yang berada di gendongan (Name) menangis membuat mereka berdua terkejut.
"Apa kamu merasa kepanasan sayang? Maaf, mama menjemur mu terlalu lama. Bisa-bisanya aku lupa, untung kamu tidak menjadi roti bakar" kata (Name) kaget.
(Name) langsung bangkit dari tempat duduknya, berniat untuk kembali ke dalam rumah sambil menenangkan tangisan anaknya. Ibu (Name) tersenyum melihat ke arah menantu dan cucunya.
"Melihatmu yang panik serasa mengingatkanku dengan Jae kecil"
(Name) yang semula hendak pergi mengurungkan niat, ia mematung menunggu kata-kata selanjutnya. Bagaimanapun juga (Name) ingin tahu tentang masa lalu suaminya, karena ia sempat ketiduran sewaktu Jaekyung bercerita.
"Hanya saja, aku mendidiknya terlalu keras. Aku tidak mau dia menjadi manusia gagal seperti ku"
Tangisan baby Joo langsung mereda setelahnya. Akhirnya (Name) memilih untuk duduk di sofa ruang tengah, disusul dengan ibu Jaekyung. (Name) sudah siap untuk mendengarkan cerita berikutnya.
"Melihat dia sekarang tumbuh menjadi pria yang pantang menyerah, aku jadi merasa lega. Tugasku memantau perkembangan nya sudah selesai" lanjut ibu Jaekyung dengan tatapan lurus ke depan.
"Apa maksudnya?" tanya (Name).
Belum sempat ibu Jaekyung menjelaskan lebih lanjut namun tiba-tiba seseorang mengenakan jubah hitam masuk ke dalam rumah mereka. Disana (Name) membeku beberapa detik, begitupun dengan ibu Jaekyung yang sama terkejutnya.
Orang itu melemparkan sebuah bom asap yang membuat pandangan keduanya seketika menjadi kabur. Baik (Name) maupun ibu Jaekyung sama-sama terbatuk.
Mereka berusaha melarikan diri dari sana namun ibu Jaekyung terlebih dahulu tertangkap oleh orang itu. (Name) tidak tahu pasti apa yang terjadi, dia berusaha untuk menyelamatkan diri dan juga anaknya. Ponsel (Name) sayangnya tertinggal di dalam kamar, sedangkan (Name) sudah terlanjur keluar melewati pintu belakang rumah.
"Mama mu bukan artis tapi kenapa selalu diincar sih?!?!" umpat (Name) sambil berlari sekuat tenaga.
Baru saja (Name) hendak melangkah keluar pagar namun tiba-tiba pandangannya menjadi gelap akibat ada seseorang lagi yang rupanya masih komplotan yang sama. (Name) dibekap dan pingsan di tempat, sedangkan baby Joo sudah berhasil pindah ke tangan penculik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]
Fanfiction[Completed] Masuk dalam kisah bertemakan Boys Love 'Jinx' membuat seorang gadis cantik bernama (Name) berupaya menjadi orang ketiga dalam hubungan asmara tersebut. Ia bertekad untuk meluruskan sesuatu yang berbelok. Akankah rencana nya berhasil? Ata...