"Sial! Gadis itu kenapa sekarang jadi seberani itu." kesal Carina.
Gadis itu terus berjalan mondar-mandir di kamarnya. Wajah cantik yang biasanya memiliki ekspresi polos itu kini berubah, penuh kerutan dan emosi.
"Nona Carina .. Waktunya anda bangun dan sarapan." suara pelayan dan ketukan pintu membuat emosi Carina semakin naik
"Diam!!! Suaramu membuatku kepalaku sakit!" sentak Carina.
Tak sampai sedetik suara pelayan dan ketukan pada pintunya terhenti. Ini lah Carina yang asli, penuh dengan emosi yang meluap-luap. Jika merasa tidak senang akan sesuatu, dia tak segan melampiaskan emosinya pada pelayan-pelayannya.
Sayangnya saat keluar dari mansion Ramon, semua itu tidak terlihat. Carina akan mengubah pribadinya menjadi gadis yang lemah lembut dan butuh perlindungan.
Para pelayan kediaman Ramon tidak ada yang berani menegur atau berkomentar. Karena bila itu erjadi nyawa mereka lah taruhannya. Mereka juga harus membual ke seluruh pelayan lainnya, jika Carina begitu baik hati dan mereka sangat bangga bekerja di bawah perintahnya.
***
Pintu terbuka setelah tertutup hampir dua jam. "Mana makananku?" tanya Carina dengan ketus.
"Disini Nona. Saya akan bawakan masuk," ucap pelayannya dengan kepala yang di tundukkan.
Mendorong troli makanan masuk dan saat mulai di hidangkan disanalah mala petaka kembali datang. Carina dengan kasarnya melempar makanan itu ke lantai hingga berserakan.
Pekikan tertahan sang pelayan membuatnya malah semakin emosi. "Aku tidak menyuruhmu mengeluarkan suara," sentaknya dengan nada dingin.
"Maaf Nona, saya..."
"Aku juga tidak menyuruhmu menjawab ucapanku." potong Carina.
"Bersihkan dan beri aku makanan yang baru. Berani sekali pelayan rendahan sepertimu memberiku makanan dingin," desisnya tidak suka.
Tanpa banyak bicara si pelayan langsung membersihkan makanan yang berserakan. Membutuhkan waktu untuk membuat makanan baru dan begitu sampai dia kembali terkena omelan Carina karena terlalu lama.
"Siapkan pakaianku. Pastikan itu pakaian dengan model terbaik dan mahal. Aku ingin menunjukkan siapa diriku pada si lemah Thea," perintahnya.
"Baik Nona,"
***
Dengan langkah yang percaya diri, Carina masuk ke dalam mansion Everly. Pedro yang akan keluar mansion langsung menghadang langkah Carina.
"Maaf Lady Ramon, apa yang anda lakukan disini?" tanya Pedro dengan sopan.
"Menemui Putra Mahkopa," ucapnya dengan senyum yang di buat sangat manis.
"Dengan menyesal saya katakan jika Putra Mahkota sedang tidak berada di kediaman," ucap Pedro.
Carina mengerutkan dahinya, "kemana Putra Mahkota pergi?" mencoba membuat nada suaranya terdengar lembut.
"Beliau ikut Nona Thea dan Tuan Muda Theo pergi untuk berjalan-jalan."
Satu jam sebelum kedatangan Carina~
Setelah mendatangi ayahnya, Thea melangkahkan kakinya ke tempat adiknya berada. "Theo," panggil Thea.
Theo segera menghilangkan sihirnya dan berlari kearah kakaknya. "Ada apa, kak?" tanyanya.
"Kita seharusnya sudah pergi sekarang," rajuk Thea.
Theo yang tidak sadar sudah menghabiskan banyak waktu untuk berlatih meringis kecil. "Maaf kak, aku lupa waktu." sesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make My Own Choice
FantasiaSetelah menerima undangan ke sebuah pulau bersama 12 orang lainnya. Masing-masing dari mereka menerima perhiasan dan dia menerima gelang cantik bermata berlian, setelah memakainya Ghea Kanaya terlempar ke suatu tempat asing. Ghea terpaksa harus bera...