6.

3.8K 280 12
                                    

Hari ini pelajaran Nata lumayan tenang karna pengganggu disampingnya tak mengikuti pelajaran, ditengah proses belajar mengajar speaker di pojok kelas bagian atas berdengung membuat seisi kelas diam.

"mohon maaf mengganggu proses belajar mengajar."
"untuk siswa yang mengikuti club futsal mohon segera ke kantor, terimakasih."

Phuwin yang juga mendengar pengumuman mencolek pundak sahabatnya dan Nata menoleh tanpa membalikkan badan.

"latian?" tanya Phuwin.

"gak tau." jawab Nata mengedikkan bahu.

"pak saya izin ke kantor." ucap Nata sembari mengangkat tangannya dan guru di depan mengangguk mengizinkan.

Nata melangkah menyusuri deretan kelas bisik-bisik samar terdengar saat dia melewati kelas yang pintunya tak di tutup.
Dari kejauhan terlihat seseorang tersenyum cukup manis saat melihat Nata mendekat, bohong kalau Nata bilang dia tak terpesona tapi hatinya juga masih nyeri saat mengingat melihat Dewa jalan bersama kakak kelasnya.

"Nat kamu kenapa?" tanya Dewa saat melihat siku Nata di perban dan beberapa lecet di tangan Nata.

"gak papa kak jatoh aja kok."

"nanti mau ada latian kamu istirahat aja, gak usah ikut dulu kan masih sakit." terlihat nada sedikit khawatir dari ucapan Dewa membuat Nata menahan senyum.

"aman kok kak."
"kan yang luka tangan bukan kaki." Dewa tersenyum mengacak rambut Nata.

Pelatih mereka datang, semua anggota club diarahkan ke aula untuk pemberitahuan pertandingan mereka.

•••

Kelas

"kerjakan romawi dua." ucap guru di depan lalu melangkah pergi keluar kelas.

Prama meletakkan kepalanya diatas meja menghadap teman sebangkunya, dia diam menilik tangan Phuwin yang terlihat terluka dan wajah yang muram.

"itu tangan pas jatoh malming kemarin?" tanya Prama membuat Phuwin meliriknya dan luka di tangannya bergantian, lalu kembali fokus pada esai nya tanpa niat menjawab.

"bisu kali ni anak." celetuk Prama membuat Phuwin kesal.

"lo diem bisa gak?!!!" ucap Phuwin dengan nada sedikit tinggi.

"ya gak usah ngegas anj."
"gw cuma nanya." ucap Prama tak kalah ngototnya, ia mengalihkan kepalanya membelakangi Phuwin matanya memejam mencoba tidur.

Bel istirahat telah berbunyi dan sebagai teman yang baik dia selalu menonton Nata latihan jika jadwal latian mereka tak bersamaan, ia segera merapikan bukunya mengumpulkan tugas lalu berjalan ke kantin membeli camilan untuk temannya menonton Nata latihan.

~~

Latihan sahabatnya sudah di mulai dia duduk di kursi panjang dibawah pohon yang menghadap ke lapangan, Phuwin menonton dengan serius sesekali memakan camilannya.

Dia tersentak girang saat Nata berhasil mencetak gol, meskipun melawan teman sekolahnya sendiri tapi Phuwin cukup menikmati menonton aksi sahabatnya.

~

Seorang laki-laki tampan terbangun dari tidurnya saat mendengar suara riuh di luar kelas, dia beranjak keluar mengintip lantai bawah dari balkon depan kelas membuatnya segera melangkah ke bawah saat melihat seseorang yang tak asing duduk sendirian di pinggir lapangan.

"wiiiiiih supportive boyfriend." ucap Prama duduk di samping kanan Phuwin, dengan lancang tangannya masuk ke bungkusan keripik kentang milik orang disampingnya membuat sang pemilik melotot memukul tangan Prama.

"modal!!!" bentak Phuwin kesal, baru ingin berucap lagi, suara teriakan Nata mencetak gol kembali terdengar membuat Phuwin teralihkan dan Prama mendapat kesempatan emas.
Semua kegiatan tersebut tak luput dari perhatian seseorang yang berada di rooftop sekolah menatap ke bawah.

~~

Phuwin benar-benar tak bisa menonton dengan tenang karna gangguan orang di sebelahnya membuat dia menahan emosi. Belum selesai dengan satu orang, datang lagi temannya yang semakin membuat Phuwin hampir gila.
Rasen datang membawa sepasang balon supporter duduk disamping Phuwin memukulnya dengan penuh tenaga.

"kalian bisa stop gak sih??!!!" bentak Phuwin berdiri meraih kerah baju Prama siap melayangkan satu pukulan.

"lo mau apa??!!" tanya Prama menunjuk-nunjuk pipinya dengan telunjuk.
"pukul nih pukul kalo lo berani!!" lanjutnya dengan senyum mengejek.

Nata yang melihat kejadian tersebut segera berlari meninggalkan permainan.

"Phu udah Phu." ucap Nata memposisikan diri di depan sahabatnya mengalungkan satu tangannya di leher Phuwin berniat melerai.

"dia yang mulai Nat." ucap Phuwin dengan nada emosi.

"udah udah."
"inget papa lo Phu." Nata berusaha menenangkan Phuwin menepuk pelan kepalanya dan Phuwin yang mendengar ucapan Nata langsung melepas cengkramannya di kerah Prama.

"gay kayak kalian beraninya cuma gertak doang!!" ucapan Prama membuat kesabaran Phuwin benar-benar habis dan langsung melayangkan satu pukulan di pipinya.

Prama melotot kaget dengan tindakan Phuwin, berniat membalas namun di tahan orang di sekitarnya.

"kalian berdua ikut ke kantor." ucap seorang guru yang baru datang.

~~

Dua orang yang terlibat perkelahian tersebut saling diam, tak berselang lama kedua orang tua mereka datang dan yang lebih mengejutkan ternyata papa Prama adalah Boss papa Phuwin dikantor.

Guru BK berusaha menjelaskan masalah yang terjadi dan memberikan wejangan-wejangan untuk Prama dan Phuwin.

"untuk sekarang pihak sekolah hanya akan memberi point tapi jika terjadi lagi terpaksa kita beri skorsing untuk keduanya." kedua wali murid mengangguk meminta maaf atas kelakuan anak-anak mereka dan bergegas pergi meninggalkan ruang BK.

•••

Seorang most wanted sekaligus pembuat onar di sekolah berniat kembali ke kelas, entah kenapa dia ingin lewat di tangga yang jarang digunakan siswa. Dari jauh dia mendengar suara tamparan yang menggema karna tangga tersebut berbentuk lorong.

Plaaak!!!
Samar-samar Prama mendengar suara seseorang berbicara dengan nada tinggi.

"bisanya bikin malu aja!!!"
"kapan kamu mau banggain papa, Phuwin??!!!"
"kamu gak bisa sekolah yang bener??!!!"
"papa kerja pagi sampe malem buat biayain kamu, bukan buat jadi anak urakan begini?!!"
"apa gak usah sekolah sekalian?!! iya??!!"

"maaf paaa." lirih Phuwin menunduk.

"tinggal sekolah yang bener, belajar basket sampe jadi atlet yang bener susah banget di atur!!."
"kecewa papa sama kamu."
"gak berguna."
"gak bisa nyenengin orangtua." cela papa Phuwin mulai melangkah menuruni tangga.

Prama yang mulai mendengar langkah kaki bergegas turun, memposisikan diri sedikit menjauh dari tangga seolah baru saja datang.

Papa Phuwin yang melihat anak boss nya langsung mengangguk tersenyum dan di balas oleh Prama.
Dia segera menaiki tangga dan langkahnya berubah pelan saat melihat Phuwin duduk menyembunyikan wajahnya di antara lengan.
Dia terus berjalan menengok kebelakang namun Phuwin tak kunjung mengangkat kepalanya sampai pandangannya tak bisa melihat Phuwin lagi.

•••

Seorang laki-laki menunduk memasuki ruang kelasnya yang sedikit riuh sebab guru mereka belum memasuki kelas, dia melirik sekilas yang hanya ada sahabatnya.

"duduk sini aja Phu." ucap Nata menepuk bangku sebelahnya.
Nata memicingkan mata saat melihat semburat merah di pipi sahabatnya, meraih dagu Phuwin membuatnya sedikit mendongak.

"lo abis nangis?"
"di pukul lagi Phu?" Phuwin hanya diam menatap sendu kearah sahabatnya dan Nata hanya bisa bernafas kasar melihat orang di sebelahnya kembali merasakan pukulan akibat tak bisa memenuhi ekspektasi ayahnya. Nata mengusap bahu Phuwin pelan mencoba memberi kekuatan.

Tak berselang lama guru mereka memasuki kelas, mereka mengikuti pelajaran cukup tenang sebab dua pembuat onar tak mengikuti pelajaran setelah kejadian tadi.








TROUBLEMAKERS || JOYLADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang