EXTRA PART 4

5.3K 207 17
                                    

"jadi kamu sekongkol sama mama?" tanya Prama nampak kaget dan Phuwin hanya mengangguk tersenyum.

"nggak, nggak."
"gak bisa." ucap Prama merogoh ponsel.

"mau ngapain?" Phuwin mencekal tangan Prama yang sudah menggenggam ponselnya.

"nelpon mama lah."
"demo keluarga."

"gak usah."
"kan yang penting aku udah disini." Phuwin bergerak mengalungkan tangannya di leher Prama bersembunyi di balik ceruk lehernya membuat lelaki tampan tersebut luluh.
Prama usap punggung kekasihnya menikmati rasa rindu yang terbalas perlahan mengecupnya berulang-ulang. Phuwin mendongak dan bibir keduanya bertemu saling mengecup pelan semakin lama menjadi lumatan dengan cecapan kasar.

Phuwin peluk erat leher kekasihnya merapatkan badan seolah tak ada lagi yang dapat memisahkan, tangan Prama terulur menekan tombol di sampingnya membuat sandaran kursi sebelah kemudi turun semakin rendah.
Prama pindahkan kekasihnya kesebelah bergerak mengungkung Phuwin di bawahnya. Matanya melebar saat Phuwin menarik kerah kemejanya membuatnya merunduk rendah dengan berani melumat bibirnya, Prama membuat senyuman kecil membalas lumatan kekasihnya.

Tangannya tergerak mengusap pinggang Phuwin bergeser pada pengait celana bahannya. Ia usap milik kekasihnya setelah terbebas dari pengait yang mengganggunya. Phuwin mulai gelisah saat Prama meremas pelan milik pujaannya.

"haaah." nafas berat Phuwin saat lumatan mereka terpisah.

Prama lepas pengait celana nya, merendah bergerak atas bawah membuat milik keduanya bergesekan.

"Praaammhh."

"em?"
Phuwin tak melanjutkan ucapannya, ia memejam merasa tubuhnya meremang.
Prama luruhkan celana keduanya, mulai memainkan jemari kekarnya di pusat kenikmatan kekasihnya.

"Praaamhh."

"apaa?" lirihnya tepat di telinga Phuwin membuatnya memejam rapat.

"aaahh." desah Phuwin saat dua jari Prama mulai masuk.

"rindu, hm?" tanya Prama lirih namun Phuwin tak perduli.

Prama tahan paha Phuwin membuat kenikmatannya semakin terbuka lebar semakin mempermudah jarinya keluar masuk. Phuwin menggeleng gelisah dengan nafas memburu. Melihat paras kekasihnya yang semakin cantik nan imut membuat Prama tak lagi bisa menahan diri. Ia cabut jarinya.

"aaaaaakkhh." erangan Phuwin terdengar saat Prama menghentakkan miliknya penuh.
Prama mulai bergerak keluar masuk pelan, membuat Phuwin gemetar kecil sebab sensasi geli nikmat dari batang besar kekasihnya.

"Praaamhh."

"apa sayang?" Prama selalu membalas lirih ucapan Phuwin di samping telinganya membuat sang pemilik semakin gelisah sebab hembusan nafas dan suara Prama menggelitik hasratnya.

"aaahh ah sayangh aah." desah Phuwin saat Prama mempercepat gerakannya. Tempat yang sempit seakan tak mengganggu percintaan mereka.

Prama semakin mempercepat tusukannya membuat Phuwin mencengkram sandaran kepalanya, bergerak gelisah menahan serangan Prama yang seolah tengah balas dendam atas menghilangnya dirinya.

"sayaanghhh aah hah hah eeeemhh."
"sssstt hah ah Pramhh aaaaaaa." desahan dan rengekan semakin terdengar keras, membuat Prama merasa senang dan semakin bernafsu.
Ia merunduk melumat kasar bibir Phuwin, turun ke leher memberi tanda kepemilikan penuh di leher Phuwin.

Phuwin mencengkram kemeja Prama yang telah basah oleh keringat. Tiba-tiba sebuah mobil mercy GT63 berhenti di samping mobil Phuwin yang bergoyang. Bukannya berhenti Prama malah mempercepat gerakannya.

"aaaaaa Praaaamh."
"aaad__ aaahh adah yangh liaaaathh hah aaah emmmh." Phuwin mendesah mengerang keras.
Rasen dan Nata yang paham kegiatan mereka di dalam mobil mengklakson dua kali lalu melanjutkan perjalanan mereka.

Prama merapatkan tubuh mereka dengan tusukan semakin cepat membuat suara pertemuan tubuh mereka memenuhi seisi mobil. Phuwin menggeleng cepat mendongak merasa di ujung kenikmatannya.
Prama memeluk kepala kekasihnya mempercepat keluar masuk miliknya.

"aaaaaaakkhhhh." erangan Phuwin terdengar bersamaan dengan tubuhnya yang membusung gemetar membuat Prama tak melepas pelukannya. Mengecup puncak kepala Phuwin berulang kali dan Phuwin hanya terkulai pasrah lemas tak bertenaga.

"jangan pergi lagi." lirih Prama dan Phuwin hanya mengangguk dengan nafas yang masih memburu.

Prama segera membersihkan tubuh Phuwin, membawa Phuwin menuju condo miliknya membalas rasa rindu yang membuatnya menggila.

•••

1 Bulan kemudian.

Dua pasang kekasih yang baru saja melangsungkan upacara pernikahan tengah berada di sebuah pantai duduk bersama menatap matahari yang mulai mencari tempat persembunyiannya. Sorot jingga mewarnai keempat orang tersebut.
Nata dan Phuwin menyandarkan kepala nya di bahu pasangan mereka.
Nata mendongak membuat Rasen merendahkan pandangan.

"maaf buat semua kesalahpahaman yang membuat kita berpisah sementara." lirih Nata menatap manik Rasen.

Phuwin juga melakukan hal yang sama, mendongak bertatapan dengan Prama.

"maaf sempat berpikir buruk dan meragukan perasaanmu hingga kita harus berpisah beberapa tahun lama nya." lirih Phuwin memejam mengusak leher Prama.

Kedua pasangan tersebut saling berciuman seolah tak sungkan satu sama lain, di saksikan sang surya yang nampak malu melihat kegiatan pasangan yang baru resmi menikah tersebut.








..

TROUBLEMAKERS || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang