S2. 1. Dissapointment

2.5K 292 140
                                    

Kedatangan (Name) bersama Kim Dan ke Indonesia membuat warga di sekitar kampung (Name) heboh. Pasalnya (Name) yang konon katanya mengadu nasib di negara orang tersebut akhirnya pulang namun yang menjadi perdebatan adalah kehadiran Kim Dan disampingnya.

Kim Dan juga sedikit demi sedikit belajar bahasa Indonesia sebelum ia pergi ke lokasi. Kim Dan menatap sekelilingnya, suasana perkampungan tempat tinggal (Name) memang sangat nyaman.

         "Kamu tinggal di tempat senyaman ini, bagaimana bisa kamu berpikir untuk pindah ke Korea?" tanya Kim Dan yang masih sibuk memandangi area persawahan.

         "Untuk mencari biaya tambahan, walaupun di desa ini nyaman tapi biaya tidak memadai, ibu ku juga harus sering berobat jadi aku tidak punya pilihan lain selain mencari pekerjaan dengan gaji tinggi" jelas (Name) santai.

Mereka berdua berjalan kaki seraya menyeret koper masing-masing. Alasan mereka tidak menaiki taksi online karena rumah (Name) cukup terpencil hingga taksi pun tidak bisa melintas ke dalamnya.

         "Begitu, ya aku tidak bisa menyalahkan soal itu sih"

(Name) hanya membalas dengan senyuman, tidak terasa setelah cukup lama mereka berjalan akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Rumah (Name) yang nampak sederhana membuat Kim Dan mematung. Rasanya ia jadi teringat soal neneknya yang sudah meninggal.

         "Ibu, aku pulang" kata (Name) semangat.

Mendengar suara anaknya, sontak sosok dari ibu (Name) keluar dengan di tuntun oleh sang adik. Wajah ibu (Name) nampak sangat bahagia, bahkan tubuhnya seperti mendadak sehat setelah bertemu dengan anak nya. (Name) segera berhamburan ke pelukan sang ibu.

         "Akhirnya kamu pulang juga nak, akhir-akhir ini ibu ngerasa gak tenang nungguin kamu, kamu juga gak ada kabar" lirih sang Ibu dengan tangisan penuh haru.

Melihat momentum antara ibu dan anak, Kim Dan tersenyum tipis. Sekuat-kuatnya (Name) ketika di Korea, tetap saja ia akan menjadi gadis kecil dan manja di hadapan ibu nya. Kim Dan memaklumi perbedaan sikap (Name) yang satu itu.

Ibu (Name) melepaskan pelukannya, ia kemudian menatap ke arah Kim Dan yang masih berdiri di belakang (Name). Seakan bertanya-tanya, Ibu (Name) menatap sang anak.

          "Kamu bawa calon suami nak?" tanya ibu (Name) kaget.

(Name) menggeleng cepat, ia kemudian menoleh kearah Kim Dan yang masih belum mengerti bahasa Indonesia. (Name) memperkenalkan Kim Dan pada ibu dan juga adiknya.

         "Dia namanya Kim Dan, tapi aku memanggilnya Dokter Dan karena bagiku dia itu dokter yang udah menyelamatkan ku selama disana. Dia juga mengantarkan ku kesini untuk memastikan kalau aku baik-baik saja sampai rumah" jelas (Name) diakhiri cengiran lebar.

Setelah mendengar penjelasan (Name), barulah ibu (Name) menyambut Kim Dan dengan baik. Ia seakan berterimakasih banyak kepada Kim Dan. Fakta yang kalian baru ketahui adalah ibu (Name) juga bisa berbicara dengan bahasa Korea setelah diajarkan oleh adik (Name) berulang kali.

          "Terima kasih banyak karena sudah membantu anak ku selama di Korea. Aku tahu pasti dia merepotkan mu kan nak? Aku minta maaf soal itu" ungkap ibu (Name) seraya menunduk sopan.

Kim Dan menggeleng panik, ia juga ikut membungkuk sopan. Padahal Kim Dan merasa dia yang selama ini merepotkan (Name) karena masalahnya.

         "Tidak, aku yang seharusnya berterimakasih kepada (Name), dia sudah banyak membantu ku juga" balas Kim Dan ramah.

        "Baiklah kalau begitu kita masuk yuk nak, kebetulan ibu udah nyiapin masakan enak buat kalian" ajak Ibu (Name).

        "Ibu, bukannya udah aku bilang kalo di rumah gak perlu masak segitunya cuma buat nyambut aku" keluh (Name) tidak enak hati.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang