Belajar sihir

19 3 0
                                    



Pedro di perintahkan untuk segera mebereskan kekacauan yang baru saja terjadi oleh Apollyon. Sedangakn pria itu kini sudah berlari kalang kabut dengan putrinya yang berada di gendongannya.

Para pelayan yang tidak bisa berkelahi mulai keluar dari persembunyian mereka bersama dengan sang Grand Duchess.

Wanita itu keluar dengan wajah yang begitu tegang dan khawatir, wajahnya semakin menegang saat melihat suami dan putranya berlari dengan Thea di gendongannya.

"Putriku!" teriak Dianna.

Naina yang ikut berkelahi kini sedang berada di ruang perawatan karena mencoba mengalihkan musuh yang mengejar nonanya.

"Panggilkan tabib!" teriak Theo pada siapa saja.

Para kesatria yang berada disana berlari kalang kabut mencari tabib. Salah satu kesatria bayangan milik Apollyon segera membuka portal yang langsung menuju rumah tabib kepercayaan keluarga Everly.

Sang tabib yang kala itu baru saja melakukan makan malam dengan keluarganya dibuat tersedak dengan kedatangan kesatria bayangan dengan pakaian full hitam dan tudung hitam.

Putri dan istri sang tabib bahkan sudah berteriak histeris karenanya. Mencoba memukul dadanya agar pernafasannya kembali normal, tabib itu dengan langkah pelan menghampiri sang kesatria.

"Nona Muda tidak sadarkan diri,"

Hanya itu ucapan yang keluar dari mulutnya dan langsung menarik lengan si tabib dan membawanya kedalam portal.

***

"Bagiamana keadaannya? Baik-baik saja?" tanya Apollyon dengan tidak sabar.

"Sabar, suamiku. Biarkan tabibnya bekerja." ujar Dianna.

Di saat seperti ini, hanya Dianna yang bisa bersikap tenang. Dia memang khawatir dengan putrinya, namun suaminya itu yang malah bertingkah berlebihan dan kadang bisa membuat nyawa orang lain hampir meregang.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, My Lord. Nona, baik-baik saja. Hanya lelah karena terlalu banyak menggunakan mana. Mananya juga stabil." ucapan sang tabib bagai angin segar.

"Kau yakin? Dia tidak akan mengalami seperti yang sebelumnya?" tanya Theo yang masih was-was.

"Tidak, Tuan Muda. Semuanya sudah kembali normal. Nona juga sudah bisa menggunakan mananya, meskipun dia tidak sadar saat memakainya." ujar si tabib.

"Dia mengatakan ingin berlatih sihir. Apa itu tidak masalah?" kini Apollyon yang bertanya.

"Saya rasa tidak papa, tubuh Nona sepertinya sudah bisa menerima sihir miliknya."

Apollyon mengangguk mengerti. Jika memang sudah tidak masalah, dia sendiri yang akan menjadi guru untuk putrinya.

"Saya akan menyiapkan beberapa obat yang mampu memulihkan tenaga Nona dengan cepat," kembali Apollyon mengangguk.

***

Besok paginya Thea sudah bangun dengan tubuh yang segar dan terasa ringan.

"Kemana Naina? Kenapa dia tidak membangunkanku?" bingung Thea yang bangun sendiri di kamarnya. Biasanya pagi-pagi sekali pelayan pribadinya itu sudah berisik menyuruhnya bangun.

Thea mulai mandi dan menyiapkan segala keperluannya. Setelah merasa semua siap dan penampilannya sudah rapi, dia keluar dari kamar menuju meja makan.

Saat tiba, keadaan masih sepi. Beberapa pelayan menunduk hormat padanya dan Thea segera duduk di tempatnya.

Make My Own ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang