Acara Theo

24 4 0
                                        



Hari yang di tunggu sudah tiba. Acara ulang tahun Theo akan di gelar malam ini.

Selain pesta ulang tahun, acara ini bisa disebut sebagai pesta kedewasaan. Dimana mereka sudah bisa mulai terjun dalam politik dan lain-lain.

Thea sudah siap dengan gaunnya, dia bersiap mulai pagi hari dan setengah jam yang lalu dia baru selesai dengan semua persiapannya. Dia bahkan sudah tertidur dua kali tadi.

Thea dengan pandangan malas menoleh kearah Naina. "Sudah selesai semua, Nona." ucap Naina yang tahu arti pandangan Thea.

"Kak," ketukan pintu dan di susul suara adiknya membuat Naina segera membuka pintu kamar Thea.

"Kakakku sudah siap?" tanya Theo pada Naina.

"Sudah, Tuan Muda." jawab Naina.

Theo di sambut wajah cemberut kakaknya saat keluar dari kamarnya. Pria yang akan melaksanakan pesta kedewasaannya itu hanya mampu menghela nafas melihat kakaknya.

Entah kemana perginya kakaknya yang super feminim itu. Theo menyodorkan lengannya langsung di sambut oleh Thea.

Hari ini dia akan menjadi pendamping adiknya, di karenakan Thea dan adiknya sama-sama tidak punya pasangan.

Nama mereka sudah di teriakkan dan Thea masih bermuka masam "Senyum kak. Jangan membuat mereka mengira yang tidak tidak," tegur Theo.

Thea menatap adiknya sambil menarik senyumnya. Theo tersenyum puas dan mulai melangkah kan kakinya.

Para Bangsawan begitu fokus kepada dua manusia yang baru datang itu. Mata para pria tidak lepas dari Thea dan para gadis memfokuskan matanya pada Theo.

Visual mereka memang tidak bisa di ragukan lagi. Sayangnya baru kali ini mereka bisa di buat terkesima oleh pesona putri sulung Grand Duke Everly. Tanpa mereka sadari ada satu pria yang tersenyum menatap Thea.

Radar Thea merasa ada satu mata yang menatapnya dengan intens. Dia mulai mengedarkan pandangannya dan berhenti di satu titik, yaitu mata Edmund.

Dia datang.

***

Karena pihak kerajaan datang, ayahnya hanya naik dan mengucapkan kata sambutan. Raja lah yang memulai acara ulang tahun dan kedewasaannya.

Thea sama sekali tidak fokus dengan omongan sang Raja yang menurutnya sangat lama itu. Dia begitu fokus pada pria yang tidak lepas menatapnya sedari tadi. Mereka asik menatap satu sama lain tanpa orang lain sadari.

"Thea!" tegur ibunya dengan suara kecil.

Thea terperanjat dan mulai fokus menghadap sang Raja. Mata Thea mulai beralih ke sebelah Raja Gracewell dan terus seperti itu.

Karena dirinya pernah bertemu dengan Seamus tentu saja dia sudah tahu. Tapi dia bertemu Astin hanya sebentar saat itu. Sekarang dia bingung mana pangeran pertama dan mana pangeran kedua.

Kelemahan Ghea yang dulu adalah mengenali wajah orang, tapi mudah hafal dengan suara.

Kini kelemahannya terbawa kedunia ini, dan dia mulai bingung.

"Ck! Ini Astin yang mana... Perin yang mana..." bingungnya.

"Theo ..." bisik Thea pada adiknya.

Adiknya itu hanya menoleh dan menunggunya bertanya. "Astin yang mana? Perin yang mana? Aku tidak tahu." tanyanya.

Karena setelah ini mereka harus memberi salam pada Raja dan keluarganya. Theo mulai menjelaskan pada kakaknya, Thea hanya mengangguk saja.

***

Make My Own ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang