26.

3.2K 214 20
                                    

FLASHBACK ON

"pulang?" tanya seorang pria paruh baya yang baru masuk ke dalam mansion pulang dari perjalanan bisnisnya.

"pulang tuan."
"tapi wajahnya lebam." jelas kepala pelayan membuat pria tersebut menghela nafas kasar.

"pusing sekali aku memikirkan anak nakal itu."
"cara apa lagi yang harus ku tempuh." keluhnya berjalan menuju kamar anak bungsu nya.

"ambilkan kunci cadangan." ucap pria tersebut pada kepala pelayan yang mengikutinya. Kamar yang selalu terkunci rapat dan hanya boleh dibuka oleh pemiliknya, jika privasinya di langgar maka seisi rumah akan berantakan dibuatnya.

"tidak di kunci tuan." jawaban tersebut membuat tuan besar pemilik mansion menoleh cepat ke arah belakang.

"kau yakin?"

"tadi saya sudah memeriksanyaa tuan."

Pria tersebut segera membuka pintu menyalakan lampu untuk menerangi ruangan gelap tersebut. Mata langsung tertuju pada pemuda yang tengah tertidur pulas di atas ranjang besarnya.
Ia mendekat duduk di tepi ranjang menyibakkan rambut yang menutupi wajah sang anak yang terdapat banyak luka lebam menghiasi paras tampannya. Tatapannya sendu dengan pelupuk mata yang mulai mengembun tak tega melihat wajah putra bungsunya, sekeras apapun sifatnya dia tetap menyayangi anaknya.

Matanya mengedar ke seluruh ruangan, memicing saat melihat sebuah foto di tembok dekat meja belajar putranya. Ia beranjak mendekat mengamati foto seorang anak laki-laki dengan paras tampan dan senyuman manis membuatnya ikut tersenyum.

Dia membuka satu buku di atas meja menemukan satu foto tertempel rapi dengan tulisan "Dana Natachai." disamping fotonya.
"manis." tertulis kecil di pojok fotonya.
Dia menarik satu foto yang terpanjang di dinding berjalan menuju ruang kerjanya.

"cari tau informasi seseorang untukku."
"setelah ini ku kirim fotonya, serahkan dalam 15 menit." ucapnya di sambungan telepon setelah memasuki ruangan.

15 menit kemudian.

Pria tersebut segera membuka emailnya saat mendengar suara notifikasi masuk, membaca dengan teliti informasi seseorang yang dia cari.
Dia meraih ponselnya mencari nomor tangan kanannya.

"sebentar lagi kenaikan kelas bukan?"

"iya tuan." ucap seseorang di balik sambungan telepon.

"hubungi pihak sekolah, bagaimanapun caranya atur Rasen dan Dana natachai menjadi satu kelas."
"sumbangkan 500 juta untuk pengelolaan gedung sebagai tanda terimakasihku pada pihak sekolah." titahnya mutlak pada orang kepercayaannya.

"siap tuan." Ia segera memutuskan sambungan teleponnya menyandarkan badannya ke kursi.

"mari lihat perubahannya." ucapnya sendirian.

5 bulan kemudian.

"bagaimana?" tanya papa Rasen pada orang yang berdiri di depannya.

"tuan muda tidak lagi membuat masalah yang berarti tuan."
"tapi tuan muda sering kali membuat ulah memancing perkelahian dengan anak tersebut."
"kemarin saya juga mendapat telpon tuan muda memecahkan kaca sekolah karna bermasalah dengan anak itu." bibir pria paruh baya tersebut terangkat tipis.

"cara yang buruk mencari perhatian." "sama sepertiku." kekehnya pelan.

"bagaimana dengan geng motornya?"

TROUBLEMAKERS || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang