S2. 11. Give me chance

2K 273 72
                                    

         "Tidak perlu! Aku sudah tidak mau berurusan dengan mu!" tolak Jaekyung mentah-mentah.

(Name) mengerucutkan bibirnya. Ia sedikit sakit hati ketika permintaannya ditolak begitu saja, tapi (Name) juga tidak mau berdebat lebih jauh, mungkin ia yang tidak seharusnya merasa yakin bahwa Jaekyung sebenarnya pria baik.

          "Oke, kalau begitu aku akan pergi" kata (Name) singkat.

Wanita itu langsung berbalik badan dan berjalan menjauhi Jaekyung yang masih mematung kaget. Jaekyung juga tidak berniat untuk menghentikan (Name) sama sekali, ia sedang meyakinkan diri kalau (Name) memang pembawa sial untuk karirnya.

Jaekyung melirik kearah meja yang terdapat nampan berisi sarapan lengkap. Ia menghela nafas berat, bahkan sebelum pergi pun (Name) masih sempat menyiapkannya sarapan.

          'Sepertinya aku akan makan sebagai bentuk penghormatan terakhir.' batin Jaekyung sembari manggut-manggut mengerti.

.
.
.
.

Setelah insiden di usir dari rumah Jaekyung, (Name) bingung mau pergi ke mana lagi, ia juga belum meminta sang adik menjemputnya dari Indonesia. Rasanya (Name) hanya berjalan tanpa arah selama setengah jam berlalu.

Sekelibat ingatan (Name) kembali pada rumah sosok nenek yang diyakini sebagai nenek Jaekyung. (Name) masih penasaran dengan kehidupan masa lalu Jaekyung, ia juga penasaran bagaimana Jaekyung bisa tumbuh menjadi pria yang jauh dari kata hutan rimba.

         "Tujuan utama ku adalah rumah nenek, siapa tau nenek masih ada disana" gumam (Name) pelan.

Cukup jauh (Name) berjalan sendirian dengan menyeret sebuah koper di tangan nya, akhirnya (Name) tiba juga di tempat tujuan dengan selamat. Ia menatap ke rumah yang nampak sunyi sekali, keningnya mengernyit sepertinya pemilik rumah sedang tidak berada disana.

          "Nenek?" panggil (Name) namun tak kunjung mendapatkan sahutan.

Merasa usahanya sia-sia, (Name) memilih duduk sejenak di teras rumah nenek Jaekyung, disana dia kembali melamun. (Name) berpikir haruskah ia menjalani kehidupan baru nya di tempat terpencil yang jarang diketahui oleh orang lain seperti yang dilakukan Kim Dan melalui bantuan Heesung?

Memikirkan hal itu saja (Name) sudah pusing sendiri. Ia juga harus mengajak adiknya untuk tinggal bersama. (Name) tidak mau adiknya akan kehilangan arah tanpa ada bimbingan dari orang tua, cukup dia yang merusak dirinya sejauh ini. (Name) juga sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga sang adik sebaik mungkin.

          "Huwahh kalo udah begini, aku jadi tambah pusing mikirin hidup" keluhnya pada diri sendiri.

         "Loh? Kamu ngapain nak? Udah lama duduk disitu?"

Suara dari orang yang (Name) cari rupanya memanggil, ia reflek menoleh kearah samping dimana terdapat sang nenek yang baru saja pulang dengan membawa plastik belanjaan.

(Name) segera berdiri dari duduknya, ia berinisiatif membawakan belanjaan tersebut, dan beruntung bantuannya tidak ditolak sama sekali oleh nenek. Seperti biasa, nenek Jaekyung menyambutnya dengan hangat.

           "Sini masuk dulu ke rumah, hari ini aku kebetulan abis belanja bulanan, jadi bisa aku masakin makanan yang enak buat kamu" tawar nenek Jaekyung ramah.

(Name) mengulum senyum, ia kemudian mengangguk dan mengikuti sang nenek memasuki rumah. Tidak ada yang berubah dari suasana rumah disini, sama seperti terakhir kali ia berkunjung.

Sebenarnya (Name) sedikit malu karena ia terpaksa berniat untuk tinggal disini sementara selagi Jaekyung mengusir nya. Ia tidak yakin dirinya diterima oleh sang nenek, terlebih lagi dia hanyalah wanita asing yang kebetulan mendampingi Jaekyung. Bahkan masa lalu Jaekyung saja, (Name) tidak tahu banyak soal itu.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang