The End

41 2 0
                                        



Hari berlalu dengan cepat. Kini hari pernikahan kedua nya sudah berada di depan mata.

Wajah sang penganting wanita sedari sudah di tekuk. Para perias ingin menegus, namun mereka takut dan berakhir dengan diam saja. Sedangkan sang pengantin pria sedang mempersiapkan diri nya dengan baik. Sangat terbalik.

"Tuan, apa anda yakin calon Duchess bisa menerima semuanya? Tuan terlihat memeksa." ucap Nox.

"Kalau tidak di paksa, calon Duchess mu itu mana bisa di taklukkan. Tau kan kepribadian nya?" ucap Edmund.

Nox mengangguk. "Tapi, terlihat sekali jika Nona Thea sangat tidak suka akan aturan, dan menjadi Duchess berarti dia tidak akan sebebas sebelumnya." ucap Nox.

Edmund berdecak. Tangan kanan nya ini kenapa sangat khawatir? Dia saja tidak. "nox, berhenti khawatir. Dia akan baik baik saja." ucap Edmund.

"Baik, Tuan."

.

"Sepupuku terlihat sangat cantik sekali. Aku kira, aku yang akan menikah lebih dulu." ucap Seamus sedetik setelah masuk ke dalam kamar Thea.

"Terlihat jika aku peduli," sinis Thea.

Semuas terkekeh. Dia berjalan mendekat ke arah sepupu perempuan nya. "Memang apa salahnya menikah dengan Edmund? Meski terlihat gila seperti itu, dia pria yang baik." ucap Seamus. Dimana saat Thea yang mendengar, itu seperti Seamus sedang melakukan promosi.

Lebih tepatnya, pria baik yang di buat mati perasaan nya oleh keluarganya.

"Kau yakin dengan tunanganmu itu?" tanya Thea yang kini topiknya sudah berganti.

"Kenapa?" Seamus mengangkat sebelah alis nya.

"Karena aku tidak yakin. Aku merasa ada yang lain dengannya," jawab Thea dengan mengedikkan bahu.

"Dia putri mahkota, Thea." peringat Seamus.

"Bukan putri mahkota, tapi calon. Dia belum menikah denganmu. Banyak kemungkinan yang terjadi sebelum hari itu tiba." ralat Thea.

Para perias dan yang membantu Thea bahkan sudah berkeringat dingin. Sedangkan yang menyulut amarah sang putra mahkota malah santai memejamkan matanya.

"Kamu tau kamu keterlaluan, kan?" tanya Seamus.

"Aku? Tidak. Aku hanya mengungkap kan apa yang aku rasakan. Apa itu larangan di kerajaan? Aku tidak tau jika kerajaan begitu sangat tidak pengertian dan fleksibel." ejek Thea.

Seamus keluar dari kamar Thea dengan wajah memerah menhan amarah. "Dia bersumbu pendek sekali dan juga bodoh," rutuk Thea.

Dia bahkan tidak peduli kemana Seamus pergi sekarang. Baginya Seamus apalagi Carina sama sekali tidak penting. Dia hanya ingin Seamus mencari tahu siapa tunangannya dan kenapa para monster akan menyerang. Hanya itu.

"Aku jadi tidak bisa menikmati transmigrasiku," lirih Thea.

*)_(*

Setelah semua rangkaian upacara selesai, kini mereka berpesta. Thea hanya duduk di kursinya dengan tidak minat.

"Apa masih lama?" tanya Thea pada Edmund.

"Kenapa?" tanya Edmund balik.

"Aku bosan." ucap Thea.

Edmund mengangguk mengerti. "Tunggu sebentar lagi." ucap Edmund.

Tidak lama setelah Edmund berbicara seperti itu, tiba tiba saja ada angin kencang yang berhembus memasuki aula pesta. Edmuns dan Thea saling berpandangan, perasaan keduanya tidak enak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Make My Own ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang