Menjelang kelahiran anaknya, (Name) sedari tadi sudah dibawa ke rumah sakit. Dia juga tidak sendirian, melainkan ditemani oleh Jaekyung dan adiknya.
Selama masa pembukaan, (Name) berusaha untuk tetap tenang, ia bahkan masih menyempatkan diri makan dan mengemil untuk mengisi tenaga nya sendiri.
Dokter juga sudah mengatakan kalau ada kendala yang menyebabkan (Name) tidak bisa melahirkan secara normal. Walau awalnya sempat sedih, tapi (Name) akhirnya menerima keputusan dokter untuk melahirkan jalur caesar.
Kalau Jaekyung sendiri jangan ditanya, dia selalu nurut walau sebenarnya dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan. Intinya ia hanya mengikuti keputusan (Name) saja.
Saat ini (Name) sedang berdua bersama adiknya di ruangan. Jaekyung sedang pergi keluar untuk mencari makanan yang (Name) inginkan. Disana mereka berdua sempat mengobrol serius terutama tentang kekhawatiran adik (Name) pada sang kakak.
"Dek, kamu masih cari tau tentang kabar Ayah disana?" tanya (Name).
"Aku cuma tau dari tetangga kak, dia baik-baik aja dan sekarang kerja serabutan. Lagipula sesudah ibu meninggal juga aku diusir dari rumah, jadi aku gak peduli tentang ayah lagi" jawab adik (Name) jujur.
(Name) menghela nafas berat, padahal dia berharap setidaknya ayahnya menjadi luluh setelah kematian ibunya namun nyatanya tidak sama sekali.
"Sayang banget ya, padahal aku juga mau kenalin cucu pertamanya pada ayah tapi kayaknya dia juga gak bakal peduli sih" ujar (Name) pelan.
Adik (Name) tidak berkomentar lagi, dia juga merasakan hal yang sama. Mau menyalahkan takdir pun rasanya percuma saja.
Adik (Name) kemudian menggenggam erat tangan kakaknya yang sudah keringat dingin. Ia menoleh kaget, rupanya sedari tadi (Name) nampak cemas, hanya saja kakaknya itu enggan mengungkapkan perasaannya sendiri.
"Kakak khawatir?" tanyanya hati-hati.
"Sedikit sih haha, lagian ini kan pengalaman pertama, siapa yang gak panik coba? Tapi yang paling aku pengen sambut ya hari ini anak aku akhirnya lahir juga" jelas (Name) diakhiri cengiran lebar.
Adik (Name) ikut tersenyum, ia tahu kalau sedari dulu kakaknya itu kuat. Selama ini (Name) berusaha memberikan contoh yang baik untuk adiknya, dia juga tidak mau adiknya merasakan penderitaan apa yang dia rasakan.
"Kak.." celetuk adik (Name), membuat sang kakak menoleh kearahnya.
"Hm?"
"Kalo aku minta izin sama kakak buat nikah, apa kakak mau izinin?" ucapnya ragu-ragu.
Mendengar itu (Name) langsung menganga lebar. Ini dia tidak salah dengar kan? Tiba-tiba adiknya membicarakan tentang pernikahan. (Name) tidak tahu apa saja yang adiknya lalui belakangan ini.
"Pria mana yang berani ngajakin kamu nikah, huh?!" tanya (Name) setengah shock.
Adik (Name) kemudian membisikkan nama pria yang ia maksud. Disana (Name) sempat melotot kaget. Ia seakan tidak percaya dengan apa yang disebutkan oleh adiknya barusan, tapi disisi lain dia juga senang karena adiknya ingin menikah.
"SERIUSAN DEK?!" Adik (Name) mengangguk setuju.
Tak lama Jaekyung kembali ke ruangan dengan membawa makanan pesanan (Name). Disana mata (Name) sudah berbinar-binar menyambut makanan, bukan Jaekyung. Jaekyung pun segera menyerahkan pesanan pada pemiliknya.
"Kau serius ingin makanan seperti ini?" tanya Jaekyung setengah menyindir.
Pasalnya yang (Name) inginkan adalah salad yang ditambahkan saus kacang pedas. Entah kenapa tiba-tiba dia menginginkan hal itu padahal keliatannya tidak menggugah selera sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]
Fanfiction[Completed] Masuk dalam kisah bertemakan Boys Love 'Jinx' membuat seorang gadis cantik bernama (Name) berupaya menjadi orang ketiga dalam hubungan asmara tersebut. Ia bertekad untuk meluruskan sesuatu yang berbelok. Akankah rencana nya berhasil? Ata...