S2. 9. If u want to cry

2.2K 253 91
                                    

        'Apa-apaan ini?! Nilai mu tidak sempurna! Bagaimana bisa?!'

        'Kau harus menjadi yang terbaik di antara teman-teman mu!'

Semua ucapan orang tuanya selalu terngiang di kepala bocah berusia 7 tahun tersebut. Ia sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai nilai tertinggi, namun ia masih saja berada satu tingkat di bawah temannya.

Joo Jaekyung.

Dia salah satu anak yang rajin belajar dari usianya masih sangat muda. Walaupun begitu sebenarnya Jaekyung tidak suka belajar akademik. Minat aslinya hanya menjadi seorang atlet muda yang memiliki banyak prestasi. Ia juga kerap kali diam-diam mencuri waktu untuk berlatih fisik di tengah istirahat belajar.

Orang yang menyadari minat dan bakat Jaekyung pertama kali adalah neneknya. Setiap Jaekyung datang ke rumah sang nenek, biasanya dia lebih leluasa untuk berlatih fisiknya tanpa harus diketahui oleh kedua orang tua.

Suatu hari sang nenek bertanya pada Jaekyung tentang masa depan cucunya tersebut. Jawaban Jaekyung cukup sederhana dan hal itu membuat sang nenek seketika berpihak padanya.

         "Kalau sudah besar nanti, apa yang akan kamu perbuat di masa depan?" tanya sang nenek dengan lembut.

Jaekyung yang kala itu sedang memakan es krim nya menoleh ke arah nenek. Ia menarik senyuman tipis sebelum akhirnya menjawab pertanyaan konyol tersebut.

         "Aku hanya ingin menentukan jalan hidupku sendiri, tidak peduli seberapa jauh aku menentang ibu sama ayah, tapi yang pasti akan ku buktikan pada mereka kalau aku bisa hidup tanpa aturan dari mereka"

          "Oh ya? Apa kamu yakin dengan keputusan mu?" Jaekyung mengangguk singkat. Melihat cucunya nampak berpendirian teguh, sang nenek hanya bisa mengulas senyuman.

         "Kalau begitu kamu juga harus buktikan sama nenek, seberapa jauh kamu akan berhasil nanti"

.
.

Jaekyung seketika terbangun dari tidurnya akibat memori masa lalu yang berputar di dalam mimpinya.

Padahal sudah belasan tahun lamanya dia tidak memimpikan hal itu namun entah kenapa mimpi itu datang lagi seolah menyeretnya ke dalam luka lama.

Pria itu menoleh ke arah samping dimana terdapat (Name) yang tertidur pulas setelah kegiatan panas mereka berakhir. Bercak kemerahan pun masih terlihat jelas di sekujur tubuh (Name) yang ditutupi oleh selimut.

Hanya dengan bertemu neneknya selama beberapa menit membuat Jaekyung gelisah sendiri. Dia juga tidak lagi bisa tertidur seperti biasa. Pria itu memilih untuk duduk di tepi ranjang sembari memainkan ponselnya.

Jaekyung membaca beberapa pesan masuk dari ponselnya. Ada satu pesan yang membuatnya penasaran, yaitu pesan dari adiknya (Name). Dia meminta agar bisa berbicara sebentar dengan Jaekyung tanpa harus di dengar oleh (Name).

Jaekyung mengiyakan lalu ia berjalan sendirian ke arah balkon hotel. Setelah memastikan bahwa ucapan mereka tidak terdengar oleh (Name), barulah Jaekyung menghubungi adik ipar nya.

          "Apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Jaekyung, sesekali ia melirik kearah ranjang yang terdapat (Name) masih terlelap.

Tidak ada sahutan selama beberapa menit. Jaekyung mengernyit heran, namun samar-samar ia bisa mendengar isak tangis tertahan di seberang sana. Pria itu tetap menunggu adik (Name) berbicara terlebih dahulu sebelum ia berkomentar lebih lanjut.

          "Ibu ku meninggal.."  itu kata pertama yang Jaekyung dengar hingga jantungnya berdetak lebih cepat karena shock.

          "Dari kapan?" tanya Jaekyung.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang