S3. 14. Intimate burning love

1.5K 178 298
                                    

Setelah acara perdebatan sengit antara Jaekyung vs tetangga, akhirnya mereka tiba juga di tempat tujuan, yaitu acara pernikahan teman (Name).

Mereka bertiga datang terlambat karena (Name) harus meminta maaf dulu dengan tetangga atas ucapan Jaekyung, (Name) bertekad setelah mereka pulang dari acara kondangan ini, (Name) ingin langsung berangkat ke Korea aja.

Sudah cukup Jaekyung membuatnya malu.

(Name) terlebih dahulu mengisi daftar hadir pada buku tamu undangan sementara Jaekyung bersama baby Joo malah melipir ke salah satu stand yang menjual balon.

Baby Joo menunjuk ke salah satu balon bergambar kedua anak kembar tanpa rambut. Sepertinya bocah kecil itu menginginkan balon tersebut.

        "Apa? Kamu mau? Tapi ini jelek sekali" tanya Jaekyung pada anaknya.

Baby Joo mengangguk mengiyakan pertanyaan ayahnya. Dia tetap kekeuh pada pendiriannya untuk memiliki balon yang ia tunjuk. Mau tidak mau Jaekyung kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya untuk mengajak ngobrol penjual balon.

Belum sempat Jaekyung mengajak bicara, namun (Name) sudah keburu menyusul, (Name) tidak mau kejadian serupa terulang kembali, makanya ia khawatir kalau membiarkan Jaekyung berkeliaran tanpa ada dirinya di samping.

         "Apa yang kau lakukan disini?" tanya (Name) heran.

Jaekyung menoleh ke arah (Name), dia kembali menyakukan ponselnya. Merasa penerjemah pribadinya sudah datang jadi Jaekyung menyerahkan urusan pembelian barang pada (Name) saja.

         "Ah kebetulan sekali kau datang, (YB) ingin salah satu balon jelek itu, kau bisa membelinya kan?" jelas Jaekyung pada sang istri.

(Name) kemudian mengalihkan pandangannya pada salah satu balon yang Jaekyung tunjuk. Ia manggut-manggut mengerti, lalu (Name) berinisiatif untuk menanyakan harga balon tersebut kepada penjual.

          "Maaf pak, ini harganya berapa ya?" tanya (Name) ramah.

           "100 ribu satunya bu" jawab si penjual pada (Name).

Sontak (Name) menganga lebar, ia reflek menatap sinis pada penjual balon. Bisa-bisanya harga balon di sana mahal sekali. (Name) berdecak sebal, ia segera memprotes harga yang kemahalan tersebut.

         "Kok mahal banget sih pak! Gak bisa kurang nih?"

         "Gak bisa"

         "Ck, emangnya apa yang bikin mahal sih pak? Perasaan sama aja ini balon isinya angin doang"

         "Justru itu bu, ini angin nya premium, di ambil dari pegunungan Himalaya jadi kadar oksigen serta karbon dioksida di dalamnya masih fresh, sekali hirup dijamin meninggal. Kalo ngehirup nya sambil berdiri di tengah rel kereta" jelas si penjual ngotot.

         "Halah! Angin ya angin! Apa-apaan beli angin mahal banget!" sewot (Name) tidak terima.

Jaekyung menyimak dengan seksama perdebatan antara (Name) dan juga penjual balon. Dia heran kenapa perkara beli balon aja mereka berdua mesti ribut terlebih dahulu. Mana baby Joo mulai terlihat tidak nyaman dan ingin segera mengambil balon pilihannya. Raut wajah baby Joo sudah memelas nyaris menangis.

          "Sepertinya mama mu tidak bisa diharapkan" bisik Jaekyung pada anaknya.

Jaekyung yang malas mendengar perdebatan mereka segera mengambil seluruh balon yang dijual oleh penjual balon keliling tersebut. Tentu saja tingkahnya mendapat lirikan maut dari (Name).

           "Heh! Kembalikan balon nya!" titah (Name) cepat.

Jaekyung mengabaikan ucapan (Name), dia malah mengeluarkan isi dompetnya. Dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikannya kepada penjual.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang